[21] Berlatih

1.9K 201 4
                                    


Malam sudah menampakkan wujudnya setelah perekrutan kelompok tadi sore Yue memutuskan untuk kembali kepaviliun tempat kediamannya, dia ingin berlatih sebenarnya, dikarenakan Yue dan Wanmei menggunakan senjata yang berbeda maka mereka tak bisa berlatih bersama sama alhasil disinilah dia sekarang ditempat berlatih khusus milik kerajaannya, bila dulu Yue selalu berlatih diam diam maka sekarang karena dia sudah ketahuan maka dia memberanikan diri untuk berlatih disini

Fasilitas disini juga terbilang sangat lengkap untuk berlatih dan Yue memanfaatkan ini. Dia mengeluarkan pedang miliknya dari sarung nya
hawa dingin langsung menguar dari pedangnya itu dan kali ini benar benar kuat, Yue rasa pedang ini bisa menyesuaikan energinya dengan energi Qi miliknya. Awal dia membelinya dulu hawa pedang ini tak sekuat sekarang dan beberapa minggu iya tak memakai pedangnya hawa nya sudah bertambah,

"Ah ngomong ngomong apakah pedang ini perlu diberi nama ya? Hm pikirkan nanti saja sekarang harus fokus berlatih" Batinnya dalam hati

Yue mulai untuk berlatih, dia mengayunkan pedangnya dengan lincah dan juga anggun karena mungkin dia sudah terbiasa jadi memungkinkan untuknya bisa lebih fleksibel lagi berbekal dengan buku yang dia pinjam dari perpustakaan untuk mempelajari teknik baru. Energi Qi mengalir didalam pedangnya dengan beberapa kali tebasan dia berhasil menghancurkan beberapa boneka yang memang dikhususkan untuk berlatih pedang diarena latian

"Masih belum cukup" Batinnya, dia akan berusaha meningkatkan teknik pedang miiknya. Sebenarnya dia berusaha untuk tidak menjadi orang yang bergantung dengan energi Qi miliknya, terdengar bodoh dan naif memang namun ini hanya untuk jaga jaga saja jika memang nanti ada keadaan darurat yang memaksanya untuk tidak menggunakan energi Qi yang dimilikinya. Dalam kompetisi seperti ini akan banyak hal yang terjadi yang mungkin tak sesuai prediksi dan dia sebaik baiknya harus menyiapkan apapun untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi apalagi banyak musuh yang sedang mengincarnya setelah dia dikabarkan memiliki kultivasi

Yue mulai menutup energi Qi nya dan beberapa menit ia gunakan untuk menebas secara acak untuk mengetahui seberapa tajam pedang miliknya ini, meski dia tak menggunakan energi Qi miliknya namun seakan pedang ini memiliki jiwa tersendiri bukan hanya sekedar pedang saja. Saat Yue sudah mulai mengayunkan pedangnya lagi untuk lanjut latihan tiba tib saja ada yang masuk kedalam ruang latihan secara otomatis Yue menghentikan sesi latihannya, matanya menatap seseorang yang masuk kedalam dan stelah dia tau segera Yue memberi salam hormat kepadanya

"Salam Huangtaizi" Ucapnya sopan tetap dengan nada tenang seolah olah tak terjadi perselisihan diantara mereka berdua, Ming hao hanya mengangguk tetap dengan ekspresi dingin. Yue rasa dia harus pergi takut takut mengganggu putra mahkota dan dia tak nyaman berlatih dengan seseorang karena dia terbiasa sendiri sejak lama, dia mulai merapikan beberapa barang yang dia bawa tadi namun sebelum itu Ming Hao berucap
"Disini saja kau tak mengganggu Benwang" Ucapnya tetap dengan ekspresi datarnya, Yue kemudian sedikit berpikir dan memutuskan untuk tetap disana dan melanjutkan untuk berlatih

"Hao, xiexie" Ucapnya singkat dan mulai brlatih lagi, hampir satu dupa mereka habiskan untuk berlatih dan tiba tiba saja Yue berpikir untuk ia berduel dengan gegenya namun saat dia melihat gegenya dia urungkan, entah ada rasa ragu yang merayap dihatinya ada sesuatu dihatinya yang menyuruhnya untuk tidak terlalu terikat dengan orang orang disekitarnya, namun jika seperti ini terus dia tak akan cepat berkembang dia harus memanfaatkan apapun disekitarnya agar bisa menjadi lebih kuat lagi sebelum memasuki penjara yang lebih besar lagi, dia menarik nafas bukannya takut namun ini sedikit canggung untuknya. Perlahan dia berjalan kesisi lain tempat latian untuk mengutarakan keinginan kepada gegenya

"Maaf Huangtaizi, jika berkenan apakah saya boleh mengajak duel putra mahkota?" Tanya nya dengan tenang namun didalam hatinya dia berharap harap cemas akan jawaban yang diberikan oleh gegenya, Ming Hao yang mendengar permintaan Xiao Yue memandangnya sejenak kemudian mengangguk singkat, Yue tersenyum tipis kemudian mulailah mereka berjalan ketengah lapangan

Book 1: The Great Empress Qin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang