063: Awal dari kisah baru

74.7K 4.5K 216
                                    


Happy reading!!

***

Sinar matahari pagi menyorot masuk jendela kamar Yolan. Yolan yang awalnya tidur pulas kini mulai terusik karna silau nya sinar itu.

Yolan memutar badan, membelakangi jendela. Dia mencari hp nya. Ternyata sudah jam 07.10 Yolan bangun dari tidurnya. Diam sejenak untuk mengumpulkan nyawa. Setelah itu dia mengikat rambutnya. Rencana dia akan jogging pagi. Mumpung belum panas-panas amat. Lumayan muter sekali keliling komplek. Begitu pikir Yolan.

Yolan bergegas cuci muka dan ganti baju. Tak lupa dia membawa uang Cash untuk jaga-jaga jika mendadak dia ingin cari sarapan di luar.

Setelah itu Yolan ke dapur untuk minum air putih. Selanjutnya Yolan ambil sepatu lainnya dan siap keluar rumah.

Baru Yolan membuka pagar rumah, tetangga di sekitar nya sudah berkumpul di sebrang. Mereka sedang belanja di tukang sayur keliling.

Yolan pun menyapa ramah ibu-ibu itu, “Selamat pagi ibu-ibu.”

“Eh mba Yolan. Mau olahraga ya mba?”

“Iya nih bu.”

“Sendirian aja mba Yolan? Pacar nya yang ganteng waktu itu mana Mba? Kok gak pernah keliatan lagi.”

Yolan tersenyum geli. Masih inget aja ni ibu-ibu. Pastiii Wira yang selalu dicariin. Memang pesona bang Wira gak kaleng-kaleng. Batin Yolan.

“Em orang nya lagi kerja bu. Engga di Jogja.”

“Owalahh pantesan.”

“Kalo gitu saya lari duluan ya bu. Takut matahari nya makin terik.”

“Iya mba. Hati-hati di jalan.”

“Mari ibu-ibu.”

Yolan mulai berlari kecil menuju taman yang ada di komplek nya. Di sana masih terlihat ramai. Apalagi hari weekend begini. Anak-anak kecil sudah bermain sepeda. Ada juga beberapa lansia yang berjalan mengelilingi taman.

Yolan sangat suka setiap suasana pagi hari begini. Rasanya segar. Yolan pun mulai pemanasan sebelum akhirnya keliling komplek.

Walaupun sendirian Yolan tidak merasa takut. Yolan percaya selama dia sudah berdoa pada Tuhan, pastilah Tuhan akan melindunginya. Uhuk.

Awal-awal olahraga sendiri memang Yolan merasa kikuk, apalagi beberapa orang selalu menatapnya jika lewat. Namun Yolan abai. Kalo kata Wira, siapa tau mereka malah kagum liat kamu perempuan olahraga sendirian. Salah satu berkat Wira, Yolan jadi makin pd untuk jogging sendirian.

Ngomongin laki-laki itu, sudah 2 minggu ini tidak ada kabar lagi. Terakhir mereka tukar kabar waktu ada tante Ami ke rumah. Yolan jelas menanti kabar itu. Tapi Yolan mulai terbiasa dengan ketidak pastian itu.

10 menit Yolan berkeliling, di pinggir jalan Yolan melihat ada tukang lontong sayur. Yolan jadi tergiur. Yolan pun menyeberang, menuju warung itu.

“Pak saya pesen 2 dibungkus ya.”

“Iya mba.”

Yolan duduk selagi menunggu makanannya jadi. Beberapa pelanggan baru datang, ikut memesan. Hingga makanan Yolan sudah ready, Yolan segera membayarnya.

Kini Yolan jalan santai. Tidak mungkin dia jogging disaat bawa keresek berisikan lontong sayur.

Yolan kembali memasuki komplek nya. Di depan komplek dia bertemu bapak satpam, Yolan pun menghampiri bapak itu.

“Mba Yolan, habis jogging mba?"

“Iya pak." Senyum ramah Yolan. "Bapak udah sarapan belum, pak? Ini Yolan punya lontong sayur, buat bapak ya.”

Hi, Future!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang