Jangan lupa vote & komen ya..
Selamat membaca sayang-sayangku 💚🌷
BAGIAN EMPAT PULUH : PERTARUNGAN BERAKHIR
Keadaan Jevan ke kampus sontak menjadi pusat perhatian banyak orang, tak bisa dipungkiri lagi bahwa faktanya seorang Jevan benar-benar tulus kepada Zella. Langkah cowok itu semakin mempercepat menghampiri Zella dengan menunjukan raut wajah cemas.
“Kak, bukannya kak Jevan lagi di rumah sak—” Perkataan Zella terputus karena Jevan langsung cepat menghambur kedalam pelukan Zella.
“Kamu nggak apa-apa kan? Ada yang terluka nggak? Aku khawatir sama kamu, serius firasat aku nggak enak sejak tadi pagi pas kamu dah ngilang gitu aja, ternyata kamu disini,” Ujarnya seraya mengelus belakang kepala gadis itu lembut. Sementara Zella masih diam penuh banyak pertanyaan yang menyelimuti pikiran.
Jevan melonggarkan pelukannya, menatap Zella teduh. “Kamu pasti kaget setelah liat berita Papah kamu, aku cari kamu kerumah tapi kamu nya nggak ada, ternyata kamu ada disini,” Jelasnya. “Kamu nggak apa-apa kan, katanya kamu habis berantem sama cewek jadi-jadian itu?” Tanyanya, ia masih cemas.
“Ak-aku nggak kenapa-napa kak, justru Alena yang kenapa-napa, gara-gara aku kasih bukti ke orang, dia banyak di benci semua orang di kampus.”
Jevan akhirnya bisa bernapas lega mendengarnya, ia mengusap kedua bahu gadis itu. “Syukurlah kamu baik-baik saja, aku sangat senang dengarnya.”
“Iya kak, aku juga sekarang lega banget tapi…” Kepala Zella menunduk disertai helaan napas. “Apakah semua ini berakhir, aku harus kehilangan keluarga kecilku?” Ujarnya sembari mengigit bibir bawahnya pelan.
“Kamu nggak boleh sedih, ada aku yang bakalan jagain kamu, seumur hidup juga boleh.” Tangan kanan Jevan mengusap puncak kepala Zella, “Mau bagaimana pun kamu itu permata paling berharga buat aku, aku nggak bakalan satu orang pun nyakitin kamu.”
Zella terkekeh, “Kak Jevan bisa aja, ngomong-ngomong kak Jevan udah makan?” Tanyanya.
Jevan menggeleng kepalanya, “Belum,” Jawabnya jujur.
“Kak Jevan mau bubur?” Tawarnya.
“Mau dong masa enggak!”
“Ya udah kak, kita ke kantin yuk?”
Hendak pergi, Jevan tiba-tiba merangkul bahu Zella. Sontak perlakuan itu bikin jantung Zella berdebar tak karuan. “Yuk,” Godanya seraya mengedipkan sebelah matanya. Wajah Zella merona merah, semakin gila rasanya berada didekat cowok itu, mana aura Javan semakin aur-auran.
•••
“Kak Jevan nggak suka daun bawang?” Sejak tadi Zella melihat cowok itu terus memainkan sendok seperti tidak nafsu makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVANGAR (Sequel Zayyan Harquel) ✓
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA ] [LENGKAP] "Kamu mungkin nggak pernah perawatan mangkanya tunangan kamu lebih milih temanmu sendiri." Jika mendapatkan perkataan seperti itu apa yang kalian rasakan? Marah, Iya. Pengen banting orang itu juga, iya...