LIMA BELAS

48 7 1
                                    

Pukul 08.00 waktu Amerika Serikat, Qila sudah bersiap dengan pakaiannya yang rapi. Ia akan ke kampus hari ini, kondisinya belum benar-benar sehat hanya saja ia tak mau lagi ketinggalan materi lebih jauh.

Tok tok tok

Suara pintu rumah Qila di ketuk, bebarengan ketika ia akan keluar rumah.

"Kak Azzam?"

Ya, orang yang bertamu ke rumahnya sepagi ini adalah Azzam. Kedatangan Azzam yang tiba-tiba dan sepagi ini membuat Qila sedikit gr, ditambah Azzam datang dengan pakaiannya yang rapi dan wangi sehingga menambah kadar ketampanannya.

"Assalamualaikum, Qila" ucap Azzam mengucapkan salam.

"Eh, Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhh. Ada apa Kak kesini?"

"Mau jenguk kamu sebenarnya, tapi kelihatannya kamu udah sehat. Mau ke kampus?"

Tak terasa bibir Qila sedikit melengkung ke atas, entah mengapa ia merasa senang Azzam ada niatan menjenguknya.

"Ah, i-iya Kak. I-ini mau ke kampus."

"Kenapa jadi gugup sih?" Batin Qila.

"Kalau gitu bareng aja gimana? Kebetulan aku tadi bawa mobil."

"Jangan khawatir, di mobil ada Ben, Agatha dan Syakira." Azzam kembali berucap seolah mengerti apa yang dipikirkan Qila.

"Emm, gak usah Kak. Ganggu waktu Kak Azzam sama temen-temennya nanti. Aku bisa pergi sendiri." Kata Qila menolak tawaran Azzam.

"Gak ganggu kok, sekalian kamu nambah teman. Gak cuma Mahveen dan Lavanya aja." Pungkas Azzam disertai dengan candaannya.

"Ya udah Kak, aku ikut. Aku kunci pintu dulu."

"Eh ini buat kamu" Azzam menyerahkan parsel buah yang sedari tadi ia pegang kepada Qila.

"Gak perlu repot-repot, Kak. Makasih ya Kak." Balas Qila menerima parsel buah yang diberikan Azzam dan menaruhnya di dalam rumah.

"Gak papa "

Setelah mengunci pintu, Qila melangkah menuju mobil bersama Azzam yang ada disampingnya.

"Tapi Kak, temen aku bukan cuma Mahveen dan Lavanya aja. Banyak kok. Hanya saja cuma mereka yang deket." Qila meluruskan ucapannya tadi di sela-sela langkahnya menuju mobil bersama Azzam.

"Iya saya tau kok, kamu wanita cantik dan pintar hanya orang bodoh yang gak mau berteman sama kamu."

Qila merasakan desiran di dalam tubuhnya, ada apa ini? Pujian ringan dari seorang Azzam berhasil membuat hatinya berdesir aneh.

"Udah, Zam?" Tanya seorang perempuan dari dalam mobil setelah Azzam sampai disamping mobil.

"Udah, Qila bareng kita gak papa kan?" Tanya Azzam kemudian.

Terlihat raut wajah sedikit berbeda dari ketika perempuan itu bertanya kepada Azzam dan setelah Azzam memberitahu jika Qila akan ikut mereka. Dan perubahan wajah itu, disadari oleh Qila.

"Ah Kak, gak papa aku berangkat sendiri aja." Sela Qila tiba-tiba membuat kerutan hadir di dahi Azzam.

"Kenapa berubah pikiran lagi?" Tanyanya.

"Enggak, gak papa. Aku duluan Kak. Assalamualaikum" ucap Qila berpamitan dan segera melangkahkan kakinya menjauh dari Azzam dan teman-temannya.

"Gak papa Qila, bareng kita aja. Masih muat kok." Ucap perempuan lain dari dalam mobil yang sama.

"Gak usah sungkan, gak papa."

Akhirnya Qila memutuskan untuk ikut mobil Azzam, ia tak enak hati dengan perubahan raut wajah salah satu perempuan yang ada di mobil itu, tetapi ia juga tak enak hati jika terus menerus menolak ajakan Azzam. Apalagi tadi ia sudah mengiyakan.

Akhir Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang