DUA PULUH SEMBILAN

28 8 2
                                    

Najwa mempercepat langkahnya setelah ia tiba di depan sebuah cafe yang ada di Kota Kediri, hari ini ia ada janji dengan Kirana. Masih ingatkan? Ya, gadis yang Najwa rekomendasikan untuk menjadi sekretaris suaminya.

Najwa celingak-celinguk mencari keberadaan Kirana, gadis itu bilang ia sudah datang. "Najwa." Panggil seseorang membuat Najwa menoleh, ia menemukan sosok gadis dengan hijab yang duduk di ujung barat cafe tengah melambai kepadanya.

Tersenyum, Najwa ikut melambaikan tangannya dan berjalan ke arah Kirana.

"Assalamualaikum." Salamnya saat sudah berada di depan Kirana.

"Wa'alaikumussalam, duduk Wa." Kirana mempersilahkan Najwa duduk dan diterima dengan baik. "Mau pesen apa?" Tanyanya.

"Jus alpukat aja." Jawab Najwa, "mbak." Panggil Kirana kepada pelayan yang lewat, "jus alpukat 1 ya." Katanya dan diangguki pelayan tersebut sebelum pergi.

"Jadi gimana?" Tanya Kirana mengawali pembicaraan.

"Kamu mau menjadi sekretaris suami aku?  Mas Zean,"

"Kamu yakin? Perusahaan Zean lebih besar dari perusahaan dimana aku kerja sebelumnya. Aku takut gak mampu." Kata Kirana dengan ekspresi tak menyangka, ia kaget mendapat tawaran dari Najwa. "Lagi pula jabatan ku sebelumnya juga bukan sekretaris." Katanya lagi.

"Kamu pintar, aku yakin kamu bisa. Kata Mas Zean akan diadakan interview dulu kok, kamu kesana aja. Jangan khawatir." Najwa mencoba meyakinkan gadis dihadapannya ini, ia betul-betul yakin gadis ini bisa menjadi sektetaris baru Zean.

"Tapii..."

"Kamu coba aja, pasti bisa. Aku percaya sama kamu." Najwa memotong perkataan Kirana, ia terus meyakinkan gadis itu agar mau melamar menjadi sekretaris Zean.

"Bantu aku ya, Na. Pekerjaan Mas Zean jadi dua kali lipat saat sekretarisnya resign, tolong ya. Lagian kemarin kamu bilang kamu butuh pekerjaan cepat kan?" Bujuknya lagi.

"Oke kalau begitu, aku bakalan coba." Senyum sumringah nampak di wajah cantik Najwa, akhirnya Kirana mau melamar menjadi sekretaris suaminya.

"Oh ya, kalau kamu sudah jadi sekretarisnya Mas Zean nanti. Aku boleh minta tolong sama kamu?" Kata Najwa.

"Boleh, minta tolong apa?" Tanya Kirana.

"Tolong awasi Mas Zean ya?" Kalimat yang muncul dari bibir manis Najwa sontak membuat Kirana terkejut, apa maksud Najwa?.

"Beberapa hari yang lalu aku dapet paket dari seorang gak di kenal, isinya foto-foto mas Zean sama seorang perempuan. Aku gak tau itu siapa, belakangan ini juga aku selalu mencium parfum wanita di kemeja kerja mas Zean. Aku mau kamu selidiki hal itu, aku harap ini cuma akal-akalan orang yang emang mau menghancurkan rumah tangga aku sama mas Zean. Aku cuma mau memastikan saja kalau mas Zean gak bener selingkuh dari aku." Najwa menjelaskan tentang ketakutannya kepada Kirana, ia menjawab kebingungan yang nampak jelas di raut wajah kirana tadi.

"Aku usahain Najwa, kamu tenang saja." Jawab Kirana mantab dan tersenyum memberi dukungan kepada teman lamanya ini.

"Makasih ya." Kata Najwa lagi.

Masalah ini sebelumnya hanya Najwa yang tau, ia tak pernah menceritakan kepada siapapun, baru Kirana yang ia beri tahu. Bahkan Qila pun tak mengetahui masalah ini. Bukan apa-apa tapi parfum yang ia temukan di kemeja Zean kemarin adalah parfum yang sama yang biasa di pakai Qila. Terlebih lagi ketika ia tak sengaja melihat Zean dan Qila berada di butik bersama. Kecurigaannya semakin menguat, ia tak mau mengambil langkah yang salah. Ia tak mau merusak hubungan persahabatannya dengan Qila, ia akan membuktikan pikirannya tentang Qila dan Zean selama ini salah. Qila sahabat yang baik, tidak mungkin menikung sahabatnya sendiri. Kalimat itu yang selalu Najwa jadikan pedoman untuk tidak berpikir negatif tentang Qila, dan ia berharap itu benar.

Akhir Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang