DUA PULUH SATU

30 6 2
                                    

Hari ini hari dimana Qila akan pulang ke negara asalnya. Indonesia. Dan karena Azzam kemarin ketinggalan pesawat, akhirnya ia juga pulang bersamaan dengan Qila.

Kejadian dimana Azzam bertanya tentang kekhawatirannya membuat Qila malu hingga ia mencoba agar tidak bertemu dengan pria itu. Tapi takdir berkata lain, ia diharuskan pulang bersamaan dengan pria itu.

Saat ini Qila sudah berada di bandara, ia diantar oleh Mahveen dan juga Lavanya. Dan tak lupa teman-teman Azzam yang juga mengantar pria itu. Agatha dan Ben.

"Kita bakal kangen banget sama kamu, Qila." Kata Mahveen dramatis. Ia merasa sangat kehilangan Qila ketika gadis itu akan pergi, lihat saja saat ini dia sudah menangis sesenggukan.

"Kapan-kapan datang aja ke Indonesia, pintu rumah aku terbuka lebar buat kalian." Ucap Qila tersenyum kepada Mahveen dan Lavanya.

"Jaga diri baik-baik disana ya Qila," Lavanya maju dan memeluk Qila.

"Kamu juga ya, jaga diri baik-baik disini."

"Qila," Agatha datang menghampiri Qila san kedua temannya bersama Ben. Meskipun hanya sekejap kenal dengan Qila, tapi ia juga merasa kehilangan. Qila gadis yang baik.

"Iya kak?"

"Terimakasih ya, bakalan kangen banget sama kamu." Kata Agatha datang memeluk Qila hangat.

"Iya Kak, aku juga." Ucap Qila, dan tersenyum kepada Ben.

"Qila duluan ya."

Qila melangkahkan kakinya menjauh dari Mahveen, Lavanya, Ben dan juga Agatha. Ia akan merindukan suasana disini, suasana nyaman kota ini, dan juga teman-temannya yang buat kehidupan Qila lebih hidup disini.

Selamat tinggal Amerika

***********

Qila dan Azzam kini sudah menginjakkan kaki di Indonesia, saat ini ia berada di sebuah bandara yang ada di Surabaya. Di Kediri belum ada bandara, katanya masih pembangunan. Entah kapan selesai.

Setelah check-out, Qila dan Azzam berpisah mencari keluarga masing-masing.

"Qila" Gadis yang dipanggil namanya itu mencari sumber suara itu berasal, dan ya. Ketemu. Mereka berada di kurang lebih 100 meter di depannya.

Tersenyum, Qila melambaikan tangannya dan melangkah menuju keluarganya berada.

"Assalamualaikum, Ummi, Abi" Qila menyalami tangan kedua orang tuanya dan memeluk mereka erat. Menyampaikan kerinduan yang ia pendam selama 7 tahun ini.

"Wa'alaikumussalam, akhirnya anak Ummi pulang juga." Kata Aisyah sembari tersenyum menatap putri semata wayangnya sudah ada di depannya tanpa ada yang kurang sedikit pun.

"Kak Syabil gak ikut, Ummi?" Tanya Qila setelah menyadari, bahwa pamannya itu tak ada bersama Ummi dan Abi.

"Syabil lagi ada urusan, nanti dia ke rumah kok." Jawab Fadlan.

"Yaudah pulang yuk, Ummi udah masak banyak buat kamu." Aisyah menggandeng tangan Qila.

Baru selangkah Qila dan keluarganya ingin beranjak, mereka diharuskan kembali menghentikan langkah karena panggilan dari seseorang.

"Qila."

Seorang pria dengan koper ditangan kiri dan sebuah buku di tangan kanannya menghampiri Qila.

Akhir Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang