R - the new beginning (3)

51 5 0
                                    

oaujun menyingkirkan tangannya bertepatan dengan setumpuk berkas yang jatuh berdebam di atas mejanya. membatin 'save' saat melihat tumpukan yang sudah pasti akan membuat tangannya sakit jika dia terlambat sedetik saja.

"apa ini?"

"kerjaanmu" jawab pluem, pelaku yang membanting tumpukan berkas ke meja

oaujun menatap berkas di hadapannya dengan ngeri "sebanyak ini, perasaan aku tidak terlalu lama menunda nya"

"sudah ku kerjakan semua, tinggal tanda tangan" suara pluem terdengar sadis

oaujun menghembuskan nafas lega "oh, bagus deh kalau gitu"

fiat yang sejak awal hanya diam memperhatikan menghela nafas saat melihat perubahan raut wajah pluem mendengar kalimat oaujun

"bagus?! bagus?! apanya yang bagus?! dengan segala hormat inspektur oaujun, ketua unit 5th divisi satu investigasi kejahatan berat, kemana anda selalu menghilang selama hampir dua minggu sehingga kerjaan anda menjadi terbengkalai dan harus di selesaikan oleh orang lain?!"

oaujun berjengit mendengar nada yang digunakan pluem.

"er, ke tkp?"

karena tentu saja oaujun tidak bisa mengatakan jika dia pergi ke markas swat dan terlibat kasus serta harus menginap di rumah sakit selama dua hari karena ternyata tulang rusuknya ada yang patah atau semacamnya, oaujun tidak begitu mendengarkan saat puimek menceramahinya. setelah keluar pun oaujun masih harus check up beberapa kali untuk memastikan dia tidak menderita trauma apapun dan semua bagian tubuh nya berfungsi dengan baik.

"mohon maaf pak, setiap kali saya ke tkp atau lab atau bahkan berkeliaran menanyai saksi dan menelusuri jejak kasus, saya tidak pernah melihat sosok anda sedikitpun"

fiat menghitung dalam hati tumpukan berkas di hadapan oaujun, mengingat ingat kasus apa saja yang mereka tangani dalam beberapa hari ini. 5 pembunuhan, 3 kecelakaan dan 1 bunuh diri. total ada 9, dan kesemuannya berhasil diselesaikan oleh pluem dan dirinya sendiri tanpa campur tangan oaujun.

kasus kasus itu memang tidak terlalu sulit, karenanya bisa mereka selesaikan dengan mudah. namun seingat fiat, sejak mereka berdua keluar dari rumah sakit, oaujun memang sering absen sehingga pluem terpaksa mengambil alih beberapa pekerjaan oaujun. entah kemana ketua tim mereka itu menghilang setiap harinya

pluem masih berbicara dengan nada sadis yang semakin bertambah jelas karena menggunakan kalimat yang semakin sopan. mengenal pluem sejak lama, fiat tahu, semakin sopan pluem itu artinya semakin tipis batas kesabaran nya.

"tenang, kamu tahu kan, patience is the virtue of ... something"

fiat melihat pluem mengangkat satu alisnya

"well, aku lupa kalimatnya bagaimana" kata oaujun membela diri

"apa anda bermaksut memberikan pesan motivasi?"

"nah" oaujun mengibaskan tangannya tidak peduli "pesan semacam itu tidak pernah berguna buat ku"

fiat membuka mulut saat melihat sudut bibir pluem berkedut, tanda jika patner nya itu sudah mencapai batas akhir kesabaran

"actually, kalimat yang benar itu adalah 'patience is A virtue' bukan the virtue"

oaujun menoleh pada fiat sebelum kembali menatap pluem "ya itu lah maksut ku"

memutuskan jika melayani oaujun hanya akan membuang energinya, pluem akhirnya menarik nafas, berusaha menahan diri agar tidak memukul atasan nya yang terlalu santai itu.

"anyway, sepertinya kalian kerepotan menangani kasus kasus ini" oaujun membuka buka asal beberapa berkas sebelum mendorong nya ke sudut meja

"itu..."

spesial chapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang