HARI 18

49 21 0
                                    



KEMBALI MEMBAYANGAN ADEGAN HAMPIR CIUMAN

"Kamu cantik meski tanpa bedak. Rasakan ini senang di dadaku memilikimu. Peluk aku. Merdu kudengar debar jantungmu. Oh, tenang sayang semua kan baik-baik saja ♪" suara merdu dan serak-serak basah keluar dari mulut Mahesa.

Kedua saling menatap, saling mengagumi. Menikmati paras di depan wajah di hadapan mereka.

Perlahan wajah Mahesa mendekat.

Mata Grace tanpa sengaja menatap bibir Mahesa. Menelan saliva yang mengganjal di tenggorokan.

Perlahan mata Grace terpejam, membiarkan Mahesa mengambil kuasa penuh.

Mata Grace terbuka kembali untuk sekian kali, Grace berusaha masuk ke dalam mimpi. Namun, sia-sia belaka.

Kejadian tadi siang menjelang sore berputar bak kaset rusak dalam kepalanya.

Bagaimana bila bibir gue dan bibir Tuan Muda Sanjaya itu saling menempel? Batin Grace. Jantung berdegup kencang, membayangkan lagi kejadian tadi.

Lalu... Grace mengeleng cepat, mengusir adegan dalam kepalanya. Berandai jika bibir mereka benar-benar bersatu. Lalu saling melumat seperti yang dia tonton dalam film-film 18+.

Wajah Grace memerah, debaran jantung makin cepat dalam hitungan detik.

"Grace, gue sayang banget sama lo," suara lembut di samping Grace. Memecahkan lamunan dan bayangan wajah Mahesa.

Mata Grace bergulir ke sebelah kanannya, di sana ada seseorang yang terlelap. Sesekali mulut mengucapkan sesuatu kalimat yang berulang-ulang dan tak sadar apa yang dia ucapkan.

Grace tersenyum, hatinya menghangat.

"Gue juga sayang sama lo, San!" Grace mengecup kening Sunny dengan lembut.

Hati-hati Grace turun dari tempat tidur, melangkah keluar rumahnya. Jangan sampai Sunny terbangun!

Ditemani segelas soda hitam dalam genggamnya, mata setajam elang itu yang terus menatap ke luar rumah. Mengangkat kedua kakinya ke jok kursi makan, menaruh dagunya di atas lutut.

Grace sudah tidak bisa tidur lagi, terakhir gadis itu lihat jam dinding, waktu menunjukan pukul 02.31.

Jika seperti ini Grace akan terjaga sampai pagi.
Membiarkan sepanjang hari dilanda mata yang berat dan mulut yang terus menguap. Tapi, bagi Grace yang lebih banyak berada di rumah, itu bukan masalah besar.

Kegiatan Grace sebagai ibu kost, cukup sederhana. Memastikan lingkungan kost tetap bersih dan rapi. Merawat bunga-bunga, pohon buah-buahan dan tanaman sayurnya yang dia tanam agar kost terlihat cantik, dan membuka usaha laundry untuk penghuni kost. Itu juga tidak tiap hari. Sisa, Grace GYM di pusat kebugaran atau mengasah kemampuan bela dirinya.

Kepala Grace penuh dengan adegan - adegan tadi sore, sejak kedatangan Marta dengan membawakan rantang makanan yang berisi makanan kesukaannya. Melakukan hal yang konyol dan aneh yang tidak bisa dikontrol. Berlanjut dengan kemunculan Mahesa. Pertarungan mereka yang meremukkan tulang-tulang yang masih terasa sampai sekarang. Dan yang menjadi gongnya, bibir mereka hampir menyatu.

Gimana rasa bibir tuan muda itu? Grace mengajak berdialog dengan batinnya. Dua pipinya terasa memanas. Debaran jantung makin menggila.

Bila saat itu sosok anak baru alias Carolus dihapus. Bibir pucat Grace yang berdarah menyatu dengan bibir Mahesa yang juga berdarah. Hanya bedanya, Grace berada di sudut kiri. Mahesa di sudut kanan.

KOST NONA GRACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang