[14] Penghinaan

3.7K 337 8
                                    

☡Typo Bertebaran☡

Ps: no edit

****

Setelah Yue mendapatkan tumbuhan itu dia bersama Ming Hao kembali ke istana untuk menemui guru besar Ji tentunya dengan bonus hewan spirit beast yang menurutnya lucu, meski Yue berhati dingin namun dia akan luluh pada sosok hewan berbulu seperti kucing dan yang lainnya. Suara hentakan kuda menarik pusat perhatian para warga kekaisaran Wang, mereka menatap Ming Hao dengan tatapan memuja, menghormati apalagi kamu perempuan yang sangat tergila gila dengannya ada juga yang sampai pingsan. Yue hanya menggeleng heran akan warga yang sangat memuja akan ketampanan Ming Hao berkebalikan dengan Ming Hao masyarakat menatap Yue seperti hama yang patut disingkirkan

Yue tak terkejut dan tetap bersikap datar dan dingin, dia tau perbuatan Xiao Yue yang dulu. Sungguh sial dia yang terkena dampak perbuatan makhluk bejat itu kalau misalkan jiwa Xiao Yue masih ada sudah dipastikan Yue akan menghancurkannya hingga dia tak bisa bereingkarnasi, dalam perjalanan menuju istana -tentu saja tanpa kawalan- Yue mengeluarkan sedikit auranya, aura dingin yang siapa saja merasakannya akan merasa tertekan

Tak berapa lama mereka sampai dan disambut oleh prajurit, kuda yang mereka tunggangi sudah diambil alih dan jubah yang mereka pakai diserahkan kepada pelayan pribadi masing masing

"Nona nubi membawakan minum, nubi tau nona pasti lelah" Ucap Ye Lin sambil tersenyum

Yue mengangguk dan menerima saja, setelah itu meminumnya

"Terimakasih" Ucap Yue kemudian beranjak dari pintu utama menuju kuil teratai tentunya, sebelum itu Yue memerintahkan Ye Lin untuk menyiapkan makan siang. Ye Lin hanya mengangguk mengikuti perintah sang tua saja

Yue segera bergegas menuju kuil teratai, jujur saja dia ingin segera naik tingkat dengan banyak pertimbangan dan alasan tetntusaja. Yah kalian pasti tau kompetisi dan pernikahan Yue yang tak lama lagi diselenggarakan

"Salam guru besar Ji" Ucap Yue sambil mengpalkan tagannya di depan dada

"Tidak usah terlalu formal seperti itu putri" Ucap guru besar Ji yang beranjak dari tempat duduknya, Yue hanya mengangguk pelan entah dia menyetujui atau tidak

"Jadi putri sudah mendapatkannya?" Tanya Guru besar Ji

"Ya" Balas Yue kemudian mengeluarkan daun pelebur emas dan gingseng 100 tahun, menyerahkannya pada sang guru besarnya itu. Guru besar Ji tak terlihat terkejut sedikitpun karena dia sudah menebak bahwa Yue akan berhasil ditambah dengan ditemani oleh sang putra mahkota

"Baiklah putri, tanaman obat ini akan saya jadikan pil untuk tuan purtri menembus level, apakah tuan putri bersedia melihat saya membuat nya?" Tanya guru besar Ji sembari tersenyum

"Hm baiklah" Ucap Yue menyetujui, kedua insan itu kini berjalan kedalam kuil Yue hanya mengikuti saja toh dia juga orang baru kan disini? Tak tau seluk tempat ini tak lama pintu bertanda bunga teratai dibuka olehnya dan disanalah guru besar Ji membuat pil atau ramuan. Terdapat satu tungku besar yang berada ditengah ruangan

Jujur Yue merasa nyaman dengan aura yang ada disini sangat tenang dan menyejukkan. Rasanya beban beban yang dirasa sudah menumpuk entah kenapa perlahan berkurang, hm mungkin ini lah yang disebut rumah dewa? Yah tebakan sementara

"Baik tuan putri saya akan memulainya" Guru besar Ji berjalan ke arah tungku tersebut, mengeluarkan energi Qi miliknya yang berupa api untuk memulai membuatnya, Alcemist yah seperti tebakan Yue tepat guru besar Ji ini seorang Alcemist juga petarung sungguh orang yang sangat hebat menurut Yue dia juga ingin menjadi seorang alcemist seperti guru besar Ji, dengan ketelitian Yue memerhatikan dengan seksama apa yang sedang dilakukan oleh nya, mulai dari mengendalikan energi Qi api miliknya hingga stabil dan jadilah pil obat yang akan diberikannya pada Yue

"Maaf membuat anda menunggu putri" Ucap guru besar Ji sembari memberikan pil berwarna emas itu kepada Yue, dengan senang hati Yue menerimanya

