05. Upacara bendera

183 14 50
                                    

________

Jangan jadi readers silent ya gesss🙇


•••

Gadis berambut coklat itu memasuki kelasnya dengan raut wajah dingin. Bukan karena sikapnya, sebenarnya sikapnya sangat hangat dan terbuka pada siapapun, namun memang wajahnya saja yang senantiasa menunjukkan raut dingin.

Yumi menduduki kursinya yang dekat dengan jendela. Seperti biasa, gadis cantik itu akan membuat gambar abstrak apa saja pada buku gambarnya. Buku gambar yang selalu ia bawa kemanapun.

"Yumi!" Suara cempreng itu membuat Yumi yang tengah fokus memberikan warna langsung mendongak, dan tersenyum cerah pada gadis yang berlari menuju bangkunya.

"Udah sembuh?" tanya Yumi menyambut pelukan Kenzi dengan hangat.

"Sebenernya gue udah sembuh dari dua hari kemarin, cuman males sekolah. Jadi baru sekolah sekarang deh." Kenzi cekikikan sendiri, menuju kursi belakang tempatnya.

"Yeee kebiasaan!" cibir Yumi.

"Keluar yuk, sekalian nunggu Nara," kata Kenzi dan menarik lengan Yumi untuk bersiap upacara.

"Lo tau gak sih? Katanya rumor-rumor gitu, bakalan ada anak baru dari London. Cowok pula! Sumpah ya, gue gebet ini mah!" seru Kenzi kegirangan akan ceritanya sendiri.

"Masa sih? Jauh banget dari London kesini." jawab Yumi.

"Ya pastilah dia milih kesini, kan ada ciwi cantik kaya gue. Body gue aja nggak kalah sama gitar spanyol." ucap Kenzi dengan percaya diri yang tinggi.

Yumi tertawa. "Pede banget!"

"WOY NAYYARA, BURUAN! BENTAR LAGI UPACARA NIH." teriak Kenzi dengan ciri khas suara cemprengnya. Terlihat Nayara yang tengah berlari dengan tergesa.

"Tungguin woy!" ucap Nayara, dan memasuki kelasnya untuk menaruh tas, lalu keluar lagi.

"Topi mana topi?" tanya Kenzi memperingati teman-temannya.

"Ada besti ada." ucap Nayara yang masih mengatur nafasnya.

"Eh lupa, topi aku ada di tas, bentar!" Yumi berlari memasuki kelasnya, mencari topi dalam tasnya dengan perasaan tergesa.

"Duh, mana sih, perasaan udah di masukin." gumamnya cemas.

"Yumi! Udah belom? Cepetan!" Kenzi menongolkan kepalanya dari balik pintu.

"Iya, bentar!" Yumi mengeluarkan semua isi dalam tasnya, namun tak ada topi sama sekali di sana. Ia bergerak gelisah dan takut, memasuki kembali peralatan sekolah ke dalam tas dan berlari keluar kelas.

"Topi aku nggak ada, gimana dong?" ujar Yumi panik, bergerak begitu gelisah.

"Loh, kemana? Lo lupa bawa atau gimana sih?" tanya Nayara yang ikutan panik.

"Nggak tau, padahal udah di masukin tadi pagi kayanya."

"Terus gimana dong?" ucap Kenzi bingung.

"Nih, pake topi gue aja." Seseorang tiba-tiba memakaikan topi pada kepalanya, Yumi menoleh dan melihat Napi yang berdiri di sampingnya.

"Kamu gimana?"

"Gampang, gih sana baris." Napi mengkode gadis cantik itu untuk segera baris dengan teman sekelasnya.

"Makasih," ucap Yumi dan langsung di tarik oleh kedua sahabatnya.

"Tumben amat tuh playboy cap kakap begitu." cetus Kenzi yang heran, Napi memang sering terlihat dekat dengan berbagai cewek, tapi sangat jarang memberikan perhatian pada cewek-cewek yang dekat dengannya.

"Kayanya dia suka sama lo deh." ucap Nayara menduga-duga.

"Apa sih? Udah ah." balas Yumi acuh.

Upacara telah selesai, berlangsung hingga setengah jam, Yumi mengusap keringat yang turun dari dahinya, cuaca hari ini sangat panas, sudah indentik seperti biasa. Hari senin di cap sebagai hari terpadat, terpanas, dan sangat membosankan

"INI DIA CONTOH ANAK NAKAL! BAJU DI KELUARKAN, ATRIBUT GAK DI PAKAI!" teriakan menggelegar guru BK terdengar di depan sana.

"JANGAN DI CONTOH ANAK-ANAK SEPERTI INI, SUDAH DI PERINGATI TAPI TETAP SAJA MELANGGAR ATURAN!"

Yumi menjijitkan kakinya untuk sedikit mendongak, melihat ke depan, di sana ada Napi dan beberapa murid siswa lainnya yang sedang di ceramahi habis-habisan.

Gadis cantik itu merasa bersalah, Napi di hukum gara-gara meminjamkannya topi. Setelah itu barisan di bubarkan, para biang onar di hari senin di beri hukuman.

"Ra, temen kamu kasian, gara-gara aku harus kena hukuman." ucap Yumi merasa tak enak hati.

"Halah, dia ini, udah biasa. Biarin aja." sahut Nayara dengan masa bodo.

"Ish, kamu ya." Yumi menggerutu sebal.

"Udah lah, mending kita ke kantin aja ayo!" ajak Nayara dan menarik lengan kedua sahabatnya.


....

Bel istirahat kedua berbunyi, Nayara, Kenzi pergi ke mushalla untuk melaksanakan sholat. Sedangkan Yumi hanya menunggu karena memang tidak sholat.

Yumi menunggu sembari meminum es tea jus yang berada di plastik dengan harga seribu. Ia menunduk sopan pada beberapa orang yang memasuki mushalla.

Setelah menunggu beberapa menit di luar mushalla, Nayara dan Kenzi pun keluar dengan mukena di tangan masing-masing.

"Udah selesai?" tanya Yumi.

"Udah, kita jajan yuk. Tapi naro mukena dulu di kelas." sahut Nayara dan duduk di lantai untuk menggunakan sepatu, begitupun dengan Kenzi.

Mereka pun berjalan beriringan menuju kelas dengan Yumi yang berada di tengah-tengah mereka.

"Woy Napi! Shalat lo!" teriak Nayara saat Napi dan teman-temannya sedang berkumpul berada di kursi koridor.

"Iya nanti, masih ada besok." balas Napi santai sambil tertawa-tawa.

"Emang si bangsat." kata Budi tertawa mendengar ucapan nyeleneh Napi.

"Mati sekarang tau rasa lo!" ketus Nayara sinis.

"Ini nih yang gue cari, idaman banget neng Nay, jadi istri abang mau?" goda Riyan dengan genit, ia salah satu teman dekat Napi.

"Ogah!"

Napi menatap Yumi diam-diam, gadis itu berhasil menarik perhatiannya tanpa cara apapun.

Yumi dan kedua temannya memilih pergi meninggalkan sekolompok laki-laki gesrek itu.

"Temennya gue pinjem bentar." Napi dengan tiba-tiba menarik lengan Yumi.

"Lo kira temen gue barang?! Pinjem-pinjem!" ketus Kenzi.

"Perlu gue bayar?" Satu alis Napi terangkat satu.

Kenzi berbinar mendengar itu, segera ia mengangguk dengan semangat. Membuat Yumi menganga tidak percaya.

"Nah gitu dong! Ada cuan ada barang!" seru Kenzi.

"Ih, apa sih!" Yumi melepas cekalan tangan Napi dan menatap Kenzi dengan sinis.

"Elah, ikut aja sana Mi, lumayan gue dapet jajan gratis hari ini." sahut Kenzi tertawa jahil.

"Gue udah transfer ke rekening Nara, temennya gue pinjem." Napi langsung menarik lengan Yumi tanpa persetujuan pemiliknya.

"EDAN NAPI! PIW PIW, JANGAN DI APA-APAIN ANAK ORANG WOY!"

"TEMEN GUE JAGAIN WOY!" teriakan-teriakan itu mendapat acungan jempol dari Napi sambil tertawa. Ia membawa gadis cantik yang berada di sampingnya ini ke taman belakang.


***

Papay!🐙

NARAPIDANA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang