Suasana hangat setelah liburan sekolah begitu terasa bagi keluarga Kim yang baru saja pulang dari Paris Perancis. Terlihat ibu dan anak itu sedang berbincang-bincang, membicarakan hal-hal random yang mungkin terlintas dalam pikiran mereka, sedangkan sang kepal keluarga entah sedang kemana.
" Hah besok sudah harus sekolah lagi membosankan" Jennie putri tunggal dari tuan dan nyonya Kim
" Loh emang kamu belum puas sama liburan dua Minggu kemarin?" Nyonya Kim
" Belum dong eomma itu mah sebentar banget" Jennie
" Lebih baik besok kamu cari temen baru biar gak bosen terus atau cari pacar sana biar semangat pergi sekolahnya" nyonya Kim malah dengan sengaja menggoda Jennie untuk mencari kekasih, terkadang dia heran apa ada yang salah dengan putrinya kenapa sampai sekarang belum juga punya pacar.
" Eomma kan tahu Jennie itu masih nyari, lagian tipe Jennie itu seseorang yang menawan dan enak dipandang biar gak bosenin" Jennie
" Ya udah nikah aja sama lukisan biar cuma bisa kamu pandang" nyonya Kim
" Gak gitu juga eomma, udah ah Jennie ke kamar dulu, pusing" sebelum melangkahkan kakinya ke kamar Jennie kembali bertanya
" Oh iya appa mana eomma?" Jennie
" Masih ada urusan katanya " Jennie hanya ber oh ria dan kembali melanjutkan jalan menuju kamarnya.
Disisi lain terdapat gadis cantik yang sedang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit ditemani sang mommy yang selalu setia disampingnya.
" Mom sudah makan?" Lisa, gadis cantik itu bertanya dengan nada lembutnya
" Sudah sayang, sekarang kamu mau apa hum?" Sang mommy mengusap lembut pucuk kepala putrinya
" Lisa mau sembuh mom, Lisa benci disini tapi bukankah itu mustahil?" Lisa menitikan air matanya terlalu sulit rasanya untuk hidup lebih lama, terlebih sedari kecil dia sudah divonis mempunyai riwayat penyakit jantung koroner yang mengharuskannya selalu pergi cek up ke rumah sakit.
" Mommy yakin suatu saat kamu pasti sembuh sayang, mommy yakin itu" nyonya manoban menghapus lembut air mata Lisa yang mengalir sedari tadi
" Mommy Lisa ingin sekolah, setidaknya Lisa merasakan bagaimana rasanya sekolah ditempat umum seperti remaja lainnya, boleh ya?" Lisa
" Iya sayang nanti mommy bicarain dulu sama Daddy kamu ya" nyonya manoban
" Iya mom, makasih ya" Lisa
" Sama-sama sayang"
Cup
nyonya manoban mengecup lembut tangan Lisa yang semakin hari semakin mengurus.
" Mommy sangat menyayangi mu nak"
Lalisa Manoban anak tunggal dari keluarga Manoban, siapa yang tidak tahu dengan keluarga kecil itu namun memiliki kekayaan yang tak akan ada habisnya. Tuan dan nyonya Manoban begitu menyayangi putri tunggal mereka terlepas dari penyakit yang Lisa derita, mereka tidak masalah asalkan Lisa masih bersama mereka, maka penyakit itupun bukan halangan untuk tuan dan nyonya Manoban selalu bisa bersama putri tercinta mereka.
Sesuai keinginannya, seminggu setelah kepulangan Lisa dari rumah sakit, tuan Manoban langsung mendaftarkan Lisa ke sekolah yang cukup terkenal di Seoul Korea Selatan bahkan mereka pun memutuskan untuk pindah dari Swiss dan menetap di Seoul.
" Sayang hati-hati nee?" Nyonya Manoban
" Iya mommy lagipula mommy juga selalu ngajarin Lisa bahasa Korea jadi mommy gak usah khawatir" Lisa