SEMBILAN

63 9 0
                                    

Aku ingin memiliki seseorang yang akan memelukku, memberikan kenyamanan untukku, dan mengatakan dunia akan baik-baik saja dengannya
.
.
.
.

Jangan lupa vote dan komennya yaa

Maaf karena udah gak update selama seminggu ini

Happy reading 🔥🔥🔥

Langit Amerika saat ini sangatlah cerah, terbukti dengan matahari yang muncul dengan terangnya di awal hari. Membuat siapapun akan bersemangat menjalani hari.

Seperti halnya Aqilea Rahma, saat ini ia akan kembali memulai harinya dengan belajar seperti biasa. Gadis yang akrab dipanggil Qila itu kini sudah memiliki 2 teman akrab. Sebut saja Mahveen dan Lavanya.

Mahveen Erlinda Insyira adalah seorang wanita non muslim asli Amerika yang masih memiliki darah Indonesia. Kedua orangtuanya termasuk ke dalam golongan pengusaha sukses. Meski begitu, Mahveen lebih menyukai penampilannya yang sederhana.

Lavanya Isvana Kaneishia juga bukan wanita muslimah, ia di didik dan dibesarkan di Amerika Utara bersama neneknya. Sedangkan orang tua Lavanya bekerja di Amerika Serikat, karena kecerdasannya Lavanya juga mendapatkan beasiswa di MIT dan itu kabar yang sangat gembira menurutnya, ia bisa serumah dengan orang tuanya.

Di Amerika mayoritas penduduknya beragama kristen, oleh karena itu sangat jarang menemui orang beragama islam disini. Meski begitu, pandangan terhadap islam di Amerika tidak terlalu buruk, sehingga seorang muslim juga dapat hidup tenang disana.

Perbedaan agama tidak menghalangi niat Mahveen dan Lavanya berteman baik dengan Qila. Bagi mereka, agama adalah tentang keyakinan hati sedangkan pertemanan adalah hubungan simpati dan empati.

Qila pernah bertanya bagaimana pendapat Mahveen dan Lavanya mengenai islam, dan kata mereka

"Dulu aku sempat berpikir bahwa islam adalah agama ekstrim, tapi pikiran itu berubah ketika aku melihat seorang muslim menolong seorang pengemis yang di keroyok beberapa preman. Pikiran bahwa islam adalah agama ekstrim langsung pergi setelahnya." Kata Mahveen.

"Aku tidak pernah berpikir bahwa islam agama ekstrim atau teroris tetapi sebelumnya aku tak begitu suka dengan orang muslim. Mereka menutup dirinya serapat mungkin hingga tak ada seorang pun yang tau, menurutku mereka tidak bangga terhadap apa yang Tuhan berikan, tetapi kini aku sadar, karena diri mereka yang tertutup itu membuat mereka terjaga. Buktinya kriminalitas atau pelecehan jarang terjadi terhadap wanita muslimah."
Kata Lavanya.

Qila tersenyum mendengar jawaban teman-temannya, mereka bukan islam tetapi mereka sangat menghargai islam.

Bahkan Lavanya menyadari alasan kenapa wanita muslimah diperkenankan untuk menutup seluruh diri, tetapi kenapa wanita islam tak semua yang mau menutup auratnya?

Selalu banyak alasan ketika seorang wanita di minta untuk menutup dirinya.
"Saya belum siap." Ucapan itu yang sering Qila dengar. Padahal menutup aurat bukan soal siap atau tidak, menutup aurat adalah sebuah kewajiban yang dilaksanakan.

Bagi Qila menutup diri terlebih dahulu dan seiring berjalannya waktu mencoba memperbaiki diri.

Islam sangat menjaga martabat wanita, tetapi sekarang malah wanitanya sendiri yang menjajakannya secara murah atau bahkan gratis.

Ketika kita memilih sebuah makanan, kita lebih suka yang tertutup daripada yang terbuka. Tapi kenapa ketika memilih wanita tak sedikit orang memilih yang terbuka?.

Akhir Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang