Kalian apa kabar?
Seneng banget aku akhirnya bisa update lagi. Seperti biasa vote dan komen ya dan ramein lapak ini. ❤️
⚠️⚠️⚠️🔞
Part ini mengandung sensitif yang gak kuat bisa sambil tutup mata aja 🙈
Selamat membaca sayang-sayangku 💚
BAGIAN DUA PULUH TUJUH : MASIH MARAH ?Mendekati tiga jam lebih cowok itu masih mendiamkan nya. Di ruangan tengah Jevan sibuk memainkan jemarinya di atas keyboard dengan lihai, mata elangnya itu menatap fokus ke arah layar laptop.
“Kak Jevan, lagi ngerjain apa?” Hening, kira-kira begitulah Susana nya.
Saat Zella mendekati Jevan duduk bareng di sampingnya. Jevan seketika langsung menutup laptopnya disertai helaan napas berat, cowok itu bahkan belum mau melihat raut wajah Zella nampak kebingungan menatap punggung lebar Jevan semakin menjauh.
Zella mengigit bibir bawahnya, ia rasa di diamkan seperti ini sungguh menyakiti hatinya. Secemburu itu kah seorang Jevan, padahal ia hanya bercanda saja, mengapa cowok itu terlalu melebih-lebihkan, ia pusing, kadang ingin sekali ikutan tantrum juga.
“Menyebalkan, kak Jevan sama aja kayak cowok yang lain, ngeselin banget!” Zella menggerutu.
Kini tinggal ia seorang diri disini, tersisa suara acara lawakan di telivisi. Pelupuk mata gadis itu menggenang menahan tangis, sembari memakan keripik pedas, detik kemudian ia menertawai lelucon salah satu aktris komedian tersebut. Namun, sebetulnya ia cukup terluka oleh Jevan. Bisa-bisanya ia sakit hati karena Jevan cuek, biasanya juga Zella sudah terbiasa di perlakukan tak di anggap oleh Gio sewaktu masih berstatus tunangan, malahan Zella di selingkuhi mana Alena mengkhianati nya.
Disisi lain, Zella belum menyadari bahwa Jevan memerhatikan gadis itu di lantai atas sambil memasukan kedua tangan nya di saku celana. Sejujurnya ia kasihan dan merasa bersalah, karena nya ia bersikap kanak-kanakan.
“Apa gue terlalu berlebihan?” Pikir nya. “Lihat dia nangis malah tambah bersalah banget gue, cuman gara-gara masalah sepele aja gue misuh-misuh. Dasar si Jenong, pacar gue nangis berantem sama gue gara-gara lo biang keroknya,” Ucap nya tak ada beban sedikit pun. Meski ia salah, Jevan tidak mau di salahkan bagi Jevan itu semua salah si Jenong.
Bibir Jevan tiba-tiba mengembang melihat Zella terus mengumpat. Cowok itu menopang dagunya di atas pegangan pagar besi, di pikir-pikir lagi Jevan semakin suka tingkah laku kekasihnya, selain cantik, kepribadian nya berbeda dengan yang lain. Pokoknya, takkan ada seorang pun merebut Zella darinya. Berani macam-macam sama hal nya gali kuburan sendiri.
Sudah cukup dramatis nya, hatinya bergerak untuk menyudahi masalah sepele yang di buat nya. Langkah cowok itu bergerak menuruni anak tangga menuju ke lantai utama. Sampai di ruang tengah kembali ia mendekat ke arah sofa, yang dimana gadis tersebut sedang menangis tersedu-sedu sambil makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVANGAR (Sequel Zayyan Harquel) ✓
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA ] [LENGKAP] "Kamu mungkin nggak pernah perawatan mangkanya tunangan kamu lebih milih temanmu sendiri." Jika mendapatkan perkataan seperti itu apa yang kalian rasakan? Marah, Iya. Pengen banting orang itu juga, iya...