SATU

253 22 2
                                    

"Pengumuman kepada seluruh santri putra dan santri putri kelas 12 di mohon berkumpul di aula sekarang juga, terimakasih " Suara pengumuman menggema di setiap sudut pesantren. Hingga membuat seluruh santri kelas 12 bersiap-siap dan menuju aula.

"Jas gue dimana ya? Perasaan kemarin ada disini" Gadis yang biasa dipanggil Qila itu sibuk mencari jas yang ia ingat terakhir kali ia taruh di gantungannya. Tapi kenapa sekarang gak ada, apa ia lupa menaruhnya.

"Ganti baju aja napa sih Qil" ujar Najwa yang sejak tadi melihat temannya kebingungan.

"Baju gue masih basah"

"Kebiasaan, pakek jas gue aja deh" putus Najwa.

"Yaudah deh, gue pakek ya"

Aqilea Rahma, seorang gadis yang kini berstatus sebagai santri. Gadis yang akrab di panggil Qila oleh teman dan keluarganya. Seorang gadis yang terlihat ceria tanpa beban. Seorang penasihat juga penghibur, hingga membuat banyak temannya yang menyukainya.

Najwa Az-Zahra adalah teman sekaligus sahabat untuk Qila, ia selalu menemani kala suka maupun duka Qila. Kemanapun Qila pergi, disitu ada Najwa. Najwa yang juga punya kepribadian ceria membuat pertemanan mereka terlihat sangat harmonis tanpa masalah, walaupun sebenarnya mereka juga sering bertengkar karena masalah kecil.

*****

"Pihak pesantren akan mengadakan haflah akhirussanah untuk kelas 12, oleh karena itu kalian diharapkan memberikan sebuah pentas dan kesan pesan untuk adik kelas. Bisa kalian rundingkan sendiri pentas apa yang akan ditampilkan. Dan saya harap kalian bisa mengajukan pentas sebelum hari-h." Ujar pengurus pondok pesantren di depan.

"Pengumuman selesai, kalian bisa merundingkannya disini sekarang. Saya akhiri wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuhh" lanjutnya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhh " jawab seluruh santri serempak.

Seluruh santri segera berkumpul dan akan segera merundingkan pentas yang akan ditampilkan.

"Wa, gue ke toilet dulu ya." Qila meminta izin kepada temannya terlebih dahulu sebelum pergi.

"Mau di temenin?"

"Ga usah, gue berani"

Qila berjalan keluar menuju toilet yang ada di sebelah barat aula.

"Qila, Qila"

Terdengar suara yang memanggil namanya dari arah belakang. Dan ternyata

"Zean? Ada apa ya?" Gumam Qila bertanya-tanya.

Zean Nalendra Bratajaya, seorang laki-laki tampan nan pintar sehingga dikagumi oleh banyak kaum hawa. Tapi dibalik ketampanan dan kepintarannya, Zean termasuk ke dalam santri yang mudah sekali mendapat hukuman.

"Ada apa?" Tanyanya setelah Zean sampai di depannya.

"Mau ngomong bentar, penting. Bisa?" Ujar Zean.

"Penting? Kayaknya kita gak sedekat itu sampek ada hal penting yang perlu dibicarakan."

"Memang, tapi bagi aku ini sangat penting. Bisakan?"

"Mau ngomong apa?"

"Aku suka sama kamu"

Ha? Gak salah? Apakah Qila salah dengar?
Qila dibuat cengo dengan pernyataan Zean barusan.

"Aku suka sama kamu, dan setelah hari kelulusan aku bakal dateng ke rumah kamu buat lamar kamu. Jadi persiapkan jawaban kamu mulai sekarang Aqilea Rahma" Zean berucap dan segera pergi dari hadapan Qila.

Sedangkan Qila, ia masih diam mematung mencerna ucapan Zean barusan. Apa ini benar? Tak lama, bibir Qila terangkat ke atas. Sial, kenapa ia bisa senyum-senyum sendiri seperti ini? Cara pengungkapan Zean berbeda dari laki-laki yang lain. Seperti cerita yang sering Qila baca misalnya.

"Sadar Qila, sadar. Jangan GR dulu, itu cuma rencana." Qila segera melangkahkan kaki melanjutkan perjalanan menuju toilet yang sempat tertunda.

*****

"Mendingan gue gak kasih tau Najwa dulu deh, ini cuma rencana Zean aja. Atau bahkan Zean gak serius ngucap itu tadi." Qila masih terpikirkan ucapan Zean tadi. Dan bertekad untuk tidak memberitahu temannya itu. Bisa heboh nanti satu pesantren jika temannya itu tahu. Kalau yang dikatakan Zean tadi benar, ia akan memberitahu Najwa setelah Zean dan keluarganya datang ke rumah.

"Gue perhatiin dari tadi, ekspresi lo berubah-ubah. Kadang senyum-senyum sendiri, kadang kayak orang mikir. Aneh. Hayyoo mikir apa lo?" Najwa curiga dengan ekspresi wajah temannya itu yang gampang berubah-ubah.

"Eh enggak kok, apaan. Gak penting" Jawab Qila.

"Pasti lo lagi mikirin nikah sama cowo ganteng trus pinter, paham agama lagi. Eh lupa gus juga. Lo kan suka ngayalin hal-hal kek gitu."

"Apaan, itu mah lo bukan gue"

___________________________________________

Segini aja dulu yaaa🤗🤗
Semoga kalian suka

Ditunggu kritikan dan sarannya

🌻 Sebaik-baiknya bacaan adalah Al-Qur'an
🌻Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama atau latar tempat itu termasuk unsur ketidak sengajaan.

Akhir Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang