She is Back

130 34 18
                                    

Kembali pada saat Ali meninggalkan klan Zero

"Ali"

Raib menatap Alana yang perlahan menghilang, sama seperti keturunan murni yang mengunjunginya sebelumnya. Kini Raib kembali sendiri, netranya kembali menatap untaian DNA kekuatannya yang semakin terisi.

Raib bisa merasakan energinya yang perlahan mulai kembali, kesedihan yang ditanamkan Ratu Callista perlahan memudar. Raib memasang kuda-kuda, Ia harus mengetes kekuatan apa saja yang telah kembali. Benar kata Alana, Ia harus segera kembali. Entah bagaimana nasib teman-temannya, dan Ia tak ingin terlambat.

Raib meninju udara, sesiur angin diiringi guguran salju tercipta, sontak mengukir senyum di wajah Raib. Pukulan berdentumnya telah kembali. Raib kemudian mencoba membentuk tameng transparan, mulai dari yang hanya melindungi dirinya hingga tameng yang dapat seluas lapangan sepak bola. Hebat, bahkan sebelumnya Raib belum pernah berhasil membuat tameng seluas ini. Raib masih mencoba teknik lain dan benar, seluruh teknik yang Ia kuasai sebelumnya telah kembali dan bahkan lebih kuat.

Raib memutuskan untuk kembali.

****

Raley meletakkan tubuh Ali di tanah, mereka masih berada di Sagaras. Raley hanya mencari lokasi yang cukup jauh dari area perang. Raley mulai melakukan penyembuhan, tak ada sel yang terluka pada tubuh Ali hanya beberapa sarafnya putus  akibat Ratu Callista memaksa transformasi Ceros ke bentuk manusia.

....

"Sudah kuduga" sebuah suara mengintrupsi kegiatan Raley. Ia berbalik untuk menemukan seorang pemuda berpenampilan rapi tengah memandangnya jengah.

"Xun" Ucap Raley, lalu kembali melanjutkan kegiatan penyembuhannya. Ia dapat mendengar pemuda itu mendekat. 

.....

"Sebentar lagi" gumam Raley. Xun menghembuskan nafas kasar, seakan Ia sudah sangat terbiasa dengan sikap seenaknya Raley.

.....

"Ra, perang di sini sudah berakhir. Sudah saatnya kau kembali" Nada Xun melunak, Ia bahkan merendahkan tubuhnya menyamai Raley yang masih berkonsentrasi mengobati tubuh Ali.

Raley tak merespon, seakan ucapan Xun hanya angin lalu. Jelas bahwa gadis itu tengah marah pada Xun.

"Nenek Chao mencarimu, seluruh klan kelabakan mendengar berita kehilanganmu, bahkan Jian beberapa kali mengintip masa depan untuk mencarimu. Nan membuka berbagai dimensi, khawatir kau tersesat di salah satu dimensi saat sedang berlatih. Bolt bahkan-"

"Lalu kau?" Raley memotong kalimat Xun, gadis itu telah selesai dengan kegiatannya. 

"Aku?"

"Ya, apa yang kau lakukan saat aku hilang?" Raley sekarang berdiri, seakan menantang Xun yang juga ikut berdiri.

....

"Apakah akhirnya kau mengingatku? bahwa di luar sana kau punya sahabat bernama Raley" Nada gadis itu semakin meninggi.

....

"Apakah akhirnya kau meninggalkan laboratorium berharga dan semua eksperimen hanya untuk mencariku?" suasana di sekitar mereka perlahan bersalju, diiringi dengan wajah Raley yang basah karena air mata.

"Ra" Xun akhirnya bersuara, demi manatap Raley yang mulai menangis. Xun memeluk Raley, membelai pelan rambut panjang sahabatnya. Membiarkan gadis itu menangis dalam pelukan. 

Ia tahu apa yang dialami Raley, gadis itu merasa sendiri-tanpa teman, hanya bersama orang-orang dewasa yang ditugaskan mengajarinya semua teknik keturunan murni. Namun Ia tak bisa menemani, ada perang di masa depan yang harus Ia hentikan. Jika tidak, nasib universenya akan sama dengan universe ini. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After SagarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang