Vote dan komen, jangan lupa masukkan ke perpustakaan serta follow Wattpad ini agar dapat notifikasi kalau cerita ini update!
Elvano sudah menghubungi Afifah untuk mengajaknya bertemu, sebelumnya ia sudah membelikan hadiah untuk gadis itu dan keluarganya. Karena Elvano yakin kalau dia memberikan uang pasti Afifah atau orangtuanya tidak akan menerimanya. Padahal Elvano hanya ingin sedikit mengungkapkan terimakasihnya atas bantuan berharga dari Afifah.
Karena hari ini hari libur, Elvano bergegas pergi ke rumah Afifah. Setelah sampai, Elvano turun dari mobilnya sambil menenteng hadiah untuk Afifah dan keluarganya.
"Assalamualaikum." Elvano memberi salam.
"Waalaikumsalam, sini masuk, Pak!" ujar Afifah sambil membukakan pintu untuk Elvano dan menyuruhnya masuk.
Elvano senang sekali bisa bertemu Afifah lagi, sejujurnya ia merasa rindu karena belakangan ini tidak bisa bertemu dengan Afifah, apalagi setelah gadis itu berhenti kerja di perusahaannya.
"Duduk dulu, Pak. Mau minum apa?" tanya Afifah
"Air putih aja, Fah."
"Loh, Nak Elvano datang, duh tahu gitu ibu masakin kupat tahu." Ibu Afifah ke ruang tamu menghampiri Elvano.
"Iya, Bu, kangen sama ibu jadinya aku mampir ke sini. Ibu apa kabar?" tanya Elvano
"Baik, Nak, kamu dan keluarga apa kabar?" ujar ibu Afifah, sedangkan putrinya tengah pergi ke dapur untuk mengambilkan minuman dan cemilan.
"Alhamdulilah baik, Bu. Setelah masalah kemarin selesai, mereka lagi pada pergi liburan. Saya dan keluarga benar-benar berterimakasih pada Afifah, kalau bukan karena dia, mungkin masalah ini masih merongrong keluarga saya."
"Saya hanya perantara saja, semua atas ijin Allah SWT, mungkin ini jawaban dari doa-doa Bapak dan keluarga." Afifah datang dari dapur sambil membawa air putih dan biscuit.
"Iya, Fah, saya benar-benar bersyukur. Oh iya, ini ada bingkisan sedikit buat Ibu dan Pak Umar."
Elvano menyerahkan paper bag berisi pakaian mahal untuk kedua orangtua Afifah, jam tangan mahal untuk ayah Afifah, ada gelang yang dihiasi berlian meski kecil untuk ibu Afifah, dan tas bermerk untuk ibu Afifah.
"Ya Allah, Nak, ini apa? Banyak banget, ini tampak mahal." Ibu Afifah kaget ketika melihat bingkisannya.
"Pak, ini terlalu berlebihan," ujar Afifah.
"Tidak, Fah, ini sama sekali tidak berlebihan. Saya mohon untuk tidak menolaknya, saya akan sedih kalau kalian tidak mau menerimanya." Elvano memasang wajah memelas, hal itu membuat Afifah menghela napas pasrah.
"Terimakasih banyak, Nak Elvano, ibu benar-benar sungkan sebenarnya menerima hadiah sebagus ini." Ibu Afifah menerima hadiah yang Elvano berikan.
"Sama-sama, Bu, jangan sungkan, Elvano aja gak sungkan selama ini ngerepotin ibu dan Pak Umar."
"Nak, kamu mau makan apa? Biar ibu masakan. Gimana kalau kupat tahu? Atau soto aja." Ibu Afifah menawarkan.
"Gak usah repot-repot, Bu, saya jadi gak enak."
"Gapapa, sekarang ibu mau ke pasar dulu beli bahan buat beli soto." Tanpa persetujuan ibunya pergi mengambil tas dan keranjang untuk pergi ke pasar membeli bahan membuat soto.
"Yah, saya malah jadi ngerepotin ibu kamu, Fah. Eh, tapi saya juga kangen masakan ibu kamu sih."
Elvano cengengesan, dia benar-benar berharap bisa menjadi keluaga dengan Afifah. Sejujurnya Elvano yang dulu tidak berniat menikah sama sekali, apalagi menikah muda, tapi kini ia ingin menikah dengan Afifah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Karma Bos Playboy
AcakElvano Rafardhan Effendi, anak tunggal dari seorang konglomerat yang berdarah campuran Indonesia-Amerika. Pria itu tumbuh menjadi sosok playboy yang suka bergonta-ganti pasangan, bahkan dia beberapa kali tidur dengan perempuan berbeda. Wajah tampan...