KS - clover 🍀

120 8 0
                                    

⚠️ warning for self harm and suicide attempt ⚠️ (it's light though, but just in case. this part of kidship story, what did you expect then)

☘️☘️☘️

tae darvid

a perfect son, perfect big brother, perfect student.

well not.

tidak ada yang sadar jika tae sebenarnya sangat tertekan dengan sebutan perfect yang di dapatnya.

"ku pikir kamu sudah berhenti merokok"

tae menghembuskan nafas lega saat melihat tul dan max yang memergokinya. kedua anak itu sudah lama berteman dengannya. dan hanya mereka berdua yang tahu jika sebutan perfect yang di sandang tae tidak terlalu benar

"bertengkar lagi dengan ayahmu?" tanya max

"hmm" tae mematikan rokok di tangannya yang memang sudah hampir habis

ayah tae adalah seorang dokter dan ingin agar tae meneruskan jejaknya. hanya saja tae sendiri sebenarnya tidak ingin mengikuti rencana ayahnya karena memiliki impian lain.

selama ini tae selalu mengikuti apa yang dikatakan oleh kedua orang tua nya, berprestasi di sekolah dan tidak pernah membuat masalah. karena itu bagi saudara saudara nya pun sosok tae selalu digunakan sebagai contoh panutan. hal ini membuat tae semakin tertekan karena sebenarnya dia tidak sebaik itu.

"mau ku temani masuk kedokteran?" tawar tul

"kenapa?" kata max

"ya kan nggak mungkin kamu yang nemanin tae, bisa apa nilai mu buat masuk kedokteran"

"iya juga sih" max berguman membenarkan. meski dia tidak bodoh tapi standar nilai nya tidak akan bisa untuk mendaftar di fakultas kedokteran.

"bukannya kamu bilang mau mengincar arsitektur?" tanya tae pada tul

"ya, nggak masalah sih. jadi dokter juga kelihatan nya keren" jawab tul tidak terlalu peduli

"enak ya kalau pinter dari sananya, nggak perlu ribet belajar"

"sembarangan, aku tetep belajar ya. kamu aja yang males"

"nggak usah, nanti biar aku coba ngomong lagi aja sama ayahku" tae tidak mempedulikan banter tul dan max yang memang sudah menjadi kebiasaan mereka berdua.

"ayahmu nggak setuju karena masalah penerus kan? kalau adikmu nanti masuk kedokteran kan nggak masalah meski kamu nggak?" kata max

tae menggelengkan kepala sembari membuka kotak rokok yang sejak tadi menemaninya, mengambil satu untuk dinyalakan.

"dia nggak minat juga dan aku nggak mau dia mengorbankan impiannya"

tul melirik lima puntung rokok yang berada di dalam asbak, yang tul yakin semuanya adalah milik tae. mengulurkan tangan, tul menyambar rokok dari mulut tae yang baru saja dinyalakan

"jangan kebanyakan, kasihan paru paru mu"

"pilihan nya antara itu atau ini" tae menunjukkan kepalan tangannya pada tul

"mau ke gym gimana? kutemani sparring" tawar max sembari tertawa

ya, tae hobi berkelahi.

untuk melepaskan perasaan tertekan dan emosi nya tae sering terlibat tawuran, hanya saja kegiatan extra nya itu dilakukan di malam hari sehingga tidak banyak yang tahu mengenai wajah asli tae.

kebalikan dengan image tae di mata publik, dikalangan geng motor dan preman penguasa jalan di malam hari, nama tae justru ditakuti karena kebrutalan nya.

spesial chapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang