HARI 32

36 7 0
                                    


TRAGEDI CELANA DALAM MERAH MUDA


Tanpa diminta Mahesa mengangkat kantung plastik berisi pakaian-pakaian kotor Regina. Tangan sebelahnya menggandeng erat tangan Grace.

Tingkah Mahesa kali ini membuat Grace terkesima.

Mereka berjalan pelan dengan hati-hati menuju belakang arena kost. Di sana tempat Grace mengerjakan usaha laundry yang memang warisan Mami. Lumayan untuk menambah uang jajan.

Grace merasa bak seorang tuan putri. Yang tak terduga, perlakuan itu datang dari seorang pangeran. The real pangeran zaman now.

Sejak kejadian first Kiss Grace hampir tercuri, diam-diam si nona kost melihat akun Mahesa, melihat koleksi galeri cowok itu. Kebanyakan Mahesa mengabadikan makan-makanan mewah yang dia cicipi, berpose di kamar-kamar hotel berbintang, mewah, dan berkelas.

Grace juga 'bertamu' ke akun instagram adik perempuan Mahesa, di sana Grace menemukan kemewahan dari rumah masa kecil Mahesa, sangat megah dan terdiri dari furniture-furniture yang harganya yang tak mampu Grace jangkau.

Mana mungkin Grace bisa menandingi kekayaan Mahesa, sekalipun semua harta warisan Peter jatuh kepadanya.

Grace insecure. Melarang dirinya jatuh cinta kepada Mahesa.

"Sakit?" tanya Mahesa yang matanya tertuju pada kaki kanan Grace.

Grace menggeleng. "Sedikit," jawab Grace.

"Kenapa kamu lakukan ini, Tuan Muda Mahesa?"

Grace tahu Mahesa tak mungkin melakukan ini seumur hidupnya. Grace yakin ada belasan bahkan puluhan pelayan di rumah yang bersedia melayani.

"Karena kamu begitu berarti untuk saya, Nona Grace," jawab Mahesa. 

Mereka melewati tempat menjemur pakaian.

Tempat Grace mengantung semua pakaiannya dan anak kost yang memakai jasanya. Ada tempat jemuran lain yang dikhususkan untuk mereka mencuci pakaian sendiri. Tempat ini juga dikunci, hanya Grace dan Sunny yang memiliki kunci. Grace nggak mau ada anak kost yang diam-diam memakai mesin cuci tanpa dia ketahui.

Jawaban itu membuat hati Grace meletup-letup.

Mereka tiba di ruangan kerja Grace. Ada dua mesin cuci baju.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Mahesa, menganti saya manjadi aku. Tiba - tiba, tanpa kesepakan.

"Kita timbang dulu," Grace menunjuk alat timbangan kantung yang mengantung di antara dua mesin suci.

Mahesa mengantung kantong penuh pakaian kotor itu ke besi penyangga timbangan itu. "Lima kilogram,"

"Lima kilogram. Kak Regina minta untuk disetrika. Itu berarti tiga puluh lima ribu," gumam Grace.

"Jangan dulu!" tahan Grace yang melihat Mahesa memasukan isi kantong besar itu ke mesin cuci sebelah kiri.

Mahesa menoleh. "Kenapa?"

"Pisah-pisah dulu pakaian yang warna gelap dan terang. Lalu pisahkan lagi jeans dan kaos katun dari bahan kain sintetis ringan. Nanti yang berbahan pakaian yang lebih halus dalam kamu masukan ke kantong cucian sebelum dimasukan ke mesin cuci. Yang warna gelap, kamu masukan ke yang mesin cuci sebelah kanan, yang terang di sebelah kiri."

Desah kesal Mahesa "Ribet banget. Kenapa harus pisahkan?"

Kenapa nggak semua semua aja disatukan dalam satu mesin. Sambung batin Mahesa mengerutu.

KOST NONA GRACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang