02. Napi Narendra

299 20 50
                                    

HALLO GAISSSS, RATU MERMAID KEMBALI 🧜🐙

SEMOGA SUKA YA SAMA CERITANYA, JANGAN LUPA BUAT PENCET BINTANG SEBELAH KIRI!💋🐍

_______________

NARAPIDANA

_______________







Nana. Sebutan itu sudah sangat akrab di telinga para siswa dan siswi, nana adalah kepanjangan dari Napi dan Nayyra. Kedua orang itu memang sudah bersahabat sejak masih di dalam kandungan.

Persahabatan mereka selalu membuat yang lain terkadang berfikir, tidakkah mereka menjalin hubungan selama bertahun-tahun berteman? Ada istilah, persahabatan antara perempuan dan laki-laki pasti salah satunya menyimpan perasaan di hati.

Namun Nayara menampik itu, ia tidak mungkin menyukai sahabatnya, pun sebaliknya.

Saat ini Nayara memasuki kelasnya yang sudah ramai, ia melihat Yumi sedang menggambar di sebuah kertas, lalu Nayara menyusulnya duduk di samping Yumi. Keduanya saling kenal, bersahabat sejak awal masuk SMA.

"Kebiasaan lo, gambar mulu." kata Nyyara sembari meletakkan tasnya dengan benar.

"Gak ada kerjaan lain sih, ya udah aku menggambar aja." balas Yumi tersenyum ke arah Nayara. Rumor soal Yumi itu cewek dingin salah besar, sebenarnya Yumi adalah sosok yang ramah, namun memang sangat sulit untuk bergaul.

"Ini si Kenzi kemana? Tumbenan belum dateng." Nayara menoleh ke belakang, dimana tempat duduk Kenzi berada.

"Eh iya, dia bilang nggak sekolah. Ini, dia titip surat ke aku." Yumi membuka tas dan menyerahkan amplop yang berisi surat sakit Kenzi.

"Oh gitu, tar sore jengukin dia yuk?" tawar Nayara.

Yumi mengangguk. "Ayo aja."

"Nah, sekarang mending kita ke kantin, gue laper." ajak Nayara dan langung menyeret Yumi untuk segera berdiri.

Saat sudah sampai di kantin, Yumi yang memesankan makanan. Gadis blasteran itu mengantri dengan jenuh karena antrian yang lumayan panjang.

"Ibu, mau siomay dua porsi pedes semua, sama es tehnya dua." ucap Yumi kepada ibu kantin.

"Siap neng cantik, tunggu ya."

Selama Yumi menunggu dengan berdiri, gadis cantik itu mengambil beberapa coklat dan permen.

"WOY YANG MAU JAJAN SILAHKAN, SI DION TRAKTIR NIH!" teriakan itu membuat semua siswa berteriak heboh. Yumi menoleh ke belakang saat matanya menemukan sosok laki-laki yang ia temukan saat di ruang seni.

"Anjir lo! WOY BAZENG! KAGA YE! LO SEMUA BAYAR SENDIRI!" Dion berteriak lantang. Ia menggeplak kepala Napi dengan kesal, temannya yang satu ini sangat menyeleneh kelakuannya.

"Punya duit tuh harus berbagi, biar berkah duit lo." kata Napi.

"Masalahnya gue dapet malak, yakali gue bagi-bagi lagi." cetus Dion.

"Emang si bangsat!" Napi menggetok kepala Dion dengan tertawa. Lalu Laki-laki itu menghampiri Nayara yang sedang duduk sendiri sibuk dengan ponsel.

"Hai besti." sapa Napi riang, duduk di samping Nayara dengan merangkul bahunya.

"Apasih lo? Sana jauh-jauh!" Nayara melepas tangan besar Napi dengan susah payah, karena laki-laki itu memberatkan bobot badannya.

Yumi datang dengan membawa semangkuk siomay dan es teh begitu hati-hati. Ia duduk di depan Nayara tanpa melirik sedikit pun ke arah Napi yang sedari tadi sudah menatapnya.

"Lo temennya si curut ini?" Napi menunjuk Nayara menggunakan jari telunjuknya dengan ekspresi jijik di buat-buat.

"Ko mau sih? Padahal hidupnya cuman beban." cibir Napi. Ia mencolok siomay milik Nayara lalu di makannya.

"Enak aja lo! Hidup gue itu berguna. Emangnya lo, kerjaannya cuman masuk keluar penjara, beban orangtua!" balas Nayara sewot, namun dari nadanya bercanda. Sudah biasa bagi mereka saling melemparkan ejekan seperti itu.

"Soalnya duit orangtua gue banyak, percuma kalau nggak di pake kan?" cetus Napi dengan bangga.

"Halah, sombong lo!"

Napi menatap gadis di depannya dengan senyum semanis mungkin, "Yumi? Nama lo Yumi kan?"

Yumi merespon dengan anggukan.

"Namanya cantik ya, kaya orangnya." ucap Napi berbicara dengan di lembut-lembutkan.

"Halah, modus lo! Jangan mau sama dia Mi, apaan buaya kali ini, tampang jelek aja bangga." tukas Nayara mencibir.

Napi tak meresponnya, ia sepenuhnya menatap Yumi dengan pandangan tengil. "Lo mau tau sesuatu gak?" katanya.

"Apa?" respon Yumi malas. Hanya sebatas untuk menghargai lawan bicaranya.

"Lo cantik."

***

Napi bersiul saat semua siswi menatapnya dengan pandangan memuja. Laki-laki itu memang pandai sekali membuat hati para wanita lemah.

"Duh si neng, makin cantik aja. Mau tak halalin gak?" Napi mengedipkan satu matanya.

Siswi itu menjerit kegirangan, di pastikan tubuhnya langsung lemah seperti jelly.

Napi dengan para teman-temannya berjalan menuju warung belakang sekolah, mereka berniat untuk membolos.

Napi mengehentikkan langkahnya saat melihat objek yang membuatnya tertarik, ia menoleh ke arah teman-temannya.

"Duluan aja, nanti gue nyusul!" serunya, dan berlari kecil menuju objek tadi.

Yumi yang baru saja keluar dari toilet di kejutkan dengan kehadiran Napi, gadis itu menatap penuh kebingungan dan kemalasan saat melihat Napi yang berdiri dengan tersenyum cerah.

"Kamu ngapain?"

"Lagi liatin cewek cantik di depan gue." balas Napi genit.

"Pulang sekolah ada waktu? Gue mau main ke rumah lo."

"Ha? Mau ngapain?" tanya Yumi terkejut.

"Mau kenalan sama calon mertua."




~~~


emang tengil dan banyak gaya si Napi tu😂 wkwkkw

terimakasih untuk vote kalian😻💋🐙
sorry ya kalau kurang memuaskan kalian, kalau ada kritik boleh DM di ig rain yaaa. dan kalian jg boleh cerita" sama rain, kan kita temen! hehehee🧜

Semoga kalian betah buat ikutin cerita ini sampe akhir, see you, thank u😽👋




NARAPIDANA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang