KS - la pluie

120 10 2
                                        

la pluie = the rain
guest cast: pee perawich (yang jadi phat di la pluie the series)

this is one shoot story, jadi saya tidak akan mengambil tema yang berat.

bullying is a big problem, tindakan dan dampak nya sangat berbahaya.

📚📚📚

title berlari menuju halte ketika hujan tiba tiba mengguyur bumi, melepas sweater nya yang sedikit basah dan menggunakan nya untuk mengeringkan rambut sembari berbicara sendiri.

"kenapa tiba tiba hujan sih, si folk juga, katanya tinggal belok doang, belok mana, kebiasaan tuh anak. tahu gini tadi aku ikut kakak pulang nggak nungguin folk"

mendesis saat tanpa sengaja luka di lengannya yang memang tadi dibiarkan begitu saja. title berpikir akan mengobati nya di rumah, toh tidak terlalu parah.

"kirain di sini aman, nggak ada bully segala. ternyata dimana mana sama aja"

mengangkat kepala saat dari kejauhan folk berlari menembus hujan sembari menyerukan namanya

"tadi kan kubilang tunggu di depan gedung serba guna, kenapa malah ke sini?!" folk mengibaskan jaketnya yang tadi digunakan sebagai tudung kepala

"banyak orang folk, makanya aku jalan ke sini"

"namanya kampus ya banyak orang, nih pakai ini, ayo pulang" folk memberikan jaketnya dan bersiap lari

"lha, entar kamu sakit gimana kalau hujan hujan nan"

"halah, tenang aja. cuma hujan air doang, waktu kecil tiap hujan malah aku mandi di bawah talang air"

"nggak dimarahin apa?"

"aku sih nggak, tapi si jump kena amuk om nanon" folk tertawa tanpa beban "di kiranya dia yang ngajakin"

"kalian berdua memang parah"

"udah ayo pulang, buruan. aku ada janji buat mabar sama jump ntar"

"lha, katanya mau ke rumah ku, makanya aku bilang pulang denganmu, kamu kan selalu nyasar dulu kalau ke rumah"

"si jump ku suruh ke sana, sama anak anak ntar"

"jangan bikin ribut lho, ada dad sama mom mu kan"

"tenang aja, ayolah buruan"

"mobil mu dimana memangnya?"

"tuh" folk menunjuk mobil yang terpakir lumayan jauh dari tempat mereka berada

"nggak kurang jauh apa folk parkirmu?"

"eh jenius, ini halte ya, nggak boleh parkir durasi 9 meter, terus itu pintu gerbang, di sana perempatan. kalau dad tahu sim ku di cabut ntar, ambil mua susah, lebih susah daripada kena tilang beneran"

"mau kakak antar sampai mobil?"

folk dan title yang sedang berdebat menoleh bersamaan dan menemukan empat orang senior sudah berdiri bersama mereka.

"ah, kak orm, siang kak" sapa folk yang mengenali head hazer mereka

title hanya mengangguk kan kepala sebagai pengganti salam

"kok baru pulang?" tanya orm

"iya, tadi habis ngobrol sama pak jet" jawab folk

"ada masalah? kamu di bully lagi? kalau iya bilang kakak, nanti biar kakak yang..."

"nggak kak, cuma folk yang di panggil pak jet. bukan saya" sela title

"oh, syukurlah kalau begitu..."

spesial chapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang