Orang bilang " jangan terlalu percaya kepada seseorang, bahkan bayangan pun, akan meninggalkanmu saat gelap" . Ya kata-kata itu membuat ku tidak pernah percaya kepada siapapun, mereka datang hanya ingin menikmati apa yang aku punya.
Seperti biasa gadis berparas Barbie itu terbangun karena suara alarm nya yang begitu berisik, tepat pukul 06:00, ya dia sendiri yang memasangnya, agar tidak kesiangan berangkat sekolah. Setelah 15 menit di dalam kamar mandinya, dia segera memakai pakaian sekolahnya, seperti biasa berpenampilan layaknya orang yang tidak punya apa-apa, kacamata bulat lengkap dengan rambut kepang duanya dan jangan lupa tompel yang sengaja di buat untuk menyempurnakan penampilannya.
" Perfek" ucapnya seraya melihat pantulan cermin
Lalisa brushweiller manoban, anak serta cucu tunggal keluarga besar brushweiller yang bahkan tidak diketahui oleh banyak orang. Lisa sendiri yang meminta untuk merahasiakan identitasnya, dia tidak ingin didekati oleh orang-orang yang hanya ingin memanfaatkannya karena dia menyandang marga brushweiller manoban dua marga yang sangat berpengaruh di dunia bisnis. Orang tua Lisa sendiri telah tiada karena mengalami kecelakaan pesawat saat akan melakukan perjalanan bisnisnya. Sejak saat itu Lisa tinggal sendiri di masionnya, karena sang kakek memilih menetap di Swiss, sesekali juga Lisa berkunjung ke sana atau kakeknya yang mengunjunginya.
" Silahkan nona" Lisa mengangguk dan langsung duduk di meja makannya
" Bibi aku akan pulang agak sore, jadi tidak usah menyiapkan makan malam untukku, sepertinya aku akan makan malam diluar" Lisa
" Baik nona " Jung ahjuma kepala maid yang bekerja di masion Lisa, memberikan kotak bekal untuk nona nya, karena Lisa lebih suka makanan rumah daripada membeli diluar.
Selesai sarapan, Lisa langsung diantar supirnya menuju high school nya, tapi hanya sampai di halte bus, tidak sampai ke gerbangnya.
" Uncle Jack jemput aku nanti di cafe sky, aku ada acara disana " Lisa
" Baik nona" Jack
Disinilah Lisa, di depan gerbang megah yang menjulang tinggi, Librush high school, salah satu sekolah populer bertaraf internasional milik keluarga besar brushweiller, ya bisa dibilang itu sekolah Lisa sendiri hadiah ulang tahun dari kakeknya bertepatan saat Lisa memenangkan olimpiade sains nya. Belum terlalu banyak pelajar yang datang karena memang ini masih terlalu pagi. Tidak mudah untuk Lisa bersekolah disini, terlebih karena penampilannya Lisa kerap kali di bully oleh para siswi yang ada di sekolahnya, ditambah lagi dia mengambil jalur beasiswa, bukannya Lisa tidak mampu membayar tapi kan selagi otak masih bisa di gunakan kenapa nggak. Heran deh sama orang-orang yang suka ngebully siswa/i yang dapet jalur beasiswa apa salahnya coba punya otak pintar. Tapi tiga bulan terakhir ini Lisa sudah tidak di bully lagi, karena tiga bulan lalu ada tiga siswi pindahan yang menolongnya bahkan setiap hari mereka selalu menemani Lisa, terlebih mereka adalah anak-anak dari pengusaha ternama di Korsel jadi siapa juga yang berani mengusik tiga siswi itu. Bahkan berkali-kali Lisa menolak mereka bertiga, tapi tetap saja mereka selalu mengikuti Lisa kemanapun Lisa pergi.
" Morning lili" tuh kan baru saja Lisa duduk salah satu dari teman barunya memanggil dilengkapi dengan gummy smile nya yang selalu membuat jantungnya berdegup tak karuan.
Grep
Nah kan malah langsung meluk, sungguh rasanya jantung Lisa ingin meledak.
" Ha hai Jennie" malah gugup lagi ni manoban
" kamu udah lama nyampenya?" Jennie
" Baru aja kok"
" Gak di ganggu lagi kan" ucap gadis berpipi gembul