24 - Hug me, Touch me

14.8K 483 13
                                    

Ramaikan part ini seperti biasa ya.. vote dan komen di setiap paragraf nya.

Selamat membaca sayang-sayangku 💚

BAGIAN DUA PULUH EMPAT : HUG ME, TOUCH ME

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN DUA PULUH EMPAT : HUG ME, TOUCH ME

Mendengar kegaduhan yang terjadi area kampus. Jevan di panggil ke ruang komite meminta penjelasan tentang awal kejadian tersebut. Saat ini, Gio tengah di larikan ke rumah sakit dan berakhir harus melakukan operasi serius di bagian punggung nya. Jevan duduk diam tak bergeming, tatapan cowok itu seolah kosong. Ia masih meredakan rasa emosi nya sekarang.

Selama dua jam lebih, Jevan menjelaskan dengan tenang namun ekspresi wajahnya tetap menunjukan kebencian terhadap Gio sang pelaku yang membuat Zella hampir celaka. Alhasil, Jevan di beri skorsing selama seminggu. Cowok itu hanya mengangguk lalu mengambil surat peringatan, habis itu Jevan pergi dari ruangan tanpa ada penyesalan.

Sementara Zella menunggu di luar, kedua matanya semakin berkaca-kaca. Ini semua salahnya,  Zella selalu membuat Jevan terseret dengan kehidupan nya. Melihat Jevan mengembangkan senyuman nya, hal itu bikin Zella sesak. 

Memberanikan diri ia mendekat, memeluk cowok itu dengan erat. 

“Aku minta maaf udah bikin kak Jevan di skors, harusnya kak Jevan jangan bantuin aku tadi, biarin aku aja yang di siksa Gi—” 

Jevan berdesis. “Jangan salahin lo sendiri, itu bukan salah lo. Karena gue emang nggak suka sama orang yang nyentuh kesayangan gue, gue bisa ngelakuin apapun termasuk lenyapin orang itu juga,” Jevan menegur dengan nada lembut. 

“Tapi aku takut orang tua kak Javan tahu kalo anak paling berprestasi, anak kesayangan nya ngelakuin kayak tadi gimana nanti reaksi orang tua kakak. Pasti mereka bakalan benci aku,” Zella terisak. “Apalagi tadi nguping kalo kak Jevan di skors seminggu, bagaimana nasib band kakak nanti? Aku takut orang lain ngecap kak Jevan sebagai orang bermasalah di kampus.” 

Jevan rasa, ia semakin tergila-gila melihat Zella peduli padanya. Ia merasa bersyukur orang yang selama ini di sukai cukup bertahun-tahun lamanya kini berada di sisinya. Jevan tidak akan pernah lepasin Zella, cuman dia obat penawar cape cowok itu.

“Hei, lihat gue,” Jevan mengangkat dagu Zella lembut agar ia bisa melihat wajah cantik Zella. “Lo jangan khawatir, gue gapapa kok, cuman di skors seminggu nanti juga gue balik lagi ke kampus.” 

“Tapi acara band kakak nanti gimana?” Kata Zella merasa gelisah. 

Jevan mengusap pipi kanan Zella, “Acaranya di tunda, jadi ada waktu buat persiapan. Kalo band gue di bubarin kita gak masalah, karena kita juga masih nge band di mana-mana, emang kampus sini aja orang lain juga ngantri kali.” 

“Heleh… mulai kumat lagi flexing nya, eh jujur ya kak aku takut banget kalo kak Jevan di tuntut sama orang tua Gio. Pasti masalah makin merembet kemana-mana, tahu sendiri kan orang tua Gio sama anaknya sama aja, keserakahan dan keangkuhan mereka bikin orang lain murka.” Zella menghela napas sejenak sebelum melanjutkan kembali kalimatnya. “Bahkan tadi Gio di kantin mau ngancem Papahku ke polisi karena kasus korupsi dan main-main wanita di ranjang. Aku bingung mau kayak gimana ngehadapin semua ini. Gio satu-satunya makhluk paling berbahaya, aku takut banget bakal kejadian ke kamu juga, aku takut Gio bakal ngelakuin yang bisa bikin kamu terluka.” 

JEVANGAR (Sequel Zayyan Harquel) ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang