Ali berkali-kali mengucek mata untuk memastikan bahwa yang tengah tersenyum di depannya benar adalah Ibunya. Di belakangnya juga terlihat Ana, Lan dan Dokter Mul yang berdiri di ambang pintu. Otak jenius Ali bisa menebak apa yang tengah terjadi, mungkin saja Lan yang memberitahu Ana tentang kondisi Raib, lalu Ana melalui ayahnya memberitahu Ibunya dan Dokter Mul. Apapun itu secercah harapan baru terbit di hati Ali, berharap Dokter Mul bisa menyembuhkan Raib.
Ali berdiri memeluk Ibunya. Bagaimana pun sibuknya Ia mencari obat untuk Raib, sedikit banyak Ali juga merindukan Ibunya "Tenang lah Nak, Raib pasti bisa sembuh" Ibunya berbisik, seakan bisa membaca kekalutan di wajah putranya.
Dokter Mul memeriksa Raib, seraya membawa sebuah alat yang memancarkan sinar biru. Ali teringat proses scan tubuh sebelum memasuki rumah sakit Sagaras. Mungkin ini proses yang sama. Pikir Ali. Selanjutnya hasil scan itu ditampilkan langsung dalam bentuk hologram 2 dimensi.
"Hmmm kupikir kita harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut" Ucap Dokter Mul "Tak ada yang salah dengan tubuhnya"
Ali sontak menatap Ibunya, bagaimana mungkin mereka membawa Raib ke Sagaras. Eli tersenyum kepada Ali "Kita ke klan Aaro, kita bisa mengakses peralatan Sagaras dari sana". Maka sisa hari itu, mereka habiskan untuk mempersiapkan perjalanan ke klan Aaro. Ali menatap Raib yang terbaring kaku di depannya, mereka sudah berada dalam kapsul menuju Klan Aaro. Selain Ali dan Raib, di sana juga ada Ely dan Seli yang duduk diseberang Ali.
"Apa ini tak apa? Ibu sudah melanggar peraturan Sagaras" Ali memecah keheningan. Ely tersenyum, tangannya tak henti mengusap kepala Ali.
"Ibu sudah berbicara dengan para panglima, mengingat penyerangan Ratu Calista yang semakin meresahkan. Hanya soal waktu, mereka bisa menemukan pintu masuk Sagaras. Kita membutuhkan kekuatan klan murni untuk menghentikannya"
"Tapi Raib-" Suara Ali tercekat
"Tenanglah, semua akan baik-baik saja" Ucap Ely, lebih meyakinkan terhadap dirinya sendiri.
Para panglima mengijinkannya keluar bukan tanpa alasan. Beberapa hari yang lalu seseorang mendatangi Paman Ben, bercerita tentang penglihatan cicitnya. Dia adalah Roo, seseorang yang juga dituakan di Sagaras hanya saja posisinya sebagai rakyat biasa sehingga tak begitu dikenal. Roo pindah ke Sagaras pertama kali bersama anaknya, keluarganya semuanya tewas dalam perang dunia paralel. Baik Roo maupun anaknya bukanlah pengendali kekuatan tapi keluarganya punya sejarah salah satu kekuatan paling langka, mengintip masa depan.
Adalah Doo, cicit Roo yang baru berusia 6 tahun beberapa hari terus menangis dalam tidurnya, begitu terbangun dia akan menangis histeris sambil mengatakan bahwa semua akan mati. Roo awalnya tak memperdulikan hingga Ia menyaksikan cicitnya memvisualisasikan mimpinya seperti hologram. Ia dapat dengan jelas menyaksikan bangunan Sagaras yang hancur, mayat-mayat bergelimpangan membiru layaknya telah dibekukan, juga Ia melihat beberapa panglima berdiri susah payah di depan seorang wanita bergaun merah.
Tanpa menunggu, Roo langsung menemui Ben. Dengan bantuan Dokter Mul, mereka dapat menvisualisasikan mimpi Doo di setiap tidurnya. Mimpi Doo menggambarkan apa yang terjadi di Sagaras tujuh puluh hari akan datang, mereka mengetahui berdasarkan bentuk awan yang telihat dalam mimpi Doo. Awan di langit Sagaras adalah buatan yang bentuknya akan berulang setiap 80 jam.
Para panglima segera mendiskusikan hal tersebut. Memikirkan segala cara untuk mengubah masa depan dan berakhir pada kesimpulan bahwa mereka harus menyembuhkan keturunan murni. Tak ada cara lain.
***
"Cope, kau bisa mendengarku?" Dan berucap, mengkonfirmasi kabar gadis di seberang sana.
"Cope" Dan berucap lagi, mulai menyesal membiarkan gadisnya menyusup ke sana sendirian.
Sepuluh tahun lalu saat Dan kecil menyelinap ke kapal Ratu Callista, manusia yang pertama kali ditemuinya adalah Cope yang ironisnya adalah cicit dari Ratu Callista. Orang yang telah menghancurkan klannya. Tak ada pilihan lain, Dan ikut tumbuh bersama anak-anak pemilik kekuatan lain yang diculik. Bedanya Ia special, kekuatan nya berkali-kali lipat dibanding yang lain, membuatnya menjadi salah satu pengikut yang paling diandalkan Ratu Callista.
Dan tak melupakan keluarganya, terutama kakaknya yang kemungkinan masih hidup. Ia terus mencari, hingga menemukan bahwa kakaknya menghilang bersama seorang laki-laki yang kelak diketahuinya merupakan penduduk Sagaras. Dan mengetahui bahwa keturunan murni pernah bekunjung ke Sagaras, membuatnya mengajukan diri dalam misi penculikan Raib. Awalnya, Dan mengira Ratu Calista berniat membuka portal ke Sagaras menggunakan buku kehidupan namun ketika melihat Raib dan Buku kehidupan dibebaskan begitu saja Ia tahu Ratu Callista mempunyai rencana yang jauh lebih besar.
Dan dan Cope tumbuh bersama, membuat Dan begitu menyayanginya. Cope memilki kekuatan dapat meniru seseorang dengan sempurna, namun tubuhnya akan menjadi sangat rentang ketika dalam proses penyamaran. Sedikit saja goresan, cukup membuat Cope tertidur berjam-jam. Dan mengingat, Cope yang menangis meminta maaf atas perlakuan keluarganya ke Klan Dan. Gadis itu berjanji akan membantu Dan menemukan keluarganya, bahka jika harus melawan Ratu Calista, neneknya sendiri.
"Cope" Dan kembali memanggil, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Ia takkan memaafkan dirinya jika terjadi sesuatu dengan Cope. Lima jam yang lalu Cope menyamar menjadi Code, Bibi gadis itu kemudian menyusup masuk ke salah satu markas Ratu Callista. Ini aktivitas mereka berdua beberapa minggu terakhir, mengumpulkan informasi tentang rencana Ratu Callista. Mereka melarikan diri dari markas Ratu Callista dan juga mencoba menggagalkan penyerangan Ratu Calista di klan-klan kecil.
"D-Dan" Suara seorang gadis terdengar
"Kau tak apa?"
"Ratu Callista tak di sini tapi aku menemukan seseorang" Dan menghembuskan nafas kasar.
"Siapa?"
"Qalb"
Ingatan Dan kembali ke seorang teman kecil yang juga diculik Ratu Calista, seseorang yang mempunya kekuatan sangat langka. Berbicara dengan alam.
***
Klan Aaro tak ada ubahnya sejak terakhir kali Ali berkunjung ke sana. Mereka segera membawa Raib, meletakkan di depan sebuah cermin besar. Ali menebak inilah jalan masuk Sagaras. Mereka melewati cermin tersebut, dan segera Ali mengenali benda-benda di sekelilingnya. Itu adalah laboratorium Dokter Mul.
Ali terkejut menyaksikan Para panglima juga berada di sana bersama para perawat, seperti memang telah menunggu kedatangannya. Tak ada yang berucap, tim Dokter Mul dengan cekatan membawa Raib memasuki sebuah ruangan transparan, memasang berbagai kabel ke tubuh Raib dari ujung kepala hinggal ujung kaki. Ali dan yang lainnya dapat menyaksikan semua proses itu dari luar ruangan.
"Apa semua sudah siap?" Dokter Mul berucap, yang dijawab anggukan oleh timnya. Tiba-tiba sebuah hologram muncul di sekitar mereka. Ali mengenalinya, ini adalah ribuan DNA RNA yang saling bertaut.
"Aku tak pernah melihat yang serumit ini" Gumam Dokter Mul, yang jelas terdengar dalam ruangan senyap itu.
Dokter Mul masih terus bekerja dalam diam hingga tiba-tiba pria itu kaget hingga terjatuh dari kursinya. Matanya terbelalak menyaksikan layar hologram, tanpa sadar jari telunjuknya juga menunjuk ke sana
"Dokter Mul apa yang terjadi?" Ali segera mendekati. Pria tua itu memandang Ali dengan tatapan pedih.
....
....
"Mereka ..... mereka mencurinya"
TBC
Hai, maaf ya baru update sekarang. Banyak hal yang terjadi. Aku lagi ada di fase yang bener-bener rapuh. Tapi aku tahu, yang punya masalah bukan hanya aku. Semua orang pasti mempunyai masalah kan hehehe.
Terimakasih banyak untuk yang selalu nungguin ff ini dan juga ninggalin jejak. Aku akan berusaha update sampai Raib dan Ali bersatu wkwkw.
See you soon. Hope all the best thing happen to us in this new year

KAMU SEDANG MEMBACA
After Sagaras
FantasyIni Kisah tentang Raib dan Ali setelah perpisahan mereka di buku SagaraS. Tentang kesedihan dan kerinduan Raib. Tentang kerinduan dan perjuangan Ali untuk bertemu Raib lagi. Tentang musuh antar klan yang kembali mengusik ketenangan klan Bumi.