Jangan lupa vote dan komen 🦋 ✨
Selamat membaca sayang-sayangku 💚
BAGIAN TIGA PULUH LIMA : TEARSSore hari cuaca kota Bandung semakin mendung, bertanda hujan deras akan tiba. Gio memarkirkan mobilnya sempurna di depan rumah kumuh tua, melewati perjalanan nya saja cukup sulit jadi cowok itu harus berhati-hati.
Gio keluar dari mobil sambil menenteng karung putih, nampak berat nan bau amis menyengat indra penciumannya. Di depan halaman rumah tersebut ada pria paruh baya sekitar 60 tahunan sedang memotong kayu. Gio menyunggingkan senyum topeng nya menghampiri pria paruh baya tersebut bersikap polos.
“Halo, Pak,” Sapa Gio ramah.
Pria paruh baya itu menoleh, lalu beranjak menghampiri Gio dengan cara jalan nya yang kakinya pincang sebelah.
“Iya, Nak, ada apa kemari? Apa ada sesuatu?” Tanyanya terheran-heran.
Gio memberikan karung putih itu dihadapan pria paruh baya tersebut. “Saya ada sedikit sumbangan daging sapi, meskipun ini kelihatan mahal tapi setidaknya saya bisa beramal kepada sesama manusia.”
Tentunya pria itu sangat senang atas pemberian daging sebanyak ini. Mungkin bagi manusia berkecupan daging sapi bukan segalanya, namun bagi orang kurang mampu beli daging saja sangat susah.
“Terima kasih ya, nak, kamu baik sekali. Semoga Allah mengangkat derajat mu ya, nak?” Ucapnya tulus.
“Iya, Pak, dengan senang hati saya ikhlas,” Balasnya, dalam hatinya ia ingin menertawakan, ini akan seru pikirnya.
“Tapi…” Pria itu merasakan bau keanehan dalam karung tersebut.
“Kenapa, Pak?” Gio mengerutkan keningnya pura-pura bingung.
“Kok dagingnya bau amis ya?”
“Semua daging memang seperti itu, Pak. Bapak tidak percaya? Saya bisa tunjukan,” Balas Gio.
“Bapak percaya, Sekali lagi terima kasih ya?”
Gio menunjukan senyum tipis, “Sama-sama, Pak. Kalau begitu saya permisi ya.” Pamitnya pulang.
Hendak masuk lagi ke mobil, Gio melihat sendiri pria paruh baya itu kelihatan berbinar seperti dapat harta karun, Pria itu sontak terkejut histeris.
“ASTAGHFIRULLAH!! TOLONG! INI DAGING MANUSIA!!!”
“MAH!!! PANGGIL POLISI CEPAT!!”
Bibir Gio menyungging seraya gigit jari, lantas tanpa memperdulikan pria itu, Gio langsung tancap gas meninggalkan pekarangan rumah pria itu yang masih menangis histeris. Dalam mobil, ia tertawa puas, manusia tak tahu diri ini memang mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVANGAR (Sequel Zayyan Harquel) ✓
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA ] [LENGKAP] "Kamu mungkin nggak pernah perawatan mangkanya tunangan kamu lebih milih temanmu sendiri." Jika mendapatkan perkataan seperti itu apa yang kalian rasakan? Marah, Iya. Pengen banting orang itu juga, iya...