Wajib ramein dengan cara vote dan komen setiap paragraf ya.
Selamat membaca sayang-sayangku 💚
BAGIAN TUJUH : PALSU
"Waaah, itu dia teman kita satu datang. Jevan, sini!" Seru Jafriel seraya melambaikan tangannya ke atas. Javan memutar bola matanya malas, mood siang kali ini buruk banget bagi Jevan.
Cowok tinggi itupun melangkahkan kakinya melewati meja makan mahasiswa-siswi lain fokus menatapnya tak percaya. Sebuah pemandangan langka seorang Jevan makan di kantin. Memang, biasanya juga Jevan, Jafriel dan Hazriel sering makan di cafetaria dekat kampus kadang mereka juga nongkrong di cafe sekitaran Braga.
Jevan duduk dengan gagah tetapi kebiasaan dia mengecek meja seperti sudah hal yang wajib dilakukan. Hazriel menatap Jevan jengah sesekali menepis tangan Jevan.
"Kebiasaan lu Jev, tempat ini bersih!" Ucap Hazriel geleng-geleng kepala lantas melanjutkan makan batagor kuah lagi. Jevan tak aneh lagi dengan tingkah dua teman nya ini. Jafriel si heboh dan Hazriel tukang irit bicara-kayaknya tuhan pas bikin Hazriel paket ngomongnya cuman 3GB.
"Gimana, ada perkembangan kasih tahu Zella kalo tunangannya selingkuh?" Jafriel membuka topik pembicaraan. Respon Jevan hanya menggeleng kepala.
"Dia nggak percaya sama gue, dia masih bebal tunangannya itu nggak pernah main macam-macam. Gue udah nunjukin tuh foto jelas banget tapi dia ngira gue edit, buset dah gue berarti pinter banget tahu gitu gue nggak usah kuliah jurusan hukum. Benar-benar tuh cewek, untung gemes!"
Jafriel tertawa sementara Hazriel hampir tersedak. Tingkah Jevan benar-benar membuat mereka ingin meledek sekaligus kasihan. Karena kesal Jevan memukul meja.
"Kenapa kalian ketawa, emang ada yang lucu?" Spontan keduanya menyilangkan tangannya. "Oke, gue lanjutin lagi omongan penjelasan gue. Zella bilang ke gue, dia nggak percaya sama gue soalnya gue tuh cowok brengsek suka ganti-ganti cewek. Dia bilang gitu sama gue."
Hazriel menyudahi makannya lalu pandangannya beralih kearah Jevan. "Itu tandanya dia udah bucin banget sama si Gio. Emang apa yang lo harapin sama cewek itu? Dia sama sekali nggak peduli mau lo salto, kejungkal sekalipun dia nggak peduli. lo masih suka sama dia atau lo cuman terobsesi sama dia?" Kalimat menohok itu justru membuat Jevan berpikir lama, cowok itu mengusap dagunya.
"Gue suka sama dia, Haz." Jawab Jevan sungguh-sungguh.
"Suka dari apanya dulu?"
"Gue suka Zella dari kepribadian nya yang bikin gue betah lama-lama sama dia. Soal fisik, gue akuin nggak sebagus cewek lain di luar sana tapi entah kenapa Zella ini tuh beda dari cewek lain. Mungkin kalian nggak setuju yang gue katakan barusan, kalo obses bisa aja dibilang gitu namanya suka harus di kejar kan?" Jelas Jevan dengan kepercayaan tingkat tinggi.
"Dan... sejak tahu Zella di selingkuhi tunangannya hati gue sakit banget. Gue pengen dia pergi dari lingkungan Toxic, salah satu sahabatnya main-main di belakang untung ada satu sahabatnya yang masih waras!"
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVANGAR (Sequel Zayyan Harquel) ✓
Novela Juvenil[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA ] [LENGKAP] "Kamu mungkin nggak pernah perawatan mangkanya tunangan kamu lebih milih temanmu sendiri." Jika mendapatkan perkataan seperti itu apa yang kalian rasakan? Marah, Iya. Pengen banting orang itu juga, iya...