Setelah sekian laa menunggu akhirnya nama Yue keluar juga dan entah keberuntungan atau nasib sial ia malah melawan iblis kecil itu siapa lagi kalau bukan Xing Xing adik tirinya
"Akhirnya" Gumamnya dengan semangat, saatnya pembalasan dimulai
Yue memasuki arena dengan wajah dinginnya, banyak pasang mata yang mengarah kedirinya dengan berbagai macam ekspresi namun seperti biasa gadis itu tetap cuek dan sama sekali tidak terpengaruh
"Jiejie bagaimana kejutanku?" Ucap anak itu sembari menyeringai
"Ah aku mengerti sekarang" Batin Yue akhirnya paham rupanya adiknya ini memang sedari awal sudah mengaturnya untuk Yue berhadapan dengan Xing Xing
"Lumayan, banyak sekali koneksimu ya" Ujar Yue sedikit menyindir adiknya
"Hahaha aku bisa menghancurkanmu dalam sekejap hanya saja sedikit bermain sepertinya itu lebih baik" Balas Xing Xing sembari menyeringai licik
"Siapa yang kalah hari ini kita akan melihatnya nanti" Ujar Yue tenang, aba aba untuk mulai sudah terdengar
Keduanya mulai menyerang untuk kali ini Yue yang menyerang duluan, dengan langkah ringan ia mengayunkan pedangnya dengan lihai Xing Xing juga tak kalah hebat ia menangkis serangan itu dengan tepat tanpa celah, jika dilihat dari sudut pandang penonton keduanya seakan menari dengan anggun menggunakan pedang namun kenyataannya dalam kilatan mata keduanya ada sepercik rasa ingin mengalahkan satu sama lain yang sangat besar, semakin lama serangan keduanya menjadi cepat dan cepat hingga mengunang beberapa sorakan dari penonton yang kagum ada juga yang mencemooh Yue
"Hanya segini saja kemampuanmu hah?" Ujar Xing Xing merasa bangga karena ia merasa berhasil memojokkan Xiao Yue
Yue sedari tadi hanya diam dan tidak menggubris karena ia mulai fokus untuk menaikkan intensitas serangannya. Entah apa sebabnya tubuhnya sangat berat padahal biasanya meski ia tak menggunakan energi Qi itu haik baik saja, tepat sekali sedari tadi Yue belum menggunakan energi Qi nya sama dan hanya mengandalkan teknik pedang biasa hingga satu serangan Xing Xing berhasil menggores lehernya, beruntung refleknya sangat bagus jadi luka goresan tidak terlalu dalam. Yue menghela dan mulai mengatur sirkulasi Qi di tubuhnya, ia menebak Xing Xing memberikan sesuatu kepadanya namun apa? Tak butuh waktu lama seakan dinetralkan kini Yue dapat bergerak bebas
"Lemah sekali! Apa kau pantas disebut sebagai kakakku?" Cemoohnya namun sekali lagi Yue itu tebal telinganya jadi ia tidak terpancing sama sekali
Tak lama Xing Xing kembali menyerang kali ini lebih kuat dari yang adi, pedang gadis itu terus mengarah kebagian vital Yue namun belum sempat mengenainya gadis berambut putih itu berhasil menangkisnya, setengah dupa sudah terbakar habis namun keduanya seakan tidak ingin mengalah satu sama lain
Xing Xing yang geram mulai menggunakan energi Qi yang lebih besar dari yang tadi hingga suatu waktu pedang itu berhasil menusuk bahu kanan Yue, darah mengucur dari sana dan ekspresi puas terbit diwajah gadis itu
"Jiejie jika kau mengaku kalah aku akan mengampunimu" Ucap gadis itu, semua orang juga sudah mulai berbisik bisik karena sedari tadi Yue seakan bertingkah pasif, Yue yang mendengar perkataan Xing Xing hanya menaikkan sebelah alisnya
"Benarkah?" Ucap gadis itu
"Ya tentu saja! Maka dari itu cepat menyerahlah sebelum aku mulai mencabik cabik tubuhmu hahaha" Tawanya dengan keras
"Dalam mimpimu bocah!" Ujar Yue mulai serius, tebasan pedang ringan itu kini mulai menjadi berat dan juga lugas gerakannya juga mulai aktif tidak seperti tadi sehingga membuat Xing Xing kuwalahan
"Apa apaan ini?!" Gumam gadis itu resah
Ujung pedang milih Yue sudah menggores beberapa bagian tubuh milik Xing Xing meski ia menggunakan tangan kiri sekalipun
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: The Great Empress Qin ✔
Fantasy[PROSES REVISI] Kembali ke masa lampau dengan menjadi seorang sampah yang terasingkan? Siapa yang akan mau? Dia mungkin mengalaminya tapi dibalik itu juga dia bahagia, bahagia dengan segala bentuk hal yang mereka lakukan. Pelayannya yang baik, cuku...