kecepetan gak?

986 115 16
                                    

Gadis kecil pemilik mata kucing itu tengah duduk di sebuah kursi taman bermain, tidak seperti anak-anak lainnya yang berlarian kesana-kemari untuk bermain, gadis kecil itu hanya duduk tanpa minat seolah semua gelak tawa dan kesenangan yang ada disekitarnya tidak pernah ada.

Tatapan kosong seolah tak memiliki jiwa, padahal gadis itu masih berusia sembilan tahun tapi dia seolah sudah memiliki beban dan tanggung jawab yang besar dalam hidupnya.

Sedang asik dengan lamunannya, dia dikejutkan dengan munculnya gadis kecil yang menghampirinya, gadis itu nampak membawa dua lollipop di tangan kecilnya. Tanpa permisi dia duduk disampingnya tak lupa senyum manisnya yang menggemaskan.

" Hai" suara imutnya indah menyapa namun dia tak ingin repot-repot membalasnya.

Pipi bulatnya menggembung karena kesal merasa di abaikan

" Kenapa tidak jawab sapaan lili, mommy bilang itu tidak sopan"

" Haruskah?"

" Tentu, baiklah lili ulang, hai" tanpa sadar senyum tipis hadir menghiasi bibirnya, mengapa gadis kecil yang menyebut dirinya " lili " itu begitu menggemaskan.

" Hai"

" Nah begitu, kenapa kamu sendirian tidak ikut bermain dengan yang lain?" Nampaknya gadis kecil itu semakin cerewet

" Malas"

" Singkat sekali jawabnya, nama kamu siapa?" Sebelum menjawab tatapan mata kucing itu memperhatikan pahatan wajah yang nyaris bisa dibilang tidak nyata, gadis kecil itu seperti boneka, lebih tepatnya boneka Barbie.

" Jennie "

" Wah namanya bagus Nini, namaku Lisa tapi mommy memanggilku lili"

" Aku Jennie bukan Nini"

" Itu nama panggilan dariku " lagi-lagi senyum tipis itu mengembang, ada perasaan hangat ketika mendengar ucapan Lisa atau lili.

" Lili ada dua lollipop, nah yang satunya untuk Nini saja, lili takut sakit gigi kalau terlalu banyak " Lisa memberikannya dan dengan senang hati Jennie menerimanya.

" Terimakasih " ucapnya

" Sama-sama Nini"

Kedua anak kecil itu tidak lagi berbincang namun fokus pada lollipop masing-masing, sesekali Jennie melirik Lisa, dia fokus pada bibir tebalnya yang sedang menikmati manisnya lollipop.

Senyumnya mengembang kala pikiran aneh yang tiba-tiba datang menghampirinya dia ingin merasakan lollipop milik Lisa.

" Ada apa Nini terus menatapku?"

" Aku ingin merasakan lollipop milik mu, apa boleh?"

" Tentu boleh, ini" Lisa memberikan lollipop nya, namun dengan gerakan cepat Jennie lebih dulu mengecup bibir tebal Lisa, walaupun sekilas Jennie masih bisa merasakan manisnya lollipop milik Lisa.

" Kenapa malah mencium lili?"

" Karena aku ingin"

" Nini kan inginnya lollipop bukan bibir lili"

Jennie terkikik geli, gadisnya sangat polos. Gadisnya? Ya mungkin sekarang masih kecil, namun suatu saat nanti dia akan mengambil Lisa untuk menjadi miliknya.

" Bukankah tidak apa-apa?"  Lisa hanya mengangguk karena masih asik menikmati lollipop nya

" Lili dengarkan aku" Lisa segera memfokuskan perhatian pada Jennie yang baru saja berucap.

" Ada apa Nini?"

" Tidak boleh ada yang mencium mu di bagian bibir, orang tua mu juga tidak boleh. Kalau yang lainnya boleh, satu lagi kau tidak boleh memiliki kekasih sampai aku menemui mu nanti saat kita sudah dewasa" Lisa yang tidak begitu mengerti dengan ucapan Jennie hanya mengangguk saja.

oneshot jenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang