Sebelum baca chapter ini, alangkah baik nya kalian baca peraturan aku dulu hehe..1. Wajib vote, komen di setiap paragraf nya. (Tapi asal sopan) Itu wajib banget pokoknya hehe..
2. Tolong bantu aku Share cerita ini ke media sosial seperti Tiktok, Twitter, Instagram, group chat wa.
3. Kritik dan saran boleh asal sopan.
4. Semakin banyak yang baca, semakin semangat aku update nya.
5. Kira-kira kalo aku update mau update cepat tapi dikit update lama tapi panjang.
6. Selamat membaca sayang sayangku 🧡
BAGIAN TIGA : LAMPU MERAHSiang tiba sekitar pukul 10 lebih 20 menit Jevangar keluar dari kamarnya kemudian langkah kakinya membawanya turun ke lantai utama untuk sarapan.
Aroma wangi masakan menyeruak masuk kedalam indra penciuman tajamnya. Entah mengapa masakan Bunda nya selalu bikin Jevangar betah makan dirumah ketibang makan diluar.
“Selamat siang, Bunda!”
“Anak Bunda udah mau berangkat? makan dulu sebelum berangkat kuliah.”
“Bunda, masak apa?” Jevan sedikit kepo apa yang di masak Bundanya—Vanila. “Masak sayur toge?” Katanya.
“Iya, bunda sengaja masakin pereda mabuk. Kamu ini udah dibilangin jangan mabuk-mabukan tetap ngeyel, untung Papih kamu lagi di luar kota, kalau ada dirumah, nggak tahu lagi deh kayaknya bakal di hajar habis sama Papih kamu.” Perkataan Bunda nya berhasil membuat seorang Jevangar diam seribu bahasa. Pasalnya ia pernah di tampar Papahnya Zayyan karena ketahuan minum. entah dari mana Zayyan mengetahui tempat ia berada, pasti ada aja taktik Papah nya.
Jevan menggaruk kupingnya tak gatal, jujur ia malu terus-terusan begini, ya mau gimana lagi coba. Jevangar memang sudah terbiasa minum dan satu lagi, ngerokok adalah prioritas nya yang takkan terlewatkan.
“Bunda, kasih tahu Papih?” Tanya Jevan nampak santai namun dalam hati ia sudah mereog ketakutan.
“Iya, Bunda kasih tahu ke Papih kamu.” Jawab Vanila.
Mata Jevan terbelalak lebar. “Bun, serius bilang ke Papih?”
Vanila mengangguk mengiyakan. “kata Papih kamu, uang jajan kamu Papih potong sebulan cuman bisa pegang satu juta.”
“Sa-sa-satu juta?” Omong kosong macam itu, jaman sekarang sebulan mana cukup pegang uang segitu, tidak mungkin, mungkin Jevan salah dengar. Kalau uang jajan di potong, bagaimana nasib ia nanti ke clubing. Oh shit! Kepala Jevan mendadak pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVANGAR (Sequel Zayyan Harquel) ✓
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA ] [LENGKAP] "Kamu mungkin nggak pernah perawatan mangkanya tunangan kamu lebih milih temanmu sendiri." Jika mendapatkan perkataan seperti itu apa yang kalian rasakan? Marah, Iya. Pengen banting orang itu juga, iya...