The war still continue ... here we go
Pertarungan masih terus berlanjut. Dengan ikut nya Ratu Callista dalam pertempuran, mereka telah merengsek jauh masuk ke pusat kota klan Bulan. Seli memandang sekitarnya dengan hati sesak, Ia tak pernah suka pertumpahan darah, bahkan saat mereka bertiga bertualang mereka tak pernah membunuh lawannya, hanya sampai melumpuhkan. Tapi di sekitarnya terlihat tubuh-tubuh bergelimpangan tak bernyawa, beberapa menghitam karena petir yang Ia keluarkan. Ia tak punya pilihan.
"Kita sedang perang" Begitu kata Dan "Tuntaskan sampai ke akarnya, kalau tidak mereka akan bangun lagi menyerang"
CTARR CTARR
Seli kembali mengeluarkan petirnya, saat seorang pasukan musuh tengah akan menghabisi seorang pasukan klan bulan yang sudah tak berdaya. Di sisi lain, Batozar, Dan dan panglima Tog berusaha menahan Ratu Callista. Namun karena kekuatan Dan, mereka melakukan pertarungan di dimensi lain, dimensi milik Dan. Seli tak tahu bagaimana jalannya pertarungan tersebut sejak mereka menghilang 20 menit yang lalu. Namun yang pasti hasil pertarungan itu, akan mempengaruhi akhir perang ini.
CTARR CTARR
Sekali lagi Seli mengakhiri nyawa seseorang.
*****
Ali terbangun dengan rasa sakit yang sudah sedikit memudar, luka-lukanya juga sudah mulai sembuh. Hari ini Ia harus memastikan banyak hal, kondisi Raib dan kondisi dunia paralel galaksi bimasakti. Ia tahu, Ia tertidur begitu lama, mungkin saja keadaan di luar sana sudah begitu jauh berbeda. Ali khawatir jika Ratu Callista telah berhasil menaklukkan semua klan menggunakan kekuatan keturunan murni.
"Hai" Seseorang menyapa, menyadarkan Ali dari pikirannya. Seorang pemuda, usinya takkan jauh dari Ali-berjalan mendekati ranjang Ali.
"Kakek memintaku untuk membawakanmu makanan" Katanya sambil menyodorkan sepiring-yang dalam bahasa bumi mereka sebut salad. Satu hal yang Ali ketahui, penduduk klan ini tak mengonsumsi daging apapun, mereka hanya mengonsumsi sayuran dan buah yang tak satu pun Ali pernah temui di klan lainnya.
"Aku Alasta. Kakek hari ini punya agenda lain jadi dia menyuruhku untuk mendampingimu"
"Namaku Ali. Terimakasih makanannya. Tapi bisakah kita menemui Raib terlebih dahulu" Alasta tersenyum kecut "Aku tak tahu detailnya, tapi mereka membawa keturunan murni ke puncak 7 pelangi untuk pengobatan dan tak ada yang diperbolehkan ke sana sampai pengobatan itu selesai"
"Puncak 7 pelangi?"
Alasta mengangguk "Puncak 7 pelangi adalah sumber kehidupan klan Orez, tempat para bidadari bersemayam, tempat keturunan murni pertama kali diberkati kekuatan. Hanya beberapa orang yang punya akses ke sana, karena bagi kami itu adalah tempat suci klan ini"
"Apa itu pasti akan menyembuhkan Raib?" Ali bertanya penuh harap. Jika benar ini adalah tempat asal keturunan murni pertama, alam ini kemungkinan bisa mengembalikan kekuatan Raib.
"Sebenarnya ini pertama kalinya seseorang dibawah ke sana untuk pengobatan, biasanya separah apapun penyakit seseorang mereka hanya akan dibiarkan tinggal di klan ini. Bernafas, makan dan minum dari alam ini. Alam ini diberkati, udara, makanan yang tumbuh dan air yang mengalir semua berasal dari puncak 7 pelangi" Alasta tersenyum "Aku yakin apapun penyakit keturunan murni pasti akan sembuh"
Harapan di dada Ali memuncak. Ia akan bertahan, menahan semua kerinduannya, jika harganya untuk kesembuhan Raib.
"Nah kau dan keturunan murni berasal dari galaksi bimasakti bukan?" Ali mengerutkan kening dan mengangguk.
"Ikut aku. Ada yang ingin kutunjukkan"
*****
Panglima Tog terkapar dengan memar biru di seluruh tubuhnya, seakan darahnya tengah dibekukkan. Dua meter darinya, berdiri Dan dan Master B yang juga terlihat terengah-engah, seakan oksigen di sekitarnya berkurang. Sementara di depan mereka, berdiri Ratu Callista dengan wajah tenang dan tak kurang satupun.

KAMU SEDANG MEMBACA
After Sagaras
FantasíaIni Kisah tentang Raib dan Ali setelah perpisahan mereka di buku SagaraS. Tentang kesedihan dan kerinduan Raib. Tentang kerinduan dan perjuangan Ali untuk bertemu Raib lagi. Tentang musuh antar klan yang kembali mengusik ketenangan klan Bumi.