Dua orang gadis sedang duduk manis disebuah bukit, pemandangan didepan mereka mampu memanjakan mata. Sekilas gadis bermata hazel itu menatap si gadis bermata kucing, sang pemilik hati yang tak akan pernah bisa dimiliki.
" Tempatnya bagus ya Li, nanti kalau kita udah punya anak kita ajak mereka kesini"
Lalisa Manoban dan Jennie Kim, dua gadis yang terjebak dalam perasaan yang tak seharusnya. Mereka menyadari itu dan mereka tahu bahwa itu tak benar, maka dari itu tak ada hubungan apapun diantara keduanya selain sahabat.
Lisa tersenyum sendu mendengar ucapan Jennie, nampaknya gadis itu sangat senang dengan apa yang diucapkannya.
" Kayaknya gak bakal bisa deh" Lisa
" Kenapa gitu?" Jennie menoleh sekilas sebelum kembali menikmati pemandangan didepannya sembari menyesap kopinya.
" Kau tau kan hari ini adalah hari terakhirku di Korea?" Seakan tersadar Jennie menundukkan kepalanya, dia tidak ingin kehilangan Lisa namun dia juga bingung dengan keputusan apa yang harus dia ambil.
" Bisakah kau membatalkannya?"
" Tidak Jen aku harus pergi"
" Tapi kenapa Li?"
" Kau tau betul alasannya"
Ya Jennie tahu, alasan Lisa pergi adalah dirinya. Dua hari lagi dia akan menikah, Jennie tahu perasaan lisa padanya namun Jennie tak bisa menerimanya, Jennie hanya mampu menerima Lisa sebagai sahabatnya. Karena dia tahu itu salah
" Bisakah kau melupakan perasaan itu?"
" Dan bisakah kau menaikan rasa sayangmu padaku Jennie? Lebih dari sekedar rasa sayang pada sahabat"
Jennie terdiam tak mampu menjawab, sudah lama mereka saling mengenal. Jennie akui Lisa adalah sosok yang lembut, pengertian dan selalu ada untuknya. Namun rasanya Jennie berat untuk membalas perasaan Lisa.
" Aku harus pergi Jennie kalau tidak aku akan mati, aku tidak sanggup melihatmu bersama dengannya. Kalau bisa hari ini juga aku ingin menghilang dari pandang mu, aku bahkan ingin menghapus semua memori tentangmu dalam ingatanku. Aku benci ketika aku harus katakan bahwa aku sangat mencintaimu Jennie Kim"
Mata hazel itu berkaca-kaca sama halnya dengan mata kucing milik Jennie.
" Aku ingin kau hadir dalam pernikahanku Li, aku mohon untuk yang terakhir kalinya"
" Tidak aku akan pergi malam ini juga, setelah pulang dari sini aku akan segera pergi "
" Setidaknya katakan padaku kau akan kemana?"
" Ketempat yang membuatku tenang dan mampu melupakanmu "
" Maafkan aku Li, maafkan aku"
" Bukan kau yang salah tapi perasaan sialan ini yang salah"
" Bisakah aku mengantar mu ke bandara?"
" Tidak Jennie, aku akan mengantarmu pulang dan setelahnya aku akan pergi dari negara ini"
Lisa berdiri begitupun dengan Jennie, Lisa menggenggam tangan Jennie yang nampak bergetar.
" Harus kau tau bahwa aku sangat mencintaimu, terlepas dari salahnya perasaan ini namun aku yakin tak akan ada yang rela memberikan perasaan tulus untukmu selain dariku Jennie. Aku bahkan rela kau bersamanya, aku rela pergi darimu hanya untuk melihatmu bahagia. Suatu hari nanti kita akan bertemu lagi dan aku harap kita bertemu dalam keadaan bahagia " Lisa memeluk Jennie dengan erat menumpahkan segala perasaannya dalam pelukan itu. Pelukan yang selalu ia dambakan, pelukan yang selalu menjadi penguat dan pelukan yang selalu menjadi rumah untuknya.
" Katakan padaku bahwa aku harus pergi Jennie"
" Katakan padaku"
" Pergilah Lalisa" dengan terbata-bata Jennie mengucapkannya tak lupa Isak tangisnya begitupun dengan Lisa.
Kini rumahnya telah pergi meninggalkannya menemui pemilik yang baru.
" Ayo aku akan mengantarmu pulang"
Jennie hanya mengangguk saja, rasanya terlalu emosional dan menyedihkan. Perasaan yang asing namun menyakitkan rasanya akan hilang dalam waktu lama.
Setelah mengantar Jennie pulang, Lisa memutuskan untuk pergi ke bandara, Lisa benar-benar akan meninggalkan Korea Selatan, negara yang mempertemukannya dengan seorang Jennie Kim.
" Aku pamit Jennie Kim, aku berhenti, terimakasih aku mencintaimu"
The end
Ini cerita terakhir, aku tidak akan membuat one shot lagi. Terimakasih untuk kalian yang sempat menyukai cerita-cerita disini aku sangat berterimakasih. Bye guys jangan lupa votmen assalamualaikum.