26. Terpaksa melepas

76 7 0
                                    

Annyeong!

Selamat menunaikan ibadah puasa untuk yg beragama islam. Dan sehat selalu untuk kalian❤️

Mari di baca, di harap tekan tombol bintang di bawah👇 terimakasi 🐙

~~

[]

"NAPI! NAPI! NAPI! AYO PI, HAJAR TERUS! IYA, ITU BENER. HAJAR, LAGI HAJAR TERUS!"

"NAPI, AWAS TUHH- YAA! KEREN! HAJAR LAGI WOY!"

Seruan dan teriakan itu saling bersahutan. Mereka saling meneriaki sang dua pemain masing-masing yang di semangati.

Arena tinju, itulah jawabannya. Kini sedang ramai dengan pertempuran Napi melawan sang laki-laki berotot besar. Tubuh Napi memang kalah besar, tetapi jangan di ragukan lagi permainan adu tinjunya yang sangat gesit.

Napi sudah banyak menerima pukulan di wajah bahkan tendangan di perut. Tetapi ia tak menyerah begitu saja.

Ketika tangan laki-laki bertubuh besar itu ingin meninjunya, Napi dengan gerakan gesit menghindar dan menarik tangan laki-laki itu untuk ia putar. Terdengar juga suara jeritan kesakitan.

"MANTAP! TERUS, AYO TONJOK LAGI, LAGI, LAGI!" Selain Dion, Bagas dan Budi. Marsel juga menjadi yang paling heboh meneriaki nama Napi. Ia sampai menggoyangkan penghalang tinju dengan semangatnya.

Sang wasit mendekati laki-laki berbadan besar itu. Lalu mulai melakukan hitungan. Sampai hitungan ketiga, laki-laki itu masih berbaring dengan lemah. Menandakan pemenangnya adalah Napi.

Sang wasit mengangkat satu tangan Napi tinggi-tinggi, menyerukan pemenang yang sebenarnya.

Semuanya tampak heboh, terutama ketujuh teman-teman Napi. Mereka saling bersorak dan masuk ke dalam ring, lalu mengangkat Napi seperti di arak.

"Habis ini parti co!" Johan mengibaskan kemeja milik Napi di udara hingga berputar-putar. Iya, Napi memang bertelanjang dada saat bertarung.

Lalu, mereka tertawa bersama-sama.

~~

Napi mengusap rambutnya yang basah dengan handuk setelah mengguyurkan seluruh kepala dengan air di kamar mandi. Sambil berjalan, ia tak mengehentikan kegiatannya.

Ketika akan sampai di tempat peristirahatan, ia langsung berhenti dan terkejut ketika melihat kehadiran seseorang yang ia tak kira akan datang.

"Napi ..." Perempuan itu langsung berdiri setelah melihat visual Napi di depannya.

Napi berjalan mendekat. Menatap perempuan itu dengan intens, sudah lumayan lama tak bertemu. Ia ingin merekam wajah cantik itu di benaknya.

"M-maaf ... Aku nanya ke Johan ..." Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Napi sudah lebih dulu membawa Yumi masuk ke ruang istirahat. Ia cukup lega ketika teman-temannya tidak ada semua.

Ia duduk di atas bangku yang tersedia- Tanpa tahu botol aqua milik siapa, ia langsung meminumnya begitu saja. Karena ia tahu itu milik salah satu temannya.

Setelah memastikan botolnya tertutup aman. Napi kembali memandang ke arah Yumi yang masih senantiasa berdiri. Atmosfir rasa canggung begitu terasa di antara mereka berdua.

"Sini duduk. Udah makan malam belom?" tanya Napi, menarik pergelangan tangan Yumi supaya terduduk di sampingnya.

Yumi mengangguk pelan, bibirnya menyunggingkan senyum yang sangat Napi rindukan. "Kamu gimana?"

"Belom, habis ini rencananya mau makan-makan sama yang lain," tutur laki-laki itu membalas lembut.

"Oooh, gitu ya, hem ..." Tatapan keduanya bertemu dengan canggung. Kedua telapak tangan Yumi berada di atas pahanya- Saling bertaut cemas.

"Ada apa?" Napi yang paham situasi langsung memulai obrolan. Ia tak ingin jika Yumi merasa kehadirannya datang kesini sia-sia dan memalukan.

"Emm, a-aku ... Aku ..." Yumi menelan ludahnya susah payah. Menggigit pipi dalam dengan gugup adalah hal yang Yumi lakukan saat ini. Ia tiba-tiba tak lancar berbicara karena gugup.

"Hei, ngomong aja kali, kenapa? Kangen gue?" Napi hanya bermaksud bergurau, ia juga tertawa setelah mengucapkan itu. Tetapi jawaban yang di lontarkan Yumi berhasil membuat tawa serta dirinya membeku.

"Iya, aku kangen kamu."

Keduanya saling berbagi pandangan. Pandangan rindu dan cinta begitu membelenggu dengan kuat. Atmosfir di sekitar masih tampak canggung, tetapi keduanya sama-sama berusaha menghapus atmosfir itu.

"Ternyata kangen gue terbalas ya." Napi terkekeh kecil, menggaruk alis kanannya yang tiba-tiba terasa gatal.

"Makasih." Ketika kalimat ucapan terimakasi di ucapkan dengan lirih dan lembut. Tandanya itu adalah kebenaran yang tulus, tanpa di buat-buat. Seseorang yang mengucapkan terimakasih sangat bersyukur bisa mengucapkan itu dengan langsung.

"Sama-sama cantik. Makasih juga karena udah bohongin gue." Napi membalas dengan cepat. Pandangan keduanya bahkan tidak terlepas sedetik pun. Mereka sama-sama melepasnya lewat pandangan.

"Maaf ..." Yumi tertunduk. Menahan genangan air mata yang meminta keluar secepatnya. Dada Yumi seakan di remas kuat oleh rasa sakit.

"Gue yang harusnya minta maaf, karena maksa masuk ke dalam hidup lo."

Yumi menggeleng tegas, ia kembali menatap sang empu di hadapannya.

"Aku senang dan berterimakasih. Karena kamu aku enggak merasa kesepian." Ia menahan sekuat tenaga air mata supaya tidak terjatuh.

Yumi menunduk, dengan lirih mengucapkan. "Aku bahagia kenal kamu."

Menahan sesak di dada yang baru pertamakali di rasakan oleh keduanya. Mereka sama-sama tersiksa dengan kenyataan yang membelenggu kuat. Keduanya di pertemukan hanya untuk saling memberi pelajaran, apa itu arti cinta dan kasih sayang.

"Jangan nangis, gue enggak bisa hapus air mata lo lagi." Napi mengucapkan dengan intonasi rendah.

"Aku boleh peluk kamu?" Yumi meminta izin dengan jantung berdebar. Dadanya naik turun tidak karuan karena sesak.

Napi merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum lebar. "Gue enggak bisa nolak." Ia tahu ini salah, tapi mungkin untuk saat ini tidak masalah?

Dengan begitu, perempuan cantik bernama Yumi itu langsung memeluk tubuh Napi dengan erat. Menangis disana, meluapkan perasaan sesak yang bersarang. Ia meremas punggung Napi kuat, menyalurkan rasa yang bersarang di hati.

Ya, selamat untuk mereka. Selamat menikmati momen yang tak akan pernah bisa terulang kembali.

Mereka hanya dua orang yang di pertemukan untuk bisa saling mengenal cinta. Hanya sepenggal kisah di masa SMA.

[]

Terimakasih sudah membaca, terimakasi sudah vote ❤️❤️❤️🐙

🧜

NARAPIDANA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang