Ini part mendekati akhir, selamat membaca📍
Jangan lupa tekan bintang 🐙
~∆~
Kilas balik ke beberapa hari :
flashback –Saat itu Zeny berlari masuk karena ponsel yang selalu ia bawa kemana-mana tertinggal. Tetapi saat netranya menemukan sebuah mobil hitam terparkir di luar halaman, ia langsung berfikir lalu membeku di tempat. Dengan terburu-buru langsung menaiki satu persatu tangga.
“Tante!” panggilan itu membuat Zeny menoleh– Menatap pada Kael yang baru saja datang. Zeny langsung menuruni tangga kembali.
“Ada apa Kael?” tanya Zeny dengan tutur kata yang lembut.
“Saya izin ajak Yumi buat keluar,” kata Kael sopan.
Tentunya Zeny langsung membolehkan dan langsung menuntun jalan menuju kamar putri tunggalnya.
“Yumira!” panggilnya sedikit kencang. Ia terkejut ketika panggilannya mendapat teriakan keras Yumi, dengan tergesa-gesa Zeny membuka kenop pintu. Dan betapa terkejutnya ketika sang mantan suami tengah mencoba melakukan tindakan tak senonoh pada putrinya.
Kael yang melihat itu langsung menghampiri Jafalino dan menarik kerah baju pria itu. Dengan gesit tangannya langsung memukul rahang Jafalino tanpa jeda.
BUG
BUG
“Kenapa anda melakukan ini hah?!” Kael mencengkram erat kerah Jafalino, tanpa mau menunggu jawabannya. Ia langsung kembali memukul permukaan hidung pria itu hingga berhasil mengeluarkan darah.
Jafalino yang pada dasarnya di ketahui mabuk saat ini, tak sanggup melawan. Pria itu bergerak untuk membalas, tetapi hanya mendapatkan angin saja.
Kael mendorong tubuh pria itu cukup kencang. Tak tanggung-tanggung ia melakukan itu, bahkan menginjak ulu hati Jafalino hingga pria itu terbatuk-batuk mengeluarkan darah.
Zeny menahan tangan Kael untuk tidak kembali berulah. Ia menangis diam-diam menyaksikan ini. Hati ibu mana yang tidak sakit ketika mengetahui ternyata anaknya memiliki banyak luka? Zeny ikut merasa hancur.
“Kael, saya mohon, bantu Yumi untuk tenang. Saya yang akan membawa pria itu ke penjara,” bisik Zeny di sela isak tangis lirihnya.
Nafas Kael benar-benar memburu. Ia menarik tangan Jafalino hingga keluar kamar, Kael bahkan tidak segan-segan melakukan itu.
“Bajingan!” Kael meludah tepat di baju pria itu dengan keji. Masih belum puas untuk menghajar wajah Jafalino, tetapi yang ia utamakan adalah ketenangan Yumi saat ini.
“Kael ..., bantu dia untuk tenang. Saya mohon.” Tanpa perlu Zeny meminta pun, Kael akan tetap melakukan itu. Ia mengangguk singkat dan berjalan perlahan memasuki kamar.
Bahkan ia tak sanggup menahan air yang sedari tadi memupuk meminta turun. Dengan langkah gontai, Kael menghampiri Yumi yang masih menangis sambil menyembunyikan wajahnya di lutut. Tubuh perempuan itu tertutup oleh selimut.
“Yumira ...” Kael menyebut nama itu dengan lembut dan lirih.
“Hei, ini saya.” Kael duduk di samping perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAPIDANA ✓
Novela Juvenil{SELAMAT MEMBACA} ___ Julukan Napi sangat cocok untuk laki-laki berpakaian urakan itu. Selain sering tawuran, mabuk-mabukan, balapan liar, Napi juga seringkali keluar masuk penjara. Napi juga seringkali bergonta-ganti pasangan, hanya untuk main-mai...