Maaf ya, lama banget baru bisa update lahi. Padahal idenya ada kok cuma lagi malas aja. Habis baca komennya. Syukurlah nggak ada yang sadar Dan itu siapa, emang sih hint yang aku tulis tentang identitas Dan di chapter2 sebelumnya cuma satu kata jadi wajar kalau kalian nggak sadar. Penyelamatan putri Raib dimulai, ini bakalan banyak partnya. Semoga betah ya nungguin ceritanya.
Happy reading guys....
Ali memencet bel beberapa kali sambil menyisir rambutnya menggunakan jari. Ini kunjungannya ke rumah Raib setelah sekian lama dan entah kenapa jantungnya berdetak begitu kencang. Pintu rumah itu terbuka, menampakkan sosok Ayah Raib yang tampak sedikit berantakan, wajahnya terlihat sangat lelah, seakan tengah menghadapi suatu masalah besar.
"Ali" Ayah Raib berteriak kaget begitu melihat sahabat putrinya, pria paruh baya itu langsung memeluk Ali "Syukurlah kau kembali, Nak. Kau tak tahu betapa sedihnya Raib saat kau memilih tinggal di klan lain itu" Ayah Raib berucap semangat sambil merangkul bahu Ali yang posturnya lebih tinggi.
"Raib" Raut wajah Ayah Raib segera berubah "Kita bicarakan di dalam. Mari masuk, Nak"
Mereka masuk ke dalam rumah Raib. Ali memperhatikan sekitar, tak ada yang berubah dari rumah itu namun mengapa Ali merasa hawanya begitu suram dan terasa dingin.
Ayah Raib masih terus berjalan melewari ruang tamu, menuju sebuah kamar. Di sana terbaring Ibu Raib dengan selang infus yang terpasang di tangannya.
"Sayang, Ali datang" Ayah Raib mendekat ke ranjang, terlihat berbisik pada Ibu Raib. Seketika sosok itu membuka mata, lalu menatap Ali dengan pandangan sendu. Ali segera mendekat.
"Nak Ali, tolong ... tolong Raib. Sudah hampir dua minggu Raib tak pulang. Tante tak tahu apa yang Ia hadapi di klan sana tapi Tante bisa merasakan Raib dalam bahaya" Ibu Raib telah berlinang air mata, sambil menggenggam erat tangan Ali. Sama seperti Ayah Raib, wajah wanita itu terlihat lebih tua beberapa tahun sejak terakhir Ali melihatnya.
Ali mencoba tersenyum, sambil membalas genggaman tangan ibu Raib "Tante jangan khawatir. Ali berjanji akan menyelamatkan Raib dan membawanya pulang"
Tanpa sadar Ali juga menitikkan air mata. Entah apa yang terjadi pada sahabatnya itu tapi Precious stone telah berkali-kali mengeluarkan sinar merah yang berarti Raib benar benar dalam bahaya. Ali tahu Ia harus tetap tenang tapi sekarang setelah melihat orang tua Raib yang juga merasakan firasat tak enak membuat Ali kembali cemas. Bayangan Raib yang terbujur kaku kembali menghantui.
"Sekitar dua minggu lalu, orang tua Seli datang memberitahu bahwa Seli hilang. Esoknya Raib izin untuk mencari Seli ke klan lain dan sejak saat itu Raib belum ada kabar. Mulai minggu yang lalu Ibu Raib terus bermimpi melihat Raib mengejang kesakitan dan itu terus berulang di malam-malam berikutnya. Karena khawatir Ibu Raib jatuh sakit"
"Om tak tahu harus minta tolong ke siapa, makannya Om datang ke rumahmu, berharap mungkin saja kau sudah pulang" Papar Ayah Raib.
"Apa Raib mengatakan sesuatu seperti klan yang Ia tuju?"
"Tak ada Nak, Raib hanya berkata bahwa Seli dalam bahaya dan Ia harus menyelamatkannya. Sebenarnya kami melarang, bagaimana tidak Ia hanya pergi seorang diri tapi Raib terus memaksa, Ia bilang Seli dalam bahaya karenanya"
Ali berpikir sejenak, kumungkinan Seli diculik untuk memancing Raib. Ratu Calista pasti menginginkan keturunan murni dan buku kehidupan.
"Hm Om dan Tante tenang saja, Ali akan membawa Raib pulang. Ali janji" Ucap Ali sambil mencoba tersenyum. Ia sudah berjanji, apapun yang terjadi Ia harus membawa Raib pulang dalam keadaan sehat, tak kurang satupun.
*****
Batozar sedang dalam pertemuan penting dengan para panglima klan bulan ketika serpihan cermin miliknya terasa hangat, pertanda ada seseorang yang sedang memanggilnya. Ia melihat sejenak namun yang terpantul dalam cermin adalah wajah yang tak ia kenali, maka Ia kembali melanjutkan pertemuan, mendengarkan panglima Tog yang tengah menjelaskan strategi penyerangan selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Sagaras
FantastikIni Kisah tentang Raib dan Ali setelah perpisahan mereka di buku SagaraS. Tentang kesedihan dan kerinduan Raib. Tentang kerinduan dan perjuangan Ali untuk bertemu Raib lagi. Tentang musuh antar klan yang kembali mengusik ketenangan klan Bumi.