DELAPAN

65 8 0
                                    

Sejatinya, tak ada usaha yang menghianati hasil. Semua hanya butuh proses dan waktu.
~Najwa Azzahra~

Najwa mengerjapkan matanya beberapa kali, seperdetik kemudian ia loncat dari kasur, ia kaget matahari sudah memunculkan dirinya. Ia langsung mengambil handphone yang ada di nakas di samping tidurnya, matanya melotot  ketika melihat jam yang tertera di layar handphonenya.

Pukul 08.00, kenapa Zean tidak membangunkannya? Sekarang pasti Zean sudah berangkat bekerja. Apa laki-laki itu marah karena sikapnya kemarin? Tapi seharusnya kan dia yang marah.

Najwa segera merapikan tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya. Untung saja ia sedang datang bulan, jadi ia tidak harus meng-qadha sholat shubuhnya.

Selesai dengan segala hal pribadinya, Najwa menuju dapur untuk memasak, ia lapar.

Mata Najwa kembali terbuka lebar, ia terkejut melihat ada secarik kertas yang tersimpan di meja makan.

"Najwa aku minta maaf, sikap dan perkataan ku semalam pasti sangat menyinggung perasaan kamu. Aku tidak bermaksud dengan itu, aku sudah berusaha dengan keras mencintai kamu, tapi sampai saat ini aku belum merasakannya. Tetapi, asal kamu tau aku sudah menyayangi kamu, aku yakin aku tak membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk mencintai kamu. Tetap bantu aku ya. Oh ya aku sudah masak untuk sarapan kamu, aku ada pertemuan pagi hari ini, maaf gak bangunin kamu tadi, tidur mu terlalu pulas aku gak tega. Selamat sarapan yaa istriku, aku sayang kamu."

Suami mu, Zean.

Air mata Najwa tak dapat ia bendung, ia terharu dengan apa yang Zean ucapkan. Ia keterlaluan karena dengan mudahnya marah terhadap Zean, padahal yang Zean ucapkan tidaklah salah, memang tak mudah berpindah ke lain hati.

Semalam Najwa ingin berhenti memperjuangkan cinta Zean dan mengakhiri hubungan pernikahannya. Namun, kalimat terakhir Zean membuatnya mengurungkan niat itu, Zean sudah menyayanginya tinggal beberapa perjuangan ia akan memiliki hati Zean.

"Aku sangat sayang kamu, suamiku." Kata Najwa dengan tersenyum. Mengambil sarapan yang sudah Zean persiapkan tadi, ada sup, ayam goreng, dan tentunya sambal kesukaannya.

*****

Sejak beberapa hari lalu Qila sudah memulai masuk kuliah, jadwalnya belum begitu padat karena memang awal masuk. Di sana Qila tidak memiliki kenalan sama sekali, ia harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar sepenuhnya.

Saat kalian belum memiliki teman sama sekali di lingkungan itu apa yang akan kalian lakukan? Diam saja atau berusaha mencari teman dengan cara apapun?. Kalau kalian memilih untuk mencari teman, kalian sependapat dengan Qila.

Manusia adalah makhluk sosial, kita tidak bisa hidup sendiri pasti membutuhkan orang lain. Seperti ketika kita membutuhkan makanan kita memerlukan penjual makanan atau bahan makanan yang akan kita olah. Meskipun begitu, tetap saja kita membutuhkan teman bukan? Bagaimanapun kita membutuhkan orang lain meskipun hanya sekedar teman ngobrol.

Seperti halnya Qila, disini ia membutuhkan teman, hampir seminggu di Amerika, Qila hanya mengenal beberapa temannya dari kelas yang sama dengan dirinya. Meski begitu, ia tetap saja belum akrab dengan mereka, ia masih butuh cukup banyak waktu untuk berbaur.

Saat ini Qila sedang berada di sebuah perpustakaan yang ada di kampusnya. Daripada ia harus lontang lantung sendiri tak jelas lebih baik ia membaca buku di perpustakaan sambil menunggu waktu kelasnya tiba.

Ketika sedang memilih buku yang akan ia baca, tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya. Mungkin ia tidak sengaja.

"I'm really sorry, I didn't mean to" ucap seorang laki-laki yang tadi menabrak Qila.

Akhir Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang