019: ditelpon bang Wira

113K 8.6K 19
                                    

Double update gatuh😌

Semoga kalian suka<3

Happy reading!!

***

Hari ini jadwalnya Yolan bimbingan dengan pak Adam untuk yang pertama kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini jadwalnya Yolan bimbingan dengan pak Adam untuk yang pertama kalinya.

Dalam hati masih ketar-ketir. Namun Yolan coba mengikuti saran dari Amara untuk minta maaf secara sopan pada dosennya itu.

"Lebih baik lo udah coba Yol, walaupun endingnya laporan lo bisa dicoret-coret pake tulisan absurd sama pak Adam. Tapi kayanya pak Adam gak sekejam itu juga sih."

Kemarin Yolan dan Amara bercerita banyak tentang pak Adam. Panas, panas dah tuh kuping orang.

Yolan tiba di kampusnya dengan membawakan sebuah bingkisan yang berisi kue kering rasa keju dan coklat.

Sebenarnya Yolan bingung mau kasih apa.

Kasih buket bunga, malah kaya orang lagi anniversary an.

Kasih kue tart, kaya orang lagi ulang tahun.

Kasih kado kaya dasi, jam tangan, malah ngapain!!!

Akhirnya Yolan memutuskan untuk memberi kue kering saja yang dibelinya di toko cake langganannya.

Saat Yolan tiba di depan ruangan pak Adam, Yolan mengatur nafasnya dulu agar detak jantungnya bisa diajak kompromi. Tiga detik kemudian Yolan pun mengetuk pintu kaca itu.

"Masuk!" Terdengar suara pak Adam dari dalam.

Yolan menyengir begitu bersitatap dengan dosennya itu. Yolan akui, pak Adam memang ganteng seperti kata Amara. Tapi... gak tau deh.

"Selamat siang pak." Sapa Yolan berusaha tidak gugup dengan senyum semanis mungkin.

Pak Adam balas hanya mengangguk sekali lalu pindah duduk di sofa yang lebih luas.

Yolan kembali deg-deg an melihat sikap pak Adam yang beda sekali dengan waktu mereka bertemu di lift.

Mampusss. Jangan bilang pak Adam inget siapa gue lagi, makanya dia dingin banget.

"Duduk." Suruh pak Adam selanjutnya.

Yolan buru-buru duduk. Namun sebelum dia mengeluarkan laporannya, Yolan menaruh bingkisannya lebih dulu ke atas meja di tengah-tengah mereka. Sontak pak Adam meliriknya penuh tanya.

"Kamu mau sogok saya?" Tanya pak Ada masih terdengar dingin.

Cepat-cepat Yolan meralatnya. "B-bukan gitu pak. Ini sebagai tanda minta maaf saya."

"Maaf kenapa?" Tanya pak Adam lagi. Kini dia melipat satu kakinya ke atas kaki sebelah kirinya dan tangannya bersidekap di dada.

Glek.

Hi, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang