[8] Pembunuh

4.1K 364 4
                                    

☡Typo Bertebaran☡

Ps: no edit

******

Makan malam berjalan seperti biasa, namun ini malah membuat Yue menjadi curiga. Tak biasanya kan dia diundang makan malam bersama secara sia putri yang terasingkan

"Xiao Yue, zhen mengundangmu makan malam karena ini permintaan meimei mu, jadi zhen kira kau harus berterimakasih padanya" Ucap kaisar yang bangga akan putri nya itu

Yue hanya mengangguk dan mengikuti apa yang diperintahkan oleh kaisar

"Terimakasih meimei" Ucap Yue datar

"Tidak usah sungkan Jie jie, oiya meimei mengucapkan selamat atas perjodohanmu dengan pangeran dari kerajaan Qin" Ucap Xing Xing sambil tersenyum manis. Yue tau itu bukan senyum tulus namun senyum mengejek

Setelah kemarin dia mendapat berita bahwa dia akan dinikahkan oleh pangeran kerajaan Qin, Ye Lin memberi sedikit informasi tentang pangeran tersebut. Dia adalah seorang putra mahkota yang berhati dingin, kejam dan sadis. Banyak wanita yang dinikahkan dengannya namun keesokan harinya wanita tersebut ditemukan mati dengan kepala yang terputus dari badan, namun itu tak membuat Yue takut karena mungkin dia juga tak kalah sadis dengan pangeran tersebut

"Terimaksih" Ucap Yue singkat dengan tetap tanpa emosi

"Jiejie harus berhati hati, mei mei dengar pangeran itu sangat kejam pada istri istrinya sebelumnya. Kalau terjadi apa apa pada jiejie meimei akan sedih hiks" Ucap Xing Xing yang mulai mengeluarkan air mata buayanya. Yue hanya diam dan tak terlalu mempedulikan

"Ekspresi macam apa yang kau berikan itu! Xiao Yue seharusnya kau senang ada yang mempedulikan mu!" Ucap putra mahkota alias kakak kandung dari Xiao Yue

Lagi lagi Yue diam dan itu malah membuat XingXing histeris

"Niang jiejie tak menyukai ku hiks" Ucap nya mengadu pada selir Chu

"Dasar kau anak tidak tau diuntung! Adik mu sudah baik mau memperhatikan mu namun apa?! Kau malah membuatnya menangis!!" Ucap selir Chu marah

"Sudah cukup!" Ucap kaisar menghentikan perdebatan ini

"Beraninya kalian berdebat didepan zhen! Apa kah kalian melupakan zhen hm?!" Ucap kaisar dengan tatapan menusuk dan kentara sekali bahwa dia merasa terhina karena perdebatan yang terjadi

"Maaf huashang, selir ini tak bermaksud seperti ini. Mohon beri keadilan terhadap putri hamba" Ucap selir chu

"Cukup! Kalian kembalilah kedalam kediaman masing masing!" Perintah kaisar mutlak. Dia berdiri dan keluar dari ruangan disusul anggota kerajaan lain

Yue hanya tenang dan jujur dia menikmati drama yang dibuat oleh adik dan ibu tirinya itu. Dia menyeriangai senang, apakah dia perlu membuat pertunjukan malam ini?

"Ye Lin mari menuju paviliun bulan" Ucap Yue kepada Ye Lin

"Hamba mengerti" Jawab Ye Lin kemudian mengikuti sang tuan dari belakang, kali ini dia tidak ditemani penjaga karena memang sengaja. Dia memiliki niat untuk memancing sang pembunuh tadi siang

Malam begitu sunyi, suara suara serangga malam saling bersahutan. Semenjak meridiannya telah terbuka dia bisa mendengar suara suara sekecil apapun jadi ini sangat memudahkan untuk dia melacak pembunuh itu. Dia menebak pembunuh itu masih mengikutinya sepanjang hari. Tidak ada setengah dupa dia sudah sampai dalam kediaman miliknya, Yue menyuruh Ye Lin untuk masuk terlebih dahulu

"Kau masuklah dulu, aku ada urusan sebentar" Ucap Yue

"Tapi nona, nona akan sakit bila terlalu lama diluar. Udara malam ini sungguh sangat dingin biar pelayan ini ambilkan baju hangat" Ucap Ye Lin khawatir