"Terimakasih" Ucap Yue

"Sama sama putri, jangan sungkan terhadap saya" Balas guru besar Ji sambil tersenyum

****

Disuatu ruangan dengan nuansa merah terdapatlah seorang wanita yah bisa dibilang muda dan ini lah putri kedua dari kekaisraan Wang, parasnya bisa dibilang sangat cantik dengan mata yang terlihat lebih besar dari pada yang lain dan bibir merah alaminya tak lupa juga rona merah yang senantiasa menghiasi kedua pipi nya itu, itu lah Wang Xing Xing namun sayang perilaku buruknya menutupi semuanya

"Dua hari lagi perlombaan akan dimulai dan disanalah kesempatanku untuk mempermalulan Jiejie ku tersayang" Ucap nya sambil menyeringai kejam, yah bisa dibilang level XingXing lumayan tinggi yaitu level 2 ranay menengah dan itu membuatnya sombong mengingat Xiao Yue tak bisa berkultivasi, yah meskipun tak bisa berkultivasi perlombaan ini wajib diikuti oleh seluruh bangsawan yang ada dan kali ini kekaisaran Wang yang menjadi tuan rumah

Lencana licik satu demi satu tersusun di otak kecilnya itu, 1001 satu cara dia pikirkan agar Xiao Yue benar benar malu diperlombaan tersebut. Dirasa perlombaan ini sangat besar dia berpikir untuk menggaet beberapa pria, sudah cukup dia hidup sendiri ini dikarenakan fuhuangnya yang terlalu sayang pada dirinya dan menolak permintaan Xing Xing yang segera ingin menikah dengan berbagai alasan tentu saja

Xing Xing bangkit dari tempat duduknya hendak berjalan jalan karena rasa bosan yang tiba tiba menyerangnya, dia berjalan tak lupa didampingi oleh pelayan pribadinya itu. Saat melewati kediaman Xiao Yue tak sengaja salah satu pelayan dikediaman tersebut menabraknya alhasil air yang dibawa pelayan tersebut tumpah mengenai baju Xing Xing

"DASAR PELAYAN TIDAK TAU DIRI!! APA KAU BUTA HAH?!" Teriak Xing Xing marah akan ketidak sengajaan tersebut

Pelayan tersebut langsung bersujud takut karena aura tuan putri kedua ini begitu mengerikkan

"M-maafkan ha-hamba putri, h-hamba ti-tidak becus" Ucap pelayan itu gagap karena takut mendapat hukuman

"Orang rendahan seperti patut diberikan pelajaran?!" Ucap Xing Xing dengan penekanan tiap kata

"A-ampuni hamba putri" Ucap pelayan itu sambil bersujud dalam dalam

Xing Xing yang marah kemudian menarik kerah baju pelayan tersebut dan bersiap siap memberi tamparan, snag pelayang hanya memejamkan mata takut. Saat tangan itu hendak melayangkan pukulan tiba tiba tangan dingin seseorang menghentikan tangan Xing Xing

"Ada apa ini?" Ucap sosok itu datar dan itu adalah Yue, saat tadi dirinya hendak akan tidur karena lelah namun dia terusik dengan kekacauan yang ada didepan pafilliun miliknya, Xing Xing langsung menarik tagannya dari genggaman Yue

"Oh Jiejie kau harus mengajari pelayanmu ini dengan benar! Lihat apa yang diperbuat baju mahal ku kini basah!!" Ucap Xing Xing sembari memberi tatapan nyalang kepada Yue

"Apakah meimei tidak diajarkan etiket kerajaan dengan benar? Diamana sopan santun mu kepada jiejie mu ini?" Ucap Yue datar datar saja

"Apa maksudmu hah?! Sampah seperti mu tak patut untuk dihormati" Ucap Xing Xing lagi lagi terpancing emosi

"Oh lihat putri kesayangan huasang ternyata kelakuannya begitu tak bermoral, lagi pun itu hanya basah dan bisa dikeringkan kenapa kau membesar besarkan masalah?" Ucap Yue lagi lagi dengan tajam dan pedas

"KAU!! BERANINYA KAU BERKATA SEPERTI ITU?!!" teriak Xing Xing

"Kenapa aku tidak berani? Disini bukan wewenangmu untuk bertindak seenaknya adik. Ini kediamanku dan aku disini tuan rumah nya ingat itu, pergilah atau kejadian ini akan menyebar anak manja" Ucap Yue dingin kemudian masuk kembali ke kediaman miliknya meninggalkan Xing Xing yang amat murka

"Lihat saja kau penghinaan ini akan aku balas dengan seberat beratnya!!" Ucap Xing Xing menahan amarah kemudian pergi dari kediaman Yue

Continued. . .

🍁Lian

Ig: @arvi_241

Book 1: The Great Empress Qin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang