TIGA PULUH TUJUH

24 8 2
                                    

Zean menarik nafasnya, berusaha melanjutkan ucapannya. Semua harua selesai dan Najwa harus tahu saat ini juga. "Aku dan Qila tidak pernah mempunyai hubungan apapun, hanya sebatas dua orang yang tidak bisa bersama. Setelah pernikahan kita dia memblokir semua media sosial aku. Lalu dia memilih pergi jauh kuliah di Amerika, hanya karena kita Najwa, Qila tidak mau mengganggu kita." Zean kembali menarik nafasnya dalam. Kenyataan ia tak bisa bersama Qila masih membuatnya sakit, dan sekarang di tambah kenyataan bahwa pernikahannya di ambang perceraian membuatnya semakin merasakan sakit yang teramat dalam.

"Qila rela pergi jauh di negeri orang, jauh dari keluarga dan orang-orang tersayang hanya karena dia pengen aku cepat melupakannya dan mencintai kamu."

"Setelah kepergian Qila aku merenungi semua perkataan yang Qila lontarkan untukku. Soal Qila yang memintaku untuk mencintai kamu. Aku tidak pernah pura-pura mencintai kamu, atau bahkan memanfaatkan kamu untuk tetap mengetahui bagaimana kabar Qila. Semua yang Akmal katakan itu bohong, aku sudah mencoba ikhlas dengan takdir yang terjadi di kehidupanku."

"Qila tak bersalah apa-apa dalam hal ini, jika memang ada yang perlu disalahkan disini adalah kita berdua Najwa. Aku yang selalu membohongi perasaanku sendiri dan kamu yang selalu kalah dengan ego kamu. Kamu egois, kamu gak mau dengerin penjelasan aku ataupun Qila, kamu berlaku seolah-olah kamu yang paling tersakiti, tapi nyatanya Qila yang lebih terluka di cerita ini Najwa." Sama seperti Zean, Najwa juga menunduk menangis deras mendengar penjelasan Zean.

"Qila dijanjikan dilamar oleh laki-laki tapi akhirnya laki-laki itu malah menikahi sahabatnya sendiri, dia pergi jauh untuk melupakan laki-laki itu di negeri orang sampai 7 tahun lamanya. Dan setelah pulang dia malah mendapatkan tuduhan juga cacian. Bahkan itu keluar dari mulut sahabatnya sendiri.  Kamu gak tahu betapa sakitnya Qila saat ini, sahabat yang selalu dia kedepankan perasaannya kini malah menjadi orang yang menghancurkan perasaannya. Sahabat yang harusnya jadi penopang saat jatuh kini juga yang malah meruntuhkannya."

"Qila tak memiliki niat sedikitpun untuk merebutku dari kamu seperti apa yang kamu tuduhkan saat itu, kejadian saat itu benar-benar murni kecelakaan. Tanpa disengaja aku atau pun Qila. Jika Qila ingin merebutku, bukankah seharusnya sejak dulu Qila melakukannya?. Atau bahkan Qila tak mungkin menolak rencana ku untuk menceraikan kamu saat itu." Zean menghentikan ucapannya, tangannya meraih wajah Najwa agar menatapnya.
"Qila adalah sahabat terbaik buat kamu, kamu akan menyesal jika memutus tali persahabatan itu." Sambung Zean.

"Aku mengatakan semua dengan jujur Najwa, tanpa aku kurangi atau tambahi. Aku dan Qila sudah sama-sama ikhlas menerima takdir, aku sudah menemukan kebahagiaan yang ternyata ada padamu. Mungkin Qila juga sama, sudah menemukan kebahagiaannya di luar sana. Sekarang aku pasrahkan semuanya padamu Najwa, aku sadar aku bukan laki-laki terbaik buat kamu. Aku sudah menjadi suami buruk buat kamu selama ini, kamu berhak bahagia. Dan jika bahagiamu bukan padaku, aku ikhlas melepasmu." Lidah Najwa kelu untuk sekedar mengeluarkan sepatah kata pun, airmatanya terus merembes keluar. Ia tak menyangka Qila berkorban begitu besar untuknya, Qila tak berubah, masih seorang sahabat yang selalu mementingkan perasaan sahabatnya. Tapi Najwa? Dia malah tertipu foto-foto yang bahkan tidak bisa menjadi bukti. Pengakuan Zean tentang Qila ternyata lebih menyakitkan dari yang ia bayangkan sebelumnya.

"Mau kemana?" Tanya Zean karena Najwa yang tiba-tiba berdiri dari duduknya.

"Aku mau menemui Qila." Ucap Najwa dan langsung berlari menuju montornya terparkir. Ia ingin memeluk Qila dan meminta maaf kepada wanita itu. Bahkan jika perlu, ia rela bersujud di kaki Qila.

*******************

"Kamu yakin, Qila? Mau meninggalkan Abi dan Ummi?" Tanya Aisyah, jujur saja ia berat melepaskan gadis semata wayangnya ini. Bagaimana tidak, Qila baru saja pulang setelah 7 tahun pergi, dan sekarang mau pergi lagi.

Akhir Sebuah KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang