KS - aftermath

446 48 2
                                    

setting: setelah chapter turning point

🙈🙉🙊

"it's okay, pluem will be fine"

fiat menatap oaujun yang tersenyum padanya menenangkan. tiba tiba fiat sadar, pluem memang tahu 'penyakit' oaujun karena peristiwa relapse oaujun saat mereka di taman. tapi fiat tidak ingat pernah mengatakan apapun mengenai 'penyakit' pluem pada oaujun.

"kak oaujun"

"hmm?"

"kak oaujun tahu tentang pluem?" fiat teringat kemarin saat oaujun mengatakan penyakit nya berbeda dengan pluem

"hmm"

"tahu dari mana?"

"darimana ya, kalau di tanya gitu sih. aku cuma menduga"

fiat menatap oaujun, meminta penjelasan lebih lanjut.

"devil can recognize devil" kata oaujun "kurasa, sejak aku relapse, aku punya gambaran kasar mengenai pluem. meski aku tidak tahu pastinya"

"maksut kakak?"

"reaksi pluem saat itu, reaksi mu yang seolah sudah terbiasa menghadapi hal semacam ini, komentar yang tanpa sadar diucapkan pluem saat aku bicara dengannya di berbagai kesempatan. kalau di tambah pertemuan ku di rumah sakit dengannya dulu, kurasa aku berani menyimpulkan setidaknya dia juga memiliki 'sesuatu' di dalam kepalanya"

"kak oaujun bertemu pluem di rumah sakit? kapan?"

"waktu kalian tingkat satu, pas aku 'kecelakaan' itu"

"kok pluem nggak pernah bilang?"

"aku yang minta dia diam. tapi tanpa kuminta pun kurasa pluem akan diam. mungkin pluem juga sudah mulai menduga mengenai ku sejak itu, makanya dia masih bisa tenang waktu aku relapse"

"saat awal kuliah memang paman tee menyuruh pluem datang sebulan sekali. mereka khawatir karena pluem tinggal sendirian"

"ah, jadi kamu selalu bersama pluem itu karena mengawasi nya?"

fiat mengangguk kan kepala. tay dan new khawatir ketika pluem memilih untuk tinggal sendiri. selama ini meski jauh tapi pluem tinggal bersama fiat sehingga ada yang bisa mengawasi pluem. namun kali ini fiat hanya bisa melakukan nya hanya pada saat berada di kampus, itupun tidak sepenuhnya karena fakultas mereka berbeda. karena itu setiap ada kesempatan, fiat selalu membututi pluem.

"selain kamu, nggak ada yang tahu tentang pluem?"

"kurasa nggak. ice dan yang lain hanya berpikir pluem moody. pluem sangat berhati hati menyembunyikan masalahnya"

oaujun mengangguk kan kepala paham. dia sendiri juga bersikap seperti itu. meski ada beberapa temannya yang sadar jika ada yang aneh dengannya tapi mereka tidak tahu jika dia 'sakit', mereka berpikir oaujun hanya sedikit stress dengan masalah sehari hari yang masih dalam batas wajar seperti lainnya.

"maaf ya"

"huh?"

"aku mengambil perhatian mu dari pluem"

"tapi kakak juga ikut memperhatikan pluem kan?"

"kenapa berpikir begitu?"

"kakak memilih pluem untuk berbicara, itu artinya kakak percaya pluem bisa memahami kak oaujun untuk tidak men judge. aku lama bersama pluem, aku paham sebagian besar orang pasti akan men judge orang orang seperti kak oaujun dan pluem, saat tidak pun, terkadang mereka memberikan tanggapan yang justru memiliki efek sebaliknya"

oaujun menepuk kepala fiat sembari tersenyum. "pluem beruntung punya teman seperti mu"

"aku pernah hampir gagal" bantah fiat pelan

spesial chapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang