EMPAT PULUH SATU

29 6 3
                                    

Mulut Zean bungkam ketika Najwa di dorong keluar dari UGD, dengan kondisi tubuh yang terbaring lemah di brankar rumah sakit. Tubuh yang dulunya berdiri tegap dan selalu tersenyum padanya kini terbaring tak berdaya dengan berbagai alat bantu medis. Mulai dari penyangga leher, hingga ventilator. Mata yang dulu selalu menatapnya penuh harap dan kasih sayang kini tertutup dengan sempurna.

"Permisi Pak, salah satu keluarga pasien di minta untuk menemui dokter di ruangannya." Seorang perawat mengalihkan pandangan Zean dari Najwa.

"Saya suaminya, Sus." Katanya.

Perawat itu mengangguk, "mari Pak, saya antar ke ruangan dokter." Ucapnya lagi dan berjalan mendahului Zean.

"Assalamualaikum," salam Zean ketika memasuki ruangan dokter yang perawat tadi katakan.

"Wa'alaikumussalam, keluarga pasien Najwa?" Tanya dokter itu dan diangguki dengan cepat oleh Zean.

"Silahkan duduk." Katanya lagi dengan mengulurkan tangannya menunjuk kursi di depan mejanya.

Zean menarik kursi itu dan segera mendudukinya, hatinya sudah ia persiapkan untuk menerima apapun yang akan dokter di depannya ini ucapkan nanti.

"Jadi bagaimana kondisi istri saya, Dok?." Tanya Zean to the point.

Dokter di depan Zean mengulurkan selembar kertas dengan gambar tulang pada Zean. "Disini, dapat Anda ketahui ada pergeseran tulang pada tulang belakang pasien yang diakibatkan oleh benturan keras pada punggung pasien. Kami biasa menyebutnya fraktur dislokasi. Jenis fraktur yang parah ini bisa menyebabkan ketidakstabilan tulang belakang hingga cedera tulang belakang dan kerusakan saraf."

Dokter di depan Zean menghela nafas sebelum melanjutkan perkataannya, "di samping itu, ada benturan lain yang mengenai bagian perut pasien hingga pasien mengalami trauma tumpul pada organ hati."

Zean menyimak dengan seksama penjelasan dokter di depannya. "Lalu bagaimana penanganannya Dok?" Tanya Zean.

"Pada kondisi fraktur tulang belakang yang parah, termasuk bila ada kerusakan saraf dan sumsum tulang belakang, tindakan operasi patah tulang umumnya akan dilakukan. Tujuan prosedur operasi pada fraktur vertebrata, yaitu mengembalikan tulang ke posisi semula, menstabilkan fraktur, serta mengurangi tekanan pada sumsum tulang belakang dan saraf. Namun, hal ini bisa menyebabkan kelumpuhan juga infeksi. Dan jika berhasil akan membutuhkan waktu yang lama untuk kembali pulih." Jelas dokter itu.

"Dan untuk cedera hati juga diperlukan operasi dengan berbagai pertimbangan. Donor hati dapat dilakukan oleh keluarga, pasangan bahkan teman. Dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi."

Zean memijat pangkal hidungnya, kenapa luka Najwa begitu parah?. "Saya bisa mendonorkan hati saya untuk istri saya " Tegas Zean.

Dokter itu menganggukkan kepalanya, "baiklah. Kami akan mengecek golongan darah juga riwayat kesehatan Anda."

****************

Zean berjalan menyusuri lorong rumah sakit sambil terus memijat pangkal hidungnya. Ia bingung, apa yang harus ia katakan pada orang tuanya mengenai kondisi Najwa?. Apa ia harus jujur dan mengatakan bahwa kondisi Najwa sangat parah? Ia rasa tak sanggup untuk memberitahu kabar buruk ini pada keluarganya.

Di tambah, golongan darahnya tidak cocok untuk Najwa. Hingga ia tidak bisa mendonorkan hatinya pada Najwa. Siapa lagi yang bisa mendonorkan hatinya untuk Najwa? Orang tua Najwa? Ia rasa itu tak mungkin. Usia mereka lebih dari 55 tahun. Aina? Juga tidak mungkin, usianya belum cukup untuk mendonorkan hati.

Zean membelokkan kakinya menuju musholla yang ada di rumah sakit, mungkin dengan sholat ia akan lebih tenang dan dapat berpikir jernih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akhir Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang