029: kali kedua

115K 10.1K 520
                                    

Annyongggg
Gimana kabarnya kalian??
Setelah seminggu gak update Wirayolan, aman?? 😆😆

Bisa update karna tugas ospek besok dikit ehehehe

Semoga ini bisa ngobatin rasa kangen kalian sama WiraYolan<33

Happy reading!!

***

H-2 pernikahan Amara, Yolan terbang ke Surabaya bersama Intan dan Fika , dua teman mereka sewaktu kuliah dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


H-2 pernikahan Amara, Yolan terbang ke Surabaya bersama Intan dan Fika , dua teman mereka sewaktu kuliah dulu.

Ketiganya akan menjadi bridesmaid di pernikahan Amara. Tentu masih ada yang lain lagi, secara Amara orangnya humble. Jelas temannya banyak tidak seperti Yolan.

Singkat cerita mereka kini sudah tiba di bandara. Yolan menghubungi nomer Amara untuk mencari titik temu.

"Gue liat Amara guys!" seru Intan tiba-tiba. Fika dan Yolan yang masih telponan dengan Amara pun menoleh kearah tunjuk Intan.

"Gue di belakang lo Mar." ucap Yolan lewat hp nya.

"Apa? di belakang gue sebelah man--"

"DOR!"

"Bangsat." umpat Amara kelepasan lantaran kaget sekali. Ketiga temannya itu benar-benar kurang ajar, untung jantung Amara tidak berhenti mendadak.

"Sialan lo pada. Kalo gue gagal kawin gimana heh?!"

Yolan, Intan dan Fika tertawa bersama. Lalu ketiganya langsung memeluk Amara.

"Makin galak aja sih, yang mau nikah." Ledek Fika. Amara hanya berdecak sok sebal tapi setelahnya dia ikut tersenyum malu-malu kucing.

"Capek gak naik pesawat dari Jogja ke sini?" Tanya Amara basa-basi.

"Capekan nunggu jodoh yang gak dateng-dateng Mar." Sahut Intan.

"Yeuu malah curhat!!" Seru semuanya mengeroyok Intan. Si empu hanya cengengesan saja.

"Tunggu bentar. Masih nungguin satu orang lagi nih."

"Siapa Mar?"

"Ah itu dia orangnya!"

Ketiga teman Amara dengan kompak berbalik badan, ingin tau siapa gerangan orang itu. Dan ternyata orang itu tidak lain tidak bukan....

"Abang gue nih." Kata Amara mengenalkan Wira.

Wira datang, orang yang pertama kali diliriknya adalah Yolan.

Berbeda dengan Yolan yang sudah tidak asing lagi dengan sosok Wira, sementara Intan dan Fika baru pertama kali ini ketemu.

"Hey lo berdua! Jangan kaya orang nahan berak gitu dong mukanya!" Seru Amara.

Bangkeee.

Yolan menahan ketawa. Dia jadi ingat dulu waktu pertama kali liat Wira, ya gak jauh bedalah konmuknya kaya gitu. Ahaha.

Memang Pesona Wira gak perlu diragukan lagi bray.

"Kenalan dulu. Pegangan tangan juga boleh kok." Ledek Amara iseng.

Intan dan Fika sudah kesal sekali dengan Amara tapi mereka harus tetap jaga image di depan cogan. Di depan abangnya pula.

Intan yang pertama kali mengulurkan tangannya pada Wira.

"S-saya Intan bang." Ucap Intan ketara sekali kalau sedang grogi.

"Saya Wira."

Hanya singkat mereka berjabat tangan, Intan juga tidak kuat lama-lama!

Selanjutnya Fika. Dengan sok gemulainya dia mengulurkan tangan ke Wira. Berbeda dengan Intan yang masih malu-malu, Fika justru terkesan berani.

"Perkenalkan saya Fika, teman kuliah Amara."

"Wira."

Saat hendak melepas tangan itu, Fika justru terus menahannya dan terus tersenyum manis ke arah Wira.

Yolan lagi-lagi terkekeh geli. Bar-bar sekali temannya yang satu ini. Dulu Yolan gak segila itu kan?

Amara langsung berdeham kencang. "Ekhem! Jodoh orang jangan lo pegang kuat-kuat amat, Fik." Cibir Amara.

"Lho jodohnya kan gue sendiri." Balas Fika tidak terduga. Semuanya sontak tertawa kecuali Wira yang mukanya sudah jutek sekali.

"Ayok ah kita ke rumah gue. Keburu malem ntar."

"Kuy!" Seru Yolan.

Saat mereka hendak jalan tiba-tiba tangan Wira yang sudah terbebas dari Fika, menahan tangan Yolan. Kontan Yolan menoleh, kaget campur heran.

"Kenapa bang? Mau kenalan sama saya juga?" Canda Yolan tak lama kemudian, sambil tersenyum geli.

Wira ikut tersenyum tipis. Namun sorot matanya seperti mengatakan hal yang lain.

Wira pun menggelengkan kepala. "Sini kopernya saya bawain."

"Seriusan mau bawain??" Tanya Yolan tak menyangka. Wira balas mengangguk yakin.

"Ah dengan senang hati kalo begitu. Terimakasih bang Wira!" Kata Yolan sangat gembira.

Walaupun beberapa bulan lalu rasanya hubungan mereka tidak baik karena Wira yang tiba-tiba menanyakan statusnya dengan Adam, tapi kini Yolan tidak ingin merusak suasana.

Yang berlalu biarlah berlalu. Toh, tidak ada kelanjutan dari perkataan Wira waktu itu. Jadinya Yolan tidak ingin ambil kesimpulan sendiri lagi.

Akhirnya Yolan dan Wira jalan bersisihan sepanjang jalan menuju parkiran mobil.

Setelah waktu yang cukup lama, Yolan pikir jalan berdampingan dengan Wira tidak akan pernah terjadi lagi. Tapi sekarang? Yolan jadi tersenyum tipis.

Saat tiba di mobil Amara. Wira menduduki kursi kemudinya lalu Yolan hendak duduk di kursi belakang bersama Intan dan Fika. Tapi saat diliat si Amara ternyata ikut duduk di belakang juga.

"Dek kok kamu duduk di situ?" Tanya Wira atas kelakuan adiknya itu.

"Aku mau duduk bareng temen-temenku lah, kangen tau. Sini Yol, masih cukup kok kita berempat." Amara malah mengajak Yolan lagi.

Yolan pun masuk lalu mencoba duduk. "Geseran dikit cong, pintunya gak bisa ditutup nih."

Keempat cewek itu duduk saling berdempetan di kursi belakang. Wira yang melihatnya merasa miris.

"Pindah sini napa dek." Kata Wira lagi.

"Gak mau atuh bang, aku mau di sini aja. Udah ayo buruan jalan."

Sialan. Adik laknat. Dipikir abangnya supir apa ya. Enak banget kalo ngomong kaya ke tukang angkot aja.

"Gue aja deh yang duduk di depan." Ucap Fika tiba-tiba menawarkan diri.

Namun baru saja Fika membuka pintu mobilnya, kakinya belum turun ke tanah, Wira langsung menyeletuk.

"Yolan sini pindah depan."


***

Sampunn

Keuwuan ini dilanjut lagi nanti yak wkwkwk

Sampai jumpa lagi di chapter selanjutnya, babyee<33



Hi, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang