IBU KOST VS ANAK KOST
Ketika sepatu kets kuning lusuh itu menginjak Lorong Bawah Tanah, mata tertutup topi bisbol kuning itu langsung tertuju pada arena pertarungan yang merupai kandang anjing berukuran raksasa. Ada yang menarik perhatiannya.
Sosok baru yang tak pernah Grace lihat sebelumnya di daerah terlarang ini. Sosok itu memakai topi bisbol dan masker kain hitam. Seakan ingin menutupi jati dirinya. Pakaian yang dia kenakan mengingatnya pada salah satu penghuni kostnya, yang katanya paling tampan.
Seorang pria tinggi, kurus, bertato di sekujur tubuhnya, berjalan mendekati Grace. "Dia mau nantang Ratu Lorong Bawah Tanah," bisik pria itu tepat di telinga Grace.
Jack, berperan sebagai pengawas dan perekrut. Termasuk ajudan orang yang dinobatkan menjadi Ratu atau Raja Lorong Bawah Tanah. Sedangkan gelar ratu atau raja, orang selalu menang dalam pertarungan terlarang. Belum ada yang bisa mengalahkannya. Tapi, gelar itu akjan terbut saat sang ratu atau raja dikalahkan.
Grace menanggapi dengan senyuman sinis. Sudah puluhan orang yang menantangnya bertarung, pada akhirnya keluar dari kadang raksasa itu dengan raut kekalahan dan kesal.
"Lima belas juta. Dia begitu yakin mampu mengalahkan lo. Sudah dua kali dia datang dan hanya menaksikan pertarungan lo. Ketika lo pulang, dia pun pulang,"
"Siapa dia?"
Jack menggeleng. "Dia tidak pernah menjawab apa pun tentang dirinya. Dia dingin, sekilas gue dan beberapa orang bilang dia versi cowok sang ratu. Dia begitu berpotensi menjadi raja..."
"Nggak ada yang bisa melengserkan sang ratu dari gelarnya," pungkas Grace. Sorot mata tambah tajam menghunjam pada sosok yang ada dalam arena bertarungan. Bulu kuduk berdiri, sosok misterius itu berhasil menumbangkan lawan dengan teknik pertarungan yang memumpuni dan dalam waktu yang terbilang singkat.
"Lima belas juta, Deal?" tanya Jack.
Grace mengangguk tanda sepakat.
Mahesa tersenyum sinis campur kemenangan. "Sayalah..." tangan Mahesa kembali mencoba menyentuh pipi Grace. "... lawan Nona tadi malam."
Hampir menyentuh pipi Grace, gadis itu segera menepis tangan Mahesa dengan tenaga yang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Tidak sampai di situ, tangan Grace bergerak, mengincar leher Mahesa. Sebelum jari-jari berkutek abu-abu gelap itu mencengkeram lehernya, Mahesa melangkah mundur.
Nafas Grace naik turun. Menatap tajam Mahesa, bagai elang yang sedang mengincar mangsa.
"Nona ingin melakukan pertarungan ulang?" tanya Mahesa tersenyum, merasa tertantang.
Melepaskan kancing lengan kemeja yang mencekik pergelangan tangannya lalu mengulungnya sampai ke siku.
Sebagai jawabnya Grace memasang kuda-kuda bela diri.
**
Langkah sepatu kest merah itu terhenti di ambang pintu pagar putih. Tak menyangka jika dia disambut oleh suara baku hantam dan adegan tak pernah dia bayangkan akan hadir di depan matanya secara langsung.
Satu lagi fakta yang Carolus temukan dari sang ratu kost.
Wow... ternyata Nona Grace punya kemampuan bela diri. Hebat! Decak kagum Carolus, terkesima melihat pertarungan sengit antara Grace dan seorang laki - laki yang belum dia kenal, terhalang oleh topi bisbol.
Makin hari, dia menambah rasa penasaran gue. Apa dulu, Nona Grace adalah atlet bela diri? Tanya hati Carolus.
Matanya tak lepas dari gerakan lincah Grace yang begitu mempesona. Begitu juga lawan gadis itu. Pertarungan jarak dekat yang begitu apik. Tidak kalah dari pertarungan yang bisa Carolus saksikan di layar kaca. Carolus memang tak mendalami ilmu bela diri dari cabang bela diri mana pun, tapi dia tahu, Grace maupun lawannya menguasai beberapa cabang ilmu bela diri yang digabungkan menjadi gerakan yang efektif dan terbilang berbahaya.
Tapi, kenapa mereka bertarung? Raut wawas hadir di wajah Carolus.
Ditambah lagi melihat wajah pujaan hatinya penuh luka memar. Jantung Carolus berdebar-debar. Matanya membesar.
Pria itu... Mata Carolus membesar ketika tendangan Grace berhasil melepaskan topi bisbol sang lawan. Carolus mengenali wajah lawan gadis pujaannya. Wajah yang cukup familiar. Beberapa kali, muncul di beberapa media sebagai seorang penguasaan muda sukses dan jenius. Siapa yang tak kenal Mahesa, putra mahkota keluarga Sanjaya, keluarga yang berhasil masuk dalam daftar lima keluarga terkaya seasia.
Carolus teringat apa yang Sunny ucapkan tadi pagi.
Mahesa, anak-anak di sini menyebut versi cowoknya Grace. Dingin, tampan, dan kaya raya. Dia putra mahkota keluarga Sanjaya. Lo pasti tahulah tentang keluarga Sanjaya? Konon katanya, dia punya sixth sense. Lo percaya ada orang yang memiliki kemampuan seperti itu?"
Grace mulai terpojok dengan serangan Mahesa. Gerakan Mahesa begitu cepat. Lebih banyak menghindar dari pada membalas serangan. Belum lagi, ketika tangannya menghantam tubuh Mahesa, Grace merasakan sedang memukul besi. Belum lagi ilmu bela diri Mahesa lebih bervariasi darinya.
Menurut analisa Grace di sela mereka bertarung, Mahesa menguasai lebih dari tiga ilmu bela diri. Sedang Grace, hanya dua cabang ilmu bela diri, karate dan taekwondo.
Menyerah? Dalam urusan kompetisi dan pertarungan semacam ini, Grace menghapus kata itu dari kepalanya. Dia akan terus berusaha sampai titik darah penghabisan. Walaupun pada akhirnya, tubuhnya akan menjerit kesakitan.
Grace yang sejak kecil sudah menekuni ilmu bela diri, sudah terbiasa luka dan cedera. Bahkan lebih memilih sakit fisik daripada sakit batin.
Apa kamu bisa mengirimku ke tempat Mami, Tuan Muda Sanjaya? Pikir Grace. Harapan Grace yang sudah putus asa menjalani hidup. Kenangan-kenangan masa lalu membuat Grace sudah tak mau maju melangkah ke detik-detik berikutnya.
Pukulan Mahesa mengenai bahu kiri Grace. Grace mundur beberapa langkah. Sebelum gadis itu menguasai tubuhnya, Mahesa memutar tubuhnya, memberikan tendangan berputar ke dada Grace.
Tubuh Grace terhempas dan terdudduk di antar tanaman mawar yang penuh duri, yang mulai mengeluarkan kuncup. Punggungnya menabrak tembok rumahnya.
Punggung dan dada terasa remuk seakan dihantam balok besi. Terasa mual.
Mahesa melangkah mendekati, tersenyum kemenangan, sinis, namun juga kekaguman. Walaupun Grace seorang perempuan, tapi kemampuannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan Grace lawan pertamanya yang sulit untuk Mahesa tumbangkan. Semnyum sinis, ingin menunjukan bahwa Grace sampai kapan pun tidak akan bisa mengalahkannya.
Mahesa membungkuk, senyumnya kini berganti lembut. Sinar mata yang menunjukan perhatian yang mendalam. Sedangkan Grace membalas dengan tatapan kebencian, tidak terima kembali dikalahkan. Gelarnya sebagai 'ratu' Lorong Bawah Tanah kembali tercoreng untuk kedua kali oleh orang yang sama.
Grace membuang muka, menolak bantuan dari Mahesa yang mengulurkan tangannya. Grace memberikan tatapan yang jauh lebih tajam dari sebelumnya.
"Saya bersumpah akan mengalahkan Anda, Tuan Mahesa!" janji Grace, tak puas dengan hasil pertarungan mereka.
Grace bangkit berdiri, kedua tangannya mendorong dada bidang Mahesa yang sekeras baja itu. Tubuh Mahesa terhuyung beberapa langkah ke belakang. Segera Mahesa mengurung tubuh Grace dengan dua tangan kekar, menghentikan gerakan Grace.
Grace kembali mencoba Mahesa menumbangkan. Tapi, segera tangan Mahesa menangkap tangan Grace. Mengangkat kedua tangan Grace, menempel tembok.
Mata mereka yang sama-sama setajam elang itu beradu pandang. Ada yang berbeda dari reaksi tubuh Grace. Degup jantung yang bergerak cepat. Tubuh yang tak mau menuruti perintah pikirannya. Grace tak mengerti dengan perasaannya saat ini.
Tatapan Mahesa yang lembut, menyadarkan Grace bahwa pria itu memiliki pesona yang melumpuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOST NONA GRACE
RomanceNomor peserta : 27 Tema yang diambil : Mental health Nona? Hmm... kira-kira bagaimana wujud si ibu kost? Apa sama seperti ibu-ibu kost lain? Galak? Judes? Akan meneror jika kamu telat bayar? Seorang ibu yang sudah tua? Kesepian dan belum menikah...