KS - old sins

84 6 2
                                    

"sebaiknya kamu punya alasan yang bagus untuk diam, white"

kalimat ngern kembali terngiang dalam kepala white, menghela nafas, white menoleh, memperhatikan captain yang baru saja keluar dari kamar mandi.

seperti biasa, mata white langsung tertuju pada kaki kanan captain secara otomatis.

kebiasaan lama yang tidak juga bisa white tinggalkan meski captain selalu mengatakan padanya untuk melupakan.

kebiasaan yang juga menjadi sebuah ganjalan di sudut hati white yang tidak akan bisa hilang

"stop that!"

suara captain membuat white kembali menghela nafas dan mengalihkan perhatian nya.

"serius, kalau aku tidak mengenalmu sejak lama, aku akan berpikir kamu bersamaku hanya karena rasa bersalah dan ingin bertanggung jawab"

"aku tidak ..."

"iya tahu" potong captain sembari meletakkan handuk kemudian berjalan menuju tempat tidur "kenapa? meski kamu sering melihat ku seperti itu, tapi kali ini sedikit berbeda. apa karena ngern dan gust tadi siang?"

white mengulurkan tangan nya agar captain berbaring di sampingnya "menurut mu, apa aku seharusnya memberi tahu mengenai pluem pada mereka?"

"entahlah, aku tidak akan menyangkal jika kamu lebih tahu apa yang mungkin dirasakan pluem, tapi kalau menurut mu lebih baik diam maka aku akan setuju dengan mu"

"this feeling is the worst, tidak akan pernah hilang sampai kapanpun"

captain tersenyum simpati, membiarkan white mencium keningnya

"sudahlah, jangan dipikirkan. seperti yang kukatakan tadi. pluem anak yang kuat, dia pasti bisa mengatasinya"

"tapi tetap saja..."

"kita pastikan saja pluem tahu bahwa kita semua ada untuknya, hanya itu yang bisa kita lakukan"

"hmm, oiya, anak yang dulu pernah kamu ceritakan itu bagaimana?"

"ah, oaujun? aku sudah tidak bertemu dengannya sejak tahun lalu, tapi kudengar dari tee, baik fisik maupun psikis nya sudah lebih baik sekarang"

"kakinya? apa dia tertolong?"

"hmm, mungkin tidak seperti dulu tapi tidak papa, jika ingin, dia masih bisa menari lagi"

white berguman dan lagi matanya kembali berlari ke arah kaki captain yang tertutup selimut

"kak white, stop it. I'm fine"

"hmm, aku berjanji akan membuat mu menjadi orang paling bahagia di dunia"

captain tertawa mendengar kalimat yang sudah sering di ucapkan white padanya sejak dulu.

"hmm, sudah malam. ayo tidur" captain mencium pipi white sebelum memejamkan mata. tidak butuh waktu lama baginya untuk meninggalkan alam sadar dan white yang masih tetap terjaga

white memperhatikan wajah captain di sampingnya, kenangan lama yang tersimpan rapat perlahan kembali muncul dalam ingatan white

...

hari itu, white lagi lagi bertengkar dengan ayahnya. berniat untuk meredakan emosi, white membujuk captain untuk menemani nya meski harus membuat kekasihnya itu terpaksa absen dari latihan klub badminton.

sifat white yang mudah emosi memang sering membuatnya berada dalam masalah, biasanya ngern atau august yang akan bersama white, menemani apapun yang ingin dilakukan white sampai emosinya mereda.

namun hari itu keduanya sedang tidak ada, karena itu captain lah yang akhirnya mengalah dan meminta ijin untuk tidak ikut latihan pada ketua klub. captain tahu jika dibiarkan sendiri, white mungkin akan melakukan sesuatu hal yang berbahaya

spesial chapterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang