010: terlalu berharap

127K 9.6K 53
                                    

Annyeong~
Pembaca WiraYolan makin banyak aja nih. Gara2 kemarin masuk rangking ya😄👐

Semoga kalian suka ya✨️

Happy reading!!

***

Mobil hitam yang disetir oleh Wira perlahan memasuki kawasan rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil hitam yang disetir oleh Wira perlahan memasuki kawasan rumah sakit. Tak lama mobil pun berhenti di parkiran.

Yolan ternganga saat keluar dari mobil dan melihat bangunan rumah sakit militer tempat Wira berobat, sepertinya bangunan peninggalan Belanda.

"Rumah sakitnya luas banget ya bang." Celetuk Yolan saat jalan di samping Wira dan masih melirik-lirik ke sekitar.

"Kalo sempit namanya klinik dong." Jawab Wira sekenanya.

Yolan sontak terkikik. "Klinik aja banyak yang luas."

"Tuh tau."

Yolan menggigit bibir dalamnya menahan rasa gemas. Rasanya kaya ada manis-manisnya bisa ngobrol hal absurd sama Wira.

Mereka jalan beriringan ke dalam RS. Selagi berjalan Wira sibuk mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi temannya jika dia sudah tiba.

Yolan yang melihat Wira hampir saja nambrak seorang perawat yang membawa troli, sontak menarik tangan Wira hingga menempel ke arahnya.

Wira yang tersentak menengok dengan sorot mata bingungnya.

"Bang Wira gak liat ada yang mau lewat?" Tanya Yolan. "Bisa menang banyak mba nya tabrakan sama bang Wira." Jelas Yolan lugas membuat Wira kicep.

Wira berdeham saja. Dia kembali menyalakan ponselnya. Namun disaat itu juga tiba-tiba ada yang memanggil namanya.

"Wira!"

Si pemilik nama dan Yolan yang ada di sampingnya, menoleh bersamaan. Seorang yang ternyata dokter itu berlari kecil menghampiri mereka.

"Dari mana aja lo. Ditungguin dari tadi, orang janjiannya jam 2." katanya begitu sampai di depan Wira.

"Maaf. Jalanan macet bro." bohong Wira. Padahal karena nungguin Yolan ganti baju makanya ngaret.

"Macet apa macet." goda Panji saat tak sengaja melihat Yolan di samping temannya ini. "Bareng siapa nih? gak mau dikenalin ke gue, apa?"

Yolan yang senang disambut baik oleh teman Wira segera mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri. "Saya Yolan."

"Gue Panji, dokter sekaligus sahabat Wira."

"Biasa aja matanya, gak usah ganjen." Tegur Wira tapi ekspresisnya datar sama sekali.

Panji yang merasa tertangkap basah, terkikik malu. Kemudian dia melepaskan tangannya dari Yolan.

Sementara Yolan, jangan tanya gimana kondisi mukanya sekarang. Dia agak salah tingkah dengar Wira bicara seperti itu. Kesannya kaya Wira sedang cemburu gitu. Aw.

Hi, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang