" apa masih lama miss kim?"
" Bisakah kau tidak mengganggu waktuku?"
" Tapi miss sudah saatnya untuk meeting berikutnya"
" Huh baiklah tapi tetap awasi gadisku"
" Baik Miss Kim"
Wanita dewasa itu pergi diikuti bodyguard pribadinya dan sekretarisnya. Mereka meninggalkan taman kota yang masih terdapat beberapa orang dan seorang gadis yang sepertinya murid high school.
Kim Jennie wanita karier yang sangat sukses seorang CEO dari perusahaan ternama Kim company, perusahaan dari sang ayah yang sekarang sudah menjadi miliknya.
Seumur hidupnya Jennie belum pernah menyukai siapapun. Namun berbeda dengan sekarang hatinya sudah di curi oleh seorang gadis cantik murid high school.
" Apa tidak sebaiknya kau menemuinya secara langsung?" Ucap sang sekretaris yang diketahui bernama Kim jisoo
" Masih belum saatnya eonni, aku masih belum berani" ucap Jennie dengan nada lembutnya dia sudah menganggap jisoo kakaknya.
" Hah mau sampai kapan? Kau pikir hanya kau saja yang menyukainya aku yakin disekolah nya juga banyak yang menyukai dia" jelas jisoo yang sudah geram karena Jennie yang hanya berani melihat crush nya dari jauh
" Akan aku pikirkan nanti eonni" akhirnya mobil yang mereka sampai didepan sebuah restoran yang akan menjadi tempat meeting siang ini, semoga saja dia masih memiliki waktu kembali ke taman kota agar bisa melihat pujaan hatinya.
Disebuah taman kota, seorang gadis cantik sedang melamun menatap kedepan dengan tatapan kosongnya. Kehidupannya bisa dibilang kurang baik, banyak sekali hal yang ingin dia lakukan namun seolah takdir tak pernah berpihak padanya.
Sedari dia berumur 7 tahun orangtuanya sudah meninggal akibat kecelakaan, lalu dia diasuh oleh kakek dan neneknya namun sebulan setelah kepergian orangtuanya sang kakek pun ikut meninggalkannya yang akhirnya mengharuskan dia untuk hidup berdua bersama sang nenek.
Kehidupannya dengan sang nenek cukup baik karena masih ada sedikit uang peninggalan kedua orangtuanya dan juga kakeknya. Dia juga ikut mencari uang sebagai pekerja paruh waktu di salah satu minimarket. Dan sekarang dia harus menelan kepahitan hidup sendiri karena tepat saat dia masuk high school sang nenek menghembuskan nafas terakhirnya.
Menghela nafas panjang, mencoba kembali menata ruang hatinya mencoba menikmati dan mensyukuri apa yang sekarang dia punya.
" Hah rasanya baru kemarin aku jalan-jalan kesini bersama nenek"
" Kenapa nenek meninggalkan lili begitu cepat. Lili juga ingin ikut dengan kalian" air matanya mulai mengalir tak ada niat untuk menghapusnya. Hari ini dia sangat merindukan sang nenek dan juga tepat hari ini dia di pecat atas tuduhan pencurian uang di minimarket tempatnya bekerja.
" Rasanya aku ingin mati saja, kenapa rasanya begitu sulit padahal aku hanya ingin benar-benar merasakan apa itu perasaan bahagia. Bukannya selama ini aku tidak bahagia atau kurang bersyukur hanya saja aku masih merasa kosong" waktu sudah mulai sore ternyata, sudah cukup lama dia berdiam diri disana, cukup lega memang menangis tanpa siapapun tahu.
Saat akan bangkit dari duduknya tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengulurkan sapu tangan kehadapan nya. Sebelum mengambilnya dia melirik kesamping kiri nya, ternyata ada seorang wanita dewasa yang entah sejak kapan sudah duduk disebelahnya.
" Pakailah, kau nampak buruk ketika sedang menangis" dengan segera dia mengambil sapu tangan itu
" Terimakasih Miss...?"