Taraaa aku balik update lagi! Jangan lupa ramein dengan cara vote dan komen 🌷🌷😎
BAGIAN SEMBILAN : TRUST ME
Zella membawa Jevan ke Rooftop setelah cowok itu berhasil membuat heboh seantero kampus. Ia masih sangat terkejut perlakuan Jevan padanya seakan Jevan benar-benar naksir atau sekedar cuman ingin jadi mainan saja.
“Jujur sama aku, Kak Jevan mau jebak aku kan? Aku rasa di surat perjanjian itu nggak ada kalo aku bakal jadi milik kakak,” Ujar Zella nampak stres, gimana tidak begitu kelakuan Jevan memang di luar nurul bahkan orang lain juga bakal ternganga dengan tindakan nya itu.
Bukannya membalas ucapan dari Zella, justru Jevan malah mengeluarkan kotak rokok dari saku jaket kulit warna coklat. Cowok itu mengapitkan satu batang di bibirnya, kemudian membakar ujung rokok tersebut.
“Kak Jevan dengerin aku nggak sih?” Protes Zella frustasi. “Aku nggak mau sampe seantero kampus tahu, tapi kak Jevan malah bongkar emang aku senang dari tadi? Kak dengar aku ngomong nggak sih?!”
Jevan menghembuskan asap rokok ke samping. “Gue denger dari tadi ocehan lo, kenapa? Nggak setuju sama tindakan gue? Gue ngelakuin yang bener kok biar tunangan bejat lo itu berhenti ganggu lo lagi,” Jawabnya. “Tapi… lo sama sekali nggak teliti baca atau lo buta huruf?” Tambahnya memberi pertanyaan menjebak.
“Jangan sembarangan ya, aku bisa kok baca tapi aku bisa lihat jelas dari mata kepalaku sendiri kalo jelas-jelas di kontrak itu nggak ada sama sekali.” Zella tetap kekeuh membantah.
“Emang gue boong? Mau gue tunjukin lagi?” sudut bibir Jevan berkedut, manusia seperti Zella harus di kasih tahu dulu baru bakal percaya. Jevan pun menyodorkan kertas kepada Zella tanpa ragu ia mengambil alih. Mata Zella tiba-tiba membulat, omongan Jevan bukan omong kosong, bukti tertulis di perjanjian nomor 10 ‘Jika Zella percaya dengan Jevan, maka Zella resmi jadi miliknya tanpa ada penolakan sedikitpun jika dilanggar bakal didenda menikahi Jevan seutuhnya.’
“Perjanjian macam apa ini?! Kenapa semuanya harus jadi kak Jevan?!” Tangan Zella mendadak kaku dan ia mendadak sulit bicara. Harusnya ia baca lebih teliti lagi, astaga! Zella rasanya ingin terjun dari atap sekarang saking malunya.
“Gimana bagus kan?” Jevan nyengir tak berdosa sementara Zella butuh belas kasihan. Selamatkan dia dari Jevan, jebakan cowok ini memang berbahaya.
“Bagus embah mu kak! Kakak ngejebak aku tahu!” Seru Zella memukul dada bidang Jevan berulang kali sedangkan sang empu malah kayak ke enakan.
“Enak banget ya mukul dada gue? Gue sih nggak masalah kalo mau coba sekali pukul gue.”
Zella mengusap wajahnya frustasi.
“Tenang Zel, gue nggak bakalan macem-macem kok. Bukannya kata lo pengen balas dendam?”
Zella sekarang teringat satu tujuan mengapa ia dan Jevan membuat surat perjanjian. Tetap saja isi kontrak itu membuat Zella marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVANGAR (Sequel Zayyan Harquel) ✓
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA ] [LENGKAP] "Kamu mungkin nggak pernah perawatan mangkanya tunangan kamu lebih milih temanmu sendiri." Jika mendapatkan perkataan seperti itu apa yang kalian rasakan? Marah, Iya. Pengen banting orang itu juga, iya...