39. Ruang Operasi

17 4 8
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Sudah sekitar dua minggu berlalu kondisi Rara tetap sama tidak sadarkan diri, Gadis itu masih setia terbaring lemah di atas brangkar, Rara di pindahkan ke ruang rawat inap dengan peralatan medis yang masih menempel ditubuh gadis itu.

Dan sudah dua minggu itu pula mereka belum menemukan pendonor yang cocok kini mereka mulai merasa putus asa, waktu yang tersisa hanya tinggal tiga hari lagi.

Sahabat sahabatnya dengan setia menjenguk Rara setiap hari sepulang sekolah. Tak halnya dengan Gathan, pria itu selalu datang setiap pulang sekolah dengan membawakan bunga mawar merah yang indah setiap harinya, ia selalu menyimpan bunga bunga itu diatas nakas, dan jika ada yang layu Gathan membawanya kembali dan membuangnya lalu digantikan dengan yang baru.

Gathan masuk keruangan serba putih itu tak lupa dengan bunga mawar merah indah ditangan nya. Ia kemudian duduk di kursi samping brangkar Gadis yang tertidur lemas. Ia menyimpan bunga indah itu diatas nakas kemudian menarik tangan Rara dan menggenggamnya lembut.

"Ra, gue kangen liat mata lo yang indah, gue juga kangen liat senyuman lo, gue kangen celotehan lo.." lirih Gathan menatap mata gadis itu yang dengan setia tertutup rapat, Gathan berharap mata indah itu akan terbuka lagi.

"Ibu lo juga kangen sama lo dia sekarang jadi lebih sering sakit sakitan Ra, dia sedih liat lo belum bangun bangun kayak gini.. sahabat sahabat lo juga sering jenguk kesini, gue mohon Ra.. lo harus bangun, Kevan hancur tanpa lo.. oh iya, Dimas dan Marvel titip salam buat lo" Lirih Gathan berceloteh panjang walau ia tau Rara tak akan mendengarnya.

Nina ibu Rara barusaja pulang dari sini, ia menitipkan putrinya kepada Gathan sebentar untuk mengambil beberapa keperluan nya, seperti baju, makanan, dan selimut untuk nya karna disini udaranya sangat dingin.

Gathan terus menggenggam jari jemari lembut itu yang terasa hangat. Matanya tak henti henti menatap wajah pucat gadis itu yang walau begitu tetap terlihat cantik natural.

Gathan merasakan jari jemari yang ia genggam perlahan mulai bergerak. Ia terkejut dan melepas genggaman tangannya.

"Ra.." panggil Gathan lirih. Mata indah itu perlahan mulai terbuka dengan sendirinya.

Saat pertama Rara membuka matanya, yang pertama kali ia lihat adalah Gathan yang sedang duduk di samping brangkar dengan menggenggam lembut tangan nya.

"K-kamu udah sadar Ra!" Ujar Gathan dengan sangat bahagianya. Gadis itu menatap Gathan dan tersenyum kecil.

"kak K-kevan.." kata kata yang pertama terlontar dari mulut Gadis itu.

DEAR LAURA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang