Udah lama banget gak update, aku mau minta maaf kalo jarang up soalnya kesehatanku drop banget dan ini juga masih belum stabil. Ini juga aku berusaha cicil nulis biar cerita yang aku tulis sampai selesai.
Terimakasih juga untuk kalian yang udah menunggu cerita ini. Love youu
BAGIAN DUA PULUH DELAPAN : MUSUH KEMBALI“Pah, biarin Gio ke kampus sendiri karena ada yang harus aku beresin,” Ujar Gio pada Tora, seminggu telah berlalu melewati masa kritis kini cowok tersebut pulih kembali. Walaupun masih terasa nyeri di bagian punggung akibat ulah Jevan membanting gitar listrik. Gio marah sejadi-jadinya, hidup Jevan tidak akan pernah tenang sedikitpun, ia harus membalas perbuatan Jevan.
Tora, sebagai seorang kepala keluarga sudah cukup pusing tingkah anaknya itu. Namun, sikap Gio sama sepertinya.
Kemudian Tora mendekat menepuk bahu anaknya sebagai memberi penyemangat.
“Lakukan, balas mereka semua dan bikin Zella balik lagi ke kamu. Saham perusahaan kita semakin menurun dan Papah juga sudah di turunkan dari jembatan, salah satunya kamu kembalikan kepercayaan Zella dan keluarga nya, mengerti?!” Pesan nya tegas.
Gio mengangguk setuju, “Demi merebut kekayaan mereka, apa sih yang gak bisa dari putra Papah paling pintar ini.”
“Papah percayakan semua ini padamu, kalo kamu gagal dan semakin merusak reputasi Papah, Papah akan buang kamu,” Ucap Tora serius, “Kamu tahu kan, Papah kayak gimana?”
Ada rasa ketakutan, Gio yakin ia bisa melakukan itu. “Aku gak bakalan gagal, aku bakalan hancurin orang yang ngehambat aku.”
•••
Sepulang dari Bali, mereka berdua langsung di jemput oleh supir pribadi keluarga Harquel di bandara. Sepanjang perjalanan, Zella nampak ngantuk karena di pesawat tadi ia tidak tidur melainkan mengerjakan tugas kuliah dari dosen.
Jevan ngelirik kearah Zella yang menyenderkan kepalanya ke kaca mobil, perlahan cowok itu menarik pelan kepala gadis itu agar bisa bersandar di bahunya. Zella tak terusik sama sekali, lebih anteng yang ia kira.
Usapan lembut mendarat kearah rambut gadis itu dengan bibir nya mengembang senang. Jevan merasa gadis ini memang takdir untuknya, sebagai obat penenang kala dia membutuhkan, semakin ia mengenal Zella, semakin ia tidak akan melepaskan nya sampai kapanpun.
“Kak,” Panggil Zella.
“Hm,” Jawab Jevan santai.
“Kita sekarang udah dimana?” Tanya Zella dengan matanya masih setia memejam.
“Masih jauh, lo tidur aja nanti gue bangunin kalo udah sampe,” Sahut Jevan sembari mengecup kening gadis tersebut. “Dah, tidur dulu ya,” Titah nya.
Zella pun mengangguk nurut, ia melanjutkan kembali menyelam ke alam mimpi, biarlah waktu berjalan di saat ia tidur lama-lama juga cepat. Jevan menyuruh nya istirahat, ia tak bisa menolak. Kapan lagi kan, di kasih perhatian lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVANGAR (Sequel Zayyan Harquel) ✓
Ficção Adolescente[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA ] [LENGKAP] "Kamu mungkin nggak pernah perawatan mangkanya tunangan kamu lebih milih temanmu sendiri." Jika mendapatkan perkataan seperti itu apa yang kalian rasakan? Marah, Iya. Pengen banting orang itu juga, iya...