Disclaimer: Ali, Raib danٍSeli adalah milik TereLiye. Beberapa karakter aku tambahkan sendiri untuk mndukung plot cerita.
Happy reading!!!!
Ali sedang berada di rumah sakit Sagaras untuk pengambilan sampel DNA nya lebih lanjut. Proses perbaikan gen klannya lebih lama dari yang Ia kira, mungkin karena ini adalah kasus yang sangat langka, ditambah Sagaras adalah klan yang tak pernah berinteraksi dengan dunia luar sehingga mereka tak tahu bahwa di luar sana ada banyak petarung yang telah dihilangkan kekuatannya oleh Lumpu.
"Hey mau makan siang bareng?" Ana menghampirinya sewaktu Ia keluar dari rumah sakit. Ali menimbang, berpikir. Sebenarnya itu bukan ide yang buruk. selama tinggal di klan ini Ali hanya makan masakan ibunya, Ia belum tahu bagaimana makanan klan sagaras lainnya.
"Aku juga ingin mengenalkanmu dengan seseorang" Alis Ali terangkat. Selama ini tak ada yang mencoba berinteraksi dengan nya. Menurut Ali Klan Sagaras sama seperti Bumi bagian negara yang sangat maju, penduduknya mengurusi urusan masing-masing, tak peduli dengan keberadaan orang lain yang tak ada sangkut paut dengannya.
Setelah Ali menimbang nimbang dan berpikir tak ada salahnya memiliki teman baru maka Ia menganggukan kepala, membuat senyum Ana semakin melebar. Gadis itu kemudian melakukan sesuatu dengan benda seperti jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Tiga detik kemudian, sebuah kapsul berwarna merah terparkir depan mereka. Mereka masuk dan kapsul tersebut segera meluncur otomatis.
Lagi-lagi Ali berdecak kagum, mungkin mereka lambang menangani kasus penghapusan DNA nya tapi kalau masalah teknologi lainnya, Sagaras masih menjadi klan dengan teknologi termaju. Ali masih mengagumi kapsul tersebut saat kapsul itu berhenti di depan sebuah bangunan yang ramai penduduk.
Ia mengikuti Ana, melewati para penduduk Sagaras yang sedang makan siang. Ali melirik sekilas makanan yang mereka makan dan terkejut mendapati makanan mereka tak ubahnya dengan makanan bumi. Salah satu penduduk terlihat sedang makan spageti sedangkan yang lainnya tengah makan makanan kesukaan Batozar, rendang. Perbedaan yang paling mencolok dengan restauran bumi adalah meja makan mereka di letakkan dalam bilik segiempat transparan yang di letakkan di dasar hingga memenuhi langit-langit ruangan. Tak ada ceritannya, pembicaraan meja satu di dengar atau terganggu oleh meja lain. Benar-benar private, pikir Ali.
Mereka terus berjalan hingga tampak pintu yang berdiri sendiri seperti yang dilihatnya di perpustakan. Ana sejenak memasukkan angka 12G4A7 lalu pintu itu otomatis terbuka menampakkan sebuah meja makan dengan seseorang yang tengah duduk di salah satu kursinya.
"Hey" Ana menyapa, membuat laki-laki itu teralih dari gadget yang dipegangnya.
"Jadi ini Ali?"
"Ali perkenalkan ini Lan, saat aku bercerita pernah bertemu denganmu dia antusias sekali juga ingin bertemu" Jika Ana memilki rambut pirang, maka Lan memiliki rambut cokelat dengan mata hijau emerald, wajahnya tampan, tipikal laki-laki yang selalu dipuja perempuan Bumi.
Ali mencoba tersenyum, bagaimana pun mereka terlihat ramah. "Ayo pesan, makanan di sini sama dengan makan bumi" Lan berucap, sedetik kemudian muncul hologram menampilkan berbagai jenis makanan lengkap dengan fotonya.
"Kau tahu makanan bumi?" Ali sedikit terkejut, bukankah penduduk sagaras tak pernah keluar klan ini
"Dia sangat tertarik dengan klan bumi" Ana yang menjawab, namun nada nya terdengar sendu. Dari sudut matanya, Lan seperti mengirim signal agar tak membahasnya lebih jauh. Ali hanya mengangguk mengerti, mungkin gadis itu punya masalah dengan klan bumi.
"Aku mau makan rendang" Ali berucap, melihat penduduk tadi makan rendang, tiba-tiba dia juga ingin.
"Itu memang makanan terenak di sini" Lan menimpali "Kalau kau Ana?"
![](https://img.wattpad.com/cover/319421126-288-k540424.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
After Sagaras
FantasyIni Kisah tentang Raib dan Ali setelah perpisahan mereka di buku SagaraS. Tentang kesedihan dan kerinduan Raib. Tentang kerinduan dan perjuangan Ali untuk bertemu Raib lagi. Tentang musuh antar klan yang kembali mengusik ketenangan klan Bumi.