"Tidak perlu, udara dingin tak akan pernah membunuhku Ye Lin" Ucap Yue

"T-tapi nona-" Ucapan Ye Lin terputus karena isyarat tangan dari Yue yang menyuruhnya diam dan segera menyuruh Ye Lin masuk

Setelah Ye Lin masuk Yue berjalan sendiri ke arah taman bulan miliknya, kenapa taman ini dinamakan taman bulan karena saat malam hari tumbukan disana mulai bercahaya ketika bulan sudah beranjak dari tempatnya. Suasana sunyi lebih disukai Yue dari pada suasana yang sangat ramai

Dia duduk disebuah ayunan yang berada disana

"Keluarlah" Ucap Yue singkat. Masih tak ada respon dari seseorang itu

"Siapa yang menyuruhmu?" Ucap Yue lagi, dia berniat memancing penjahat itu untuk keluar

Lagi lagi hening, tak ada jawaban maupun pergerakan. Yue menghela nafas pelan, ingat meski Yue tak bisa kultivasi namun dia memiliki ilmu bela diri yang tinggi

Tangan lentiknya mulai mencabut sedikit bagian akar runcing dari tali yang digunakan untuk ayunan tersebut

"Ku beri kesempatan sekali lagi, siapa yang menyuruhmu?" Tanya Yue dengan aura yang mulai mendingin

Tiba tiba satu panah melesat dari arah belakang Yue dan hampir saja mengenai jantung kalau saja Yue tidak berhasil menghindar

"Jangan salah kan aku" Ucap Yue dingin. Satu akar runcing melesat dan tepat mengenai bagian lehet orang yang akan membunuhnya tadi

"Argh" Ucap orang tersebut kesakitan

Yue berdiri dan berjalan kearah pohon, dia masih melihat siluet orang itu yang sedang memegangi lehernya

"Sial, apa yang dia tembakkan kepadaku. Kenapa rasanya sangat sakit" batin orang tersebut

Saat sampai disana Yue menari kerah baju orang tersebut dan memandang matanya tajam dan menusuk

"Siapa yang menyuruhmu?!" Ucap nya menekankan sekali lagi

Pria itu kemudian mengambil tanah dan melemparkannya kearah mata Yue, setelah itu dia segera kabur dari sana

"Sial! Aku kehilangannya!" Batin Yue geram, dia curiga salah satu dari saudara tersayangnya itu yang mengirim pembunuh tersebut. Dia harus segera menyelidiki karena ini menyangkut nyawanya, namun besok ia harus fokus pada kultivasinya. Setelah kejadian tersebut Yue kembali kedalam kediamannya

"Hmm apakah aku harus berlatih sekarang? Sepertinya iya karena aku tak memiliki banyak waktu" Batin Yue

Malam itu Yue memutuskan untuk mulai berlatih, dia mengambil posisi bersila dan fokus mengumpulkan energi Qi agar bisa menembus level 1, kalau bisa dia harus menembus level 1 ranah akhir

Disisi lain. . .

"Bagaimana bisa gagal?! Kau ku beri tugas semudah ini malah gagal?! Hei dia tak lebih dari sampah!" Ucap orang tersebut murka pada orang yang berpakaian hitam

"M-maaf nyonya, tapi hamba kira dia tak selemah yang orang orang perkirakan. Sepertinya dia menyembunyikan kemampuannya" Ucap orang berbaju hitam dengan takut takut

"Omong kosong! Dia hanya anak pembawa sial yang akan merebut kasih sayang kaisar untuk anakku suatu saat nanti!" Ucap nya lagi

Wanita itu sangat kesal dengan kegagalan yang dialami oleh bawahnnya, apakah benar sisampah itu menyembunyikan kekuatannya? Sepertinya sekarang dia harus menyiasati ulang rencana pembunuhan yang dia akan lakukan. Dia harus segera membujuk suaminya untuk mengangkatnya sebagai permaisuri agar kuasa permaisuri bisa berada sepenuhnya digenggaman tangannya, dan dia bisa menyingkirkan pangeran Wang Ming Hao agar putranya bisa menjadi pewaris tahta

"Hahaha putra dan putri Liu FangXi harus mati! Jangan salahkan aku kalian semua pantas mati!" Ucapnya sambil tertawa seram

Continued. . .

🍁Lian

Ig: @arvi_24

Book 1: The Great Empress Qin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang