013: aura pengantin muda

126K 9.2K 216
                                    

Happy reading!!

***

Pukul 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul 11.15 menit pesawat mendarat di bandara Denpasar. Setelah perjalanan selama kurang lebih 55 menit dari Surabaya.

Sekarang Yolan, Amara beserta keluarganya sedang menunggu mobil taksi untuk mengantarkan ke Hotel.

"Taksinya baru ada satu. Mau siapa duluan yang naik?" Tanya Mamah Ami saat sebuah taksi berhenti di depan mereka.

"Papah, Mamah sama bang Wira duluan aja. Nanti aku sama Yolan naik taksi selanjutnya." Kata Amara.

"Tapi yang booking hotelnya kan kamu. Kamu ikut sama Papah, Mamah aja. Biar abang sama Yolan yang nyusul." Sahut Wira.

Yolan yang dari tadi hanya diam nyimak, sontak melotot kaget dibalik kaca mata hitamnya.

Amara sempat melirik Yolan dan senyum geli. "Oke! Abang sama Yolan ya. Dia juga tau kok hotelnya. Ya kan Yol?" Amara mengerling jail ke Yolan.

Sialan.

Yolan hanya diam saja. Masih stay cool. Hingga mobil taksi itu hendak pergi, Amara membuka kaca mobilnya dan melongok ke luar.

"Dah Yolann! Gue duluan."

Batin Yolan. Dia ngerti banget Amara pake dadah-dadah segala.

Yolan pun balas melambai-lambai tangannya sambil senyum lebar tapi matanya sangat tajam.

"Yolan, tante duluan ya." Kata Ami dari samping Amara.

Yolan langsung berubah ceria dan membalas. "Iya Tante, gapapa."

Tin!

Mobil itu pun mulai melaju, meninggalkan Yolan berdua dengan Wira.

Keduanya sama-sama berdiri bersisihan. Entah cuaca Bali hari ini yang cukup terik atau Yolan yang salah tingkah karena sebelahan sama Wira, Yolan sangat tidak kuat!

Tangannya bergerak kipas-kipas di depan wajah. Sampai akhirnya dia mencepol rambutnya untuk menutupi nervous nya.

Wira yang menyadari pergerakan Yolan hanya meliriknya saja.

Dan tak lama taksi pun datang, berhenti tepat di depan mereka.

"Ke Hotel Senopati ya pak."

Sang sopir mengangguk lalu mulai mengangkat koper bawaan Wira. Sementara Wira membawa koper milik Yolan masuk ke bagasi.

Selama di perjalanan awalnya cukup hening. Yolan masih sibuk menata hatinya yang ambyar. Namun lama-lama Yolan pun mengajak ngobrol supir taksi.

"Pak, memang di Bali setiap hari ramai gini ya?" Tanya Yolan pada sang supir, sambil melihat-lihat jalanan.

"Engga seramai ini Mba, cuma karena weekend jadi lebih banyak pengunjung."

"Turis mancanegara juga mulai banyak ya pak."

"Iya mba, dari sebulan yang lalu mulai banyak."

Yolan hanya beroh ria sambil menatap jalanan Bali yang terik hari ini.

"Mba sama mas nya ini pengantin baru ya? Lagi honeymoon di Bali." Celetuk sang supir bikin kepala Yolan sontak menoleh.

Yolan sempat melirik Wira. Namun lelaki itu terlihat tetap pada ekspresi awalnya. Diam dan datar.

Yolan pun tertawa canggung lalu beralih pada sang supir.

"Engga kok pak. Kita liburan keluarga aja. Ini abangnya teman saya." Jawab Yolan. Baru saat itu Yolan merasakan Wira menatap ke arahnya.

"Ya ampun maaf mba saya salah ucap. Dikira pengantin baru. Soalnya diliat-liat auranya bagus mba." Kekeh sang supir masih agak canggung.

Yolan ikut tertawa, agar tidak menyinggung sang supir.

Yolan lanjut menimpali dengan candaan lainnya. "Bapak biasa nerima penumpang pengantin baru ya? Sampai hafal banget auranya."

"Eheheh. Ya lumayan mba. Tampilan-tampilannya persis kaya mba sama mas nya ini. Jalan berduaan, masih pada muda-muda. Saya senang melihatnya."

"Bapak bisa aja." Kekeh Yolan. "Sayangnya tebakan Bapak kali ini meleset ya pak."

"Iya mba. Sekali lagi saya minta maaf ya."

"Gapapa, saya orangnya gak baperan kok pak." Malah kalo bisa doain aja, semoga kita beneran jadi pengantin baru ya pak. Hahaha.

"Mba nya sudah cantik, asik, baik pula. Kita sudah sampai di hotel mba Cantik."

Yolan tersenyum lembut dipuji gitu oleh orang lain.

"Engga kerasa setengah jam perjalanan ke Hotel gara-gara asik ngobrol sama bapak, usah sampai aja."

"Saya yang senang dapat penumpang yang ramah."

Yolan tersenyum lagi lalu menyerahkan beberapa lembar uang ke arah sang supir.

"Ini ongkosnya pak. Kembaliannya untuk bapak aja."

"Terimakasih banyak ya mba. Semoga enjoy liburan di Balinya."

"Iya pak. Sama-sama."

"Saya duluan mba, mas." Pamit sang supir dibalas anggukan dari Yolan dan Wira.

Setelah taksi itu pergi, Yolan mulai menyeret kopernya.

Di sampingnya Wira masih diam. Hingga beberapa meter mereka jalan, Wira baru menyeletuk. "Yolan mau tukeran kopernya?"

Yolan langsung menoleh dan agak mendongak karena tinggi badan Wira.

"Kenapa emangnya?"

"Koper kamu berat. Koper saya lebih ringan. Kalo mau kamu, bisa bawa Koper saya."

Yolan pun tersipu malu. Mleyot lah digituin sama gebetan sendiri.

"Perhatian banget sih bang Wira. Jangan-jangan bang Wira punya asrama putri ya di kontaknya."

Wira langsung membantah. "Engga."

"Masa sih?" Goda Yolan lagi.

"Saya gini cuma sama kamu."

Aihhhhh.

Yolan tambah baper mak!

"Yaudah jangan kalo gitu." Balas Yolan membuat Wira keheranan.

"Jangan kaya gimana?"

Jangan bikin hati saya tambah baper, saya takut gak bisa nahan lagi buat jujur ke bang Wira.

Tidak, tidak mungkin Yolan berkata demikian. Yang bisa Yolan katakan hanya,

"Engga jadi. Nih, bang Wira nawarin tukeran koper kan? Terimakasih banyak bang Wira yang baik hati."

Setelah mengatakan itu dan mengambil alih Koper milik Wira, Yolan nyelonong jalan duluan meninggalkan Wira.

Wira pun menghela nafasnya panjang lalu segera menyusul Yolan.

***

Vibesnya emg kaya orang honeymoon mereka🤭

Jangan lupa vote sama coment yg banyak yaaa! Biar aku semangat up nya eheheh terimakc🥰✨️

Hi, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang