Jangan lupa vote & komen gaes ❤️😎
PERINGATAN KERAS ‼️
DI PART INI TERDAPAT ADEGAN DISTURBING YANG BERBAHAYA. JADI YANG GAK KUAT BACA SKIP KE BAGIAN ROMANTIS NYA AJA DI BAB INI. TERIMA KASIH PENGERTIAN NYA.
SELAMAT MEMBACA SAYANG-SAYANGKU 💚🌷✨
BAGIAN TIGA PULUH EMPAT : KE KHAWATIRAN YANG TERJADISeumur hidup, Jevan baru merasakan sakit luar biasa di dadanya. Tak bisa di pungkiri bahwa penyakit ini memang tidak boleh di anggap remeh. Sepulang dari rumah sakit, Jevan langsung naik kelantai dua masuk kedalam kamarnya, disana ia bisa menenangkan pikirannya yang semrawut.
Duduk di atas kasur dengan kedua kakinya di tekuk, ia mulai menangis sejadi-jadinya. Ia mulai kepikiran tentang Zella dan masalah kehidupannya belum usai, ia berpikir bagaimana jika orang tuanya dan Zella tahu Jevan sakit, pasti mereka bakalan terkejut, ia tak ingin membebani orang lain.
Cowok itu sengaja kepada Jafriel agar Zella tidak boleh tahu ia sakit, masalahnya ia belum siap mengatakannya. Bukan hanya Jafriel saja yang tahu, Hazriel juga tahu ia sakit serius, awalnya Hazriel sama persis di bayangan, namun setelah itu cowok irit alias datar itu mengomelinya panjang lebar, Jevan sedikit shock selebihnya shack shick shuk!
Suasana kamarnya begitu sunyi dan pencahayaan lampu yang minim menambah kesan ketenangan untuk Jevan. Beberapa kali ia menatap lock screen di ponselnya tertera jelas menampilkan Zella dengan wajah cantik imutnya itu. Bibir Jevan melengkung senyuman tipis, seolah ia lupa permasalahan tadi sore di rumah sakit. Memang benar ya, obat paling mujarab yaitu ketika orang tersayang suka menguatkan disaat kita sedang berada dititik paling sulit.
"Cantik banget pacar gue, maaf ya cantik, kayaknya besok enggak bisa ketemu dulu ya, gue mau berobat dulu," Ujar Jevan sembari mengusap layar ponselnya.
"Sekarang dia lagi ngapain ya? Udah tidur kah?" Tebaknya.
"Ah, enggak mungkin juga dia tiba-tiba tidur jam segini, udah larut pasti Zella asyik nonton Oppa Korea nya itu?"
"Dasar si Jenong! Gue pitesin bisa kali ya?"
"Dahlah, mending gue tidur!" Mendadak ia malas berpikir yang tak masuk akal, Jevan langsung menarik selimut menutupi tubuhnya sampai dada. Sebelum menutup matanya, ia menatap langit-langit kamar disertai suara helaan napas lelah. "Selamat tidur sayang kecilku."
•••
Bug!
Sebuah pukulan melayang bebas kearah wajah Gio hingga tersungkur kebawah lantai. Tora-Papahnya menghukum cowok tersebut di ruangan kerja, Pria paruh baya itu melonggarkan dasinya sesak lalu menggulung lengan kemeja nya sampai siku.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVANGAR (Sequel Zayyan Harquel) ✓
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA ] [LENGKAP] "Kamu mungkin nggak pernah perawatan mangkanya tunangan kamu lebih milih temanmu sendiri." Jika mendapatkan perkataan seperti itu apa yang kalian rasakan? Marah, Iya. Pengen banting orang itu juga, iya